10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sumpah Pemuda, Momentum Memuliakan Perbedaan

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
October 29, 2023
inEsai
Sumpah Pemuda, Momentum Memuliakan Perbedaan

Ilustrasi tatkala.co

BERKUMPULNYA para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, 17 tahun sebelum Indonesia merdeka tidak dapat dilepaskan dari tonggok perjuangan bangsa dengan berdirinya organisasi kebangsaan, Budi Oetomo yang menjadi cikal bakal Kebangkitan Nasional. Perlu waktu 20 tahun menuju Sumpah Pemuda, sejak Budi Oetomo lahir.

Sesuai dengan namanya, Budi Oetomo lebih mengedepankan keutamaan budi dalam perjuangan yang berelasi dengan politik etis Belanda, khususnya bidang edukasi yang didukung oleh kaum muda literat. Kaum muda yang membaca serius jiwa bangsanya dengan menyelam sedalam-dalamnya merasakan ketertindasan dari kaum penjajajah. Mereka Bersatu padu dari berbagai daerah didasari persamaan senasib, sepenanggungan, sependeritaan, dan sefrekuensi dengan api semangat pantang menyerah. Benar-benar, jiwa raganya dipertaruhkan demi sebuah cita-cita : Indonesia Merdeka.

Indonesia merdeka adalah imajinasi kaum muda sejak munculnya kesadaran nasional 1908, yang sebelumnya bersifat kedaerahan dan mudah dipecah-belah kaum penjajah, dengan politik devide et empera. Kesadaran nasional lahir dari keseriusan berliterasi untuk menerangi lorong-lorong kegelapan jiwa dengan aksara bermakna melalui kesadaran akan Pendidikan.

Kesadaran itulah dikuasai Belanda sehingga berhasil menjajah Indonesia selama 3,5 abad dengan membatasi Pendidikan warga di daerah jajahannya. Strategi itu mengonfirmasi bahwa, untuk menghancurkan suatu bangsa dengan dua cara : melakukan peperangan dan menghancurkan pendidikan. Keduanya berhasil dimainkan Belanda di daerah jajahannya. Dalam konteks ini, sungguh visioner rumusan tujuan negara dalam Mukadimah UUD’45 yaitu ikut menjaga perdamaian dunia dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berbicara mengenai imajinasi kemerdekaan kaum muda Indonesia masa kolonial, tidak dapat dilepaskan dari organisasi pergerakan dan alat komunikasi untuk menggerakkan. Sejurus dengan itu, Umbu Landu Paranggi menyebut Sumpah Pemuda sebagai puisi besar kebangsaan yang kelak mengantarkan Indonesia Merdeka.

Jika Budi Oetomo menyediakan keutamaan budi melalui jalan edukasi merintis perjuangan kemerdekaan, maka Sumpah Pemuda menjadi era penggalangan pemuda dari berbagai daerah untuk bersumpah menyatakan ikrar (janji suci) dengan mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Menarik dicermati, bersatunya pemuda dari berbagai daerah yang mewakili organisasi daerah yang disebut Jong Java, Jong Slebes, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Sumatera, dan Jong-jong lain dan notabena mereka berbeda latar belakang, suku, agama. Mereka datang dengan satu tujuan yang sama : Indonesia Merdeka.

Jika sejak reformasi kita dengan semangat menggaungkan otonomi daerah, sesungguhnya kita kembali berimajinasi ke masa lalu, masa sebelum Boedi Oetomo yang bersifat kedaerahan. Bila hal ini tidak terkelola dengan baik, dikhawatirkan terjadi disintegrasi bangsa, sesuatu yang bertolak belakang dengan niat kaum muda daerah berikrar dalam semangat Sumpah Pemuda memerdekakan bangsanya dengan memilih bentuk negara NKRI.

Dalam konteks peringatan 95 Tahun Sumpah Pemuda dengan tema, “95 Tahun Sumpah Pemuda, Bersama Majukan Indonesia”, ada tiga makna penting yang perlu digarisbawahi, berkaitan dengan isi Sumpah Pemuda ketiga.

Pertama, dalam sejarah kelahiran Sastra Indonesia dengan medium Bahasa Indonesia, cikal bakalnya juga berawal dari bahasa daerah, yaitu Bahasa Melayu. Meramaikan Bulan Bahasa dengan sentuhan lokal tak ubahnya kembali ke kawitan, tanpa menonjolkan ego primordial ke daerahan, kesukuan, ras, dan agama.

Inilah momentum menguatkan jati diri dengan melihat asal-muasal secara jernih agar tidak tercerabut dari kearifan lokal budaya setempat. Kita diajak mengartikulasikan budaya lokal dengan mengutamakan Bahasa Indonesia sebagai medium pengungkapan, sembari melestarikan bahasa daerah,sambil menguasai bahasa asing. Hal ini sejalan dengan profil Pelajar Pancasila khususnya dalam berkebhinekaan global. Intinya, kolaborasi antarbahasa untuk saling menguatkan dan saling mengembangkan dalam rangka meningkatkan kemajuan peradaban.

Kedua,kecenderungan Sastra Indonesia bermuatan lokal sejak reformasi 1998 seturut dengan otonomi daerah dimaknai  sebagai strategi merayakan perbedaan dengan konsep yang kaya makna dalam konteks kesetaraan dan demokratisasi. Hal ini selaras dengan pendidikan multikultural, untuk mewujudkan  harmonisasi hubungan lokal, nasional, dan global sejalan dengan Teori Konvergensi Ki Hadjar Dewantara. Di dalamnya juga terimplisit maksud menumbuhkan kesadaran di tengah perbedaan untuk membangun saling pengertian sehingga tumbuh kecintaan, pemahaman, penghayatan terhadap budaya daerah sebagai jembatan emas menuju persatuan dan kesatuan, sebagaimana ditunjukkan kaum muda saat mengucapkan Sumpah  Pemuda.

Ketiga, mengapresiasi kearifan lokal melalui Sastra Indonesia pada prinsifnya memberikan roh terhadap jiwa dan semangat Sumpah Pemuda yang terangkum dalam satu tanah air, bangsa, dan bahasa. Ki Hadjar Dewantara dalam pidato pembukaan Kongres  Pendidikan Antar Indonesia yang berlangsung di Yogyakarta (20 – 24 Juli 1949) menegaskan, satu negara, satu bangsa, dan satu bahasa berasal dari tahun 1928, tersusul dengan pernjataan-kesatuan baru jaitu : satu bendera, satu lagu kebangsaan, dan satu lambang kenegaraan. Dua-dua pernyataan itulah yang secara singkat tepat bulat dapat kita persatukan dengan pernyataan : satu bangsa, satu kebudayaan.

Ketiga makna penting itu menyiratkan tema 95 Tahun Sumpah Pemuda, tanpa mempertentangkan dan memersalahkan perbedaan yang berasal dari berbagai elemen masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka datang dengan satu tujuan : membangun dan mewujudkan cita-cita Indonesia Raya.

Merayakan Sumpah Pemuda adalah merayakan perbedaan untuk membangun kekuatan budaya bangsa sebagai ibadah dalam memerkokoh jati diri. Menyelam di lautan perbedaan untuk menggali mutiara terpendam adalah strategi memuliakan kearifan lokal untuk membawa perahu Indonesia ke kancah pergaulan dunia. Selamat merayakan Hari Sumpah Pemuda, ke-95 : Bersama Majukan Indonesia. {T]

  • BACA artikel lain dari penulisNYOMAN TINGKAT
Komunikasi dan Nasionalisme dalam Bingkai Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda, Inspirasi Kepemimpinan Visioner Bangsa
Memaknai Sumpah Pemuda: Sudahkan Pemuda Berjuang Untuk Permasalahan Lingkungan di Indonesia?
Tags: Bhineka Tunggal Ikasumpah pemuda
Previous Post

Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (2): Bersatunya Air Suci dari Tiga Pulau di Danau Batur

Next Post

“Sujud Bhakti Kepada-Mu”

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Orang Mau Bayar Mahal Untuk Memalsukan Diri

"Sujud Bhakti Kepada-Mu"

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co