9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (1) : Mengulang Pemuliaan Danau 104 Tahun Lalu

Jero Penyarikan Duuran BaturbyJero Penyarikan Duuran Batur
October 31, 2023
inEsai
Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (1) : Mengulang Pemuliaan Danau 104 Tahun Lalu

Foto-foto: Panitia Karya Agung Danu Kerthi i Saka 1945/Warsa 2023

DESA Adat Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten pada Tilem Kapat, 14 Oktober 2023 yang lalu melaksanakan upacara danu kerthi di Gunung dan Danau Batur. Misi upacara tersebut adalah sebagai pemuliaan terhadap gunung, danau, dan mata air. Pada bahasa kultural sehari-hari, danu kerthi lebih dikenal sebagai bakti pakelem. Namun, di dalam teks Rajapurana Pura Ulun Danu Batur yang disucikan masyarakat Batur, ritual ini dituliskan sebagai abhiseka kr[ě]tti ring sagara alit.

Konsep bhakti pakelem, danu kerthi, atau abhiseka kr[ě]tti ring sagara alit pada prinsipnya bermuara pada makna yang sama: pemuliaan Danau Batur sebagai ibu yang telah memberi limpahan kasih. Pakelem merujuk pada pengertian “penenggelaman” berbagai kurban. “Penenggelaman” kurban tersebut tidak lain sebagai salah satu cara komunikasi leluhur Batur di masa silam untuk menghargai sumbangsih alam yang telah memberi manfaat bagi kehidupan manusia dan seluruh makhluk hidup.

Ritual abhiseka kr[ě]tti secara leksikaldapat diartikan sebagai “penobatan kemuliaan”. Abhiseka artinya ‘penobatan’,sedangkan kr[ě]tti (selanjutnya dieja sebagai kreti) berarti ‘pemuliaan’. Kata kreti termasuk dalam khazanah kosakata bahasa Jawa Kuno, yang dalam kehadiran awalnya terlebih dahulu diserap dari bahasa Sanskerta. Sementara itu, sagara alit berarti ‘lautan kecil’ yang merujuk pada danau, khususnya Danau Batur.

Kata kreti ‘pemuliaan’ belakangan lebih akrab dijumpai dalam bentuk kata kerthi. Perubahan kata kreti menjadi kerthi menunjukkan gejala metatesis atau pertukaran letak bunyi pada bahasa Bali sehari-hari. Kasus seperti ini sama dengan pelafalan kata amreta menjadi amerta atau kata kreta menjadi kerta. Tampaknya, lidah orang Bali memang lebih mudah melafalkan amerta, kerta, atau kerti dibandingkan amreta, kreta, atau kreti.

Belakangan penulisan kreti memang seolah-olah “dibakukan” sebagai kerthi. Situasi ini tidak terlepas dari keberadaan program pemerintah daerah, khususnya melalui visi Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali, “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Atas alasan itu pula, melalui saran sejumlah birokrat, judul upacara yang dilaksanakan Desa Adat Batur mengikuti ejaan yang disepakati pemerintah: danu kerthi.

Panitia upacara tahun ini memberi judul upacara tersebut sebagai “Karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung, Bakti Pakelem ring Segara lan Puncak Gunung Batur, Mapaselang lan Mapadanan”. Disebut “karya agung” karena lingkup upacaranya yang besar dan kompleks. Penyematan frasa “karya agung” juga diharapkan dapat memberi ciri khusus terhadap ritual tersebut jika dibandingan dengan ritual pemuliaan danau dan gunung yang tiap bulan telah dilakukan oleh masyarakat adat Batur. Ritual-ritual pemuliaan danau dan gunung bulanan yang dimaksud termanifestasi sebagai pujawali; ngusaba; maupun caru insidentil ketika terjadi hal yang dianggap mengotori danau atau gunung.

Penyematan “karya agung” pada ritual tahun ini juga didasarkan pada pengambilan tingkatan upacara berupa tawur agung labuh gentuh. Tawur labuh gentuh adalah ritual caru besar dengan sarana-sarana binatang kurban tertentu di seluruh penjuru mata angin. Kurban-kurban tersebut antara lain berupa kerbau, sapi, menjangan, kijang, petu, kucit butuan, luwak, asu bangbungkem, dan berbagai jenis ayam dengan warna bulu berbeda-beda.

Sementara itu, ditinjau dari penggunaan wewalungan (kurban binatang) yang khusus ditenggelamkan ke danau, pakelem tahun ini juga lebih kompleks dibandingkan pakelem yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Pakelem tahun ini menggunakan 3 ekor kerbau dan seekor babi hitam seharga 1.000 kepeng. Empat kurban pakelem tersebut di luar kurban pakelem di Pura (Puncak) Kanginan dan Pura (Puncak) Kawanan Gunung Batur, di mana masing-masing dipersembahkan seekor kerbau.

Pakelem di danau didasarkan pada wacana Rajapurana Pura Ulun Danu Batur, khususnya yang termuat dalam lontar Pratekaning Usana Siwa Sasana. Pada teks ini dijelaskan bahwa jika ingin melaksanakan upacara abhiseka kreti ring segara alit, pelaksanaanritualwajib dilaksanakan secara kolaboratif oleh pemimpin negara, para patih Bali, ksatria, arya, dan kalangan brahmana. Adapun sarananya adalah 3 ekor kerbau serta seekor babi seharga 1.000 yang ditenggelamkan di arah barat.

Ketika menemukan penjelasan upacara tersebut di dalam Rajapurana Pura Ulun Danu Batur, kami belum berani mengambil keputusan untuk menerapkannya. Kami menyadari bahwa pakelem di Danau Batur terkait dengan kemaslahatan seluruh Pulau Dewata, sehingga upacara yang digelar tidak boleh dilaksanakan sembarangan. Berlandaskan pemikiran itu, kami terus berupaya melakukan pendalaman terhadap wacana-wacana tentang pelaksanaan pakelem, hingga akhirnya bertemulah dengan sebuah catatan tertanggal 12 Desember 1919 atau dalam penanggalan Bali jatuh pada Sukra Umanis Ukir, Pananggal ke-4 Sasih Kanem, Isaka 1841.

Data yang memuat keterangan tersebut disimpan oleh salah seorang panglingsir Batur, Wayan Sukadia. Wayan Sukadia memang salah satu panglingsir yang perhatian dengan data-data, termasuk sering kali mengumpulkan dan mewacanakan kembali data-data yang dikumpulkan dalam tulisan-tulisan sederhana. Adapun data tersebut konon diterima olehnya dari salah seorang peneliti yang pernah melakukan penelitian subak dan jejaring air di Pura Ulun Danu Batur.

Catatan yang sesungguhnya hanya terdiri atas 2 halaman ini menjadi catatan berharga bagi panitia. Data ini memberikan informasi yang lengkap terkait tata cara pelaksanaan upacara pakelem, termasuk sarana-sarana yang digunakan. Meskipun berusia 104 tahun, catatan tersebut memuat dengan rinci sarana banten yang digunakan dalam ritual, baik yang dipersembahkan di sanggar tawang, di panggungan yadnya, maupun sarana upacara yang ditenggelamkan ke danau.

Secara khusus, pada bagian akhir catatan tersebut menjelaskan sarana wewalungan (binatang) yang akan ditenggelamkan ke danau. Kurban-kurban itu dibentuk dengan pola nyatur (mengambil posisi menurut arah mata angin) di danau. Di arah timur dipersembahkan seekor kebo yosbrana bertanduk emas yang hidungnya belum dicucuk diikuti masing-masing seekor babi, bebek, ayam, kambing, dan uang 10.100 kepeng. Di arah selatan dipersembahkan seekor kebo sabulu bertanduk emas yang hidungnya belum dicucuk diikuti masing-masing seekor babi, kambing, bebek, ayam, dan uang sebanyak 1.700 kepeng.

Kurban yang ditenggelamkan di arah barat adalah seekor babi seharga 1.000 kepeng. Kurban tersebut diikuti masing-masing seekor bebek, kambing, ayam dan uang kepeng sebanyak 1.100. Terakhir, di arah utara dipersembahkan seekor kebo cemeng (kerbau hitam yang beranak kerbau putih, kemudian kembali beranak hitam) dengan tanduk emas dan hidung belum dicucuk, diikuti masing-masing seekor babi, kambing, bebek, dan ayam, serta uang kepeng sebanyak 160.000 kepeng. Menurut catatan ini, uang kepeng di utara bisa dikurangi, tetapi diganti dengan besi yang dibentuk seperti peralatan manusia berupa sabit, badik, pahat, dsb.

Menanggapi catatan yang demikian detail tersebut, akhirnya Pangemong Pura Ulun Danu Batur memastikan langkah untuk melaksanakan upacara dengan mengikuti petunjuk yang ada. Hanya saja, realisasi kegiatan upacaranya tetap disesuaikan dengan kondisi, khususnya terkait wewalungan yang mengiringi kurban kerbau di tiap mata angin serta uang kepeng yang menyertainya. Setelah berkoordinasi dengan sulinggih Ida Pedanda Istri Karang dari Griya Sibetan, Karangasem disepakati wewalungan yang mengiringi empat kurban utamatersebutdiambil sekali ke tengah. Wewalungan pangiring tersebut berupa kambing hitam, bebek hitam, ayam hitam, dan angsa, serta uang kepeng sebanyak 10.000 kepeng yang ditenggelamkan di madya (tengah). [T][bersambung]

Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (2): Bersatunya Air Suci dari Tiga Pulau di Danau Batur
Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (3) : Pasu Yadnya Pengingat Manusia
Tags: BaturDanau Baturdanu kertihPura Batur
Previous Post

Lelaki Dalam Kamar Pacarnya | Cerpen Depri Ajopan

Next Post

Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (2): Bersatunya Air Suci dari Tiga Pulau di Danau Batur

Jero Penyarikan Duuran Batur

Jero Penyarikan Duuran Batur

Memiliki nama lahir I Ketut Eriadi Ariana. Pemuda Batur yang saat ini dosen di Prodi Sastra Jawa Kuna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Senang berkegiatan di alam bebas.

Next Post
Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (2): Bersatunya Air Suci dari Tiga Pulau di Danau Batur

Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (2): Bersatunya Air Suci dari Tiga Pulau di Danau Batur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co