11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dari Nepotisme Hingga Dinasti: Catatan dari Asta Dasa Parwa dan Bayang-Bayangnya dalam Realita

Putu Eka Guna YasabyPutu Eka Guna Yasa
October 22, 2023
inEsai
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

Putu Eka Guna Yasa

DRESTARASTA sebagai raja kerajaan Hastina sadar betul bahwa dirinya tidak pernah dinobatkan secara langsung menjadi raja. Ia adalah pengganti adiknya yang bernama Pandu. Raja Pandu memutuskan untuk mengasingkan diri ke tengah hutan karena terkena kutukan dari Resi Kindama yang tanpa sengaja dipanahnya ketika sedang bersenggama dalam wujud kijang. Pandu dikutuk akan langsung mati apabila ia bersenggama dengan istrinya. Karena situasi inilah ia mengasingkan diri dan meninggalkan tahta kerajaan.

Meski dalam kondisi fisik yang buta, Drestarasta tetap berusaha memutar roda pemerintahan sebaik-baiknya, seperti pula adiknya dulu. Ia bersikap adil kepada rakyatnya dengan cara memberikan imbalan dan hukuman yang setimpal atas perilaku mereka. Drestarasta memimpin Kerajaan Hastina dengan landasan sastra.

Situasi kerajaan mulai berubah ketika istri Pandu yang bernama Kunti diketahui melahirkan lima orang putra. Putra Kunti tersebut memang tidak langsung berasal dari hasil hubungan suami-istrinya dengan Pandu, tetapi kekuatan memanggil para dewata untuk memberikannya keturunan. Kekuatan ini adalah anugerah dari Resi Durwasa, pendeta pemarah yang berhasil dilayaninya dengan sangat sempurna. Mantra pemanggil para dewata itu bernama Aditya Hredaya. Dengan kekuatan mantra tersebut, Kunti memanggil Bhatara Dharma, Bayu, Indra, dan Aswina. Dari para dewa ini lahirlah Panca Pandawa yaitu Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula, dan Sahadewa.

Kelahiran Putra Pandu membuat hati Drestarasta gusar. Ia ketakutan jika tampuk kekuasaan Negeri Hastina akan segera baralih ke tangan Panca Pandawa, meski itu memang hak anak-anak Pandu seutuhnya. Kegusaran inilah yang mendorong Drestarasta kemudian menyuruh paksa agar istrinya dengan cepat melahirkan. Bantuan dari Bhagawan Byasa menyebabkan kelahiran para putra Drestarasta berhasil.

Haus kekuasaan yang dirasakan oleh Drestarasta ternyata terwaris kepada anaknya, terutama tampak jelas dalam perangai Duryodhana dan Dursasana. Demi meraih kedudukan sebagai pangeran, sejak kecil dua putra laki-laki Drestarasta itu sesungguhnya sudah melakukan berbagai tindakan kriminal.

Dengan hasutan dari Sangkuni, Duryodhana berani mencampurkan racun di makanan Bhima hingga putra kedua Pandu itu terkulai lemas. Dalam situasi seperti itu, Duryodhana menghanyutkan Bhima ke dalam sungai yang dalam dan deras. Meski terbukti bersalah atas kejadian ini, Drestarasta tidak berani memberikan hukuman kepada anaknya. Ia sangat sayang kepada putranya dan ingin agar Duryodanalah yang menjadi raja Hastina.

Tindakan pembiaran yang dilakukan Drestarasta justru semakin membuat Duryodana merasa kebal hukum. Ketika dewasa, ia dengan Sangkuni merencanakan jebakan untuk membakar Panca Pandawa.

Pembakaran ini dilakukannya dengan melibatkan tuan rumah tempat anak-anak Pandu menginap. Walaupun rencananya berjalan lancar, Panca Pandawa berhasil menyelamatkan diri dari amukan api. Sekali lagi, Drestarasta tidak bergeming. Ia dengan kekuasaannya sama sekali tidak menghentikan tindakan brutal anaknya.

Tindakan bengis Duryodhana semakin memuncak ketika dua kerajaan yaitu Hastina dengan Indraprasta telah dibagi. Dalam suatu undangan persahabatan di Negeri Hastina, putra tertua Drestarasta itu mencurangi Pandawa ketika bermain dadu. Karena terlalu konservatif terhadap aturan, Yudhistira akhirnya mempertaruhkan kerajaan, saudara, dan istrinya sendiri.

Hal itulah yang menyebabkan Dewi Drupadi-istri Pandawa hampir saja dipermalukan dan diperkosa di balai persidangan Kerajaan Hastina. Untuk kesekian kalinya, Drestarasta cuci tangan terhadap keadaan. Meskipun seorang perempuan dipermalukan di hadapan balai siding. Ia bungkam.

Keseluruhan tindakan Duryodhana secara tidak langsung mendapatkan dukungan dari Raja Hastina. Drestarasta tidak bisa membedakan kedudukan dirinya, sebagai orang tua bagi Duryodhana atau menjadi orang tua bagi seluruh rakyat di negerinya. Hasrat menjadikan Duryodhana sebagai raja menjadikan Drestarasta mengalami situasi buta total. Ia tak mampu melihat dengan mata fisik sekaligus mata hati. Oleh sebab itulah berbagai tindakan kriminal yang dilakukan putra-putranya seolah mendapat restu darinya.

Tujuan utama nepotisme yang dilakukan Drestarasta terhadap Duryodhana adalah pembentukan dinasti yang ingin dibangun dari trahnya sendiri. Jika kekuasaan berada di bidak keluarga maka segala nikmat berupa materi dan kekuatan mengatur orang lain ada di genggamannya. Meski banyak pustaka Nitiraja sasana telah mengingatkan bahaya melimpahkan kasih (norana sih manglewihana sih ikang atanaya) yang berlebih kepada anak, Drestarasta tetap melakukannya.

Maka pada bagian akhir kisah Bharata Yuddha kita menyaksikan kehancuran kerajaan Hastina, termasuk pula kematian seluruh anak kesayangannya. Nepotisme sebagai laku yang lebih memilih hubungan kekerabatan daripada kemampuan seseorang dalam titik terekstrimnya pasti mengantarkan pada kehancuran.

Hal ini juga akan terjadi dalam tatanan suatu negara apabila sistem nepotisme menyusup seperti hantu di dalamnya. Dalam ruang kebudayaan Bali, nepotisme diungkapkan dengan nada yang satir, buka bantene masorohan ‘seperti banten yang disesuaikan dengan jenis/golongannya’. Di mana benih nepotisme ditiup, di sana badai kehancuran siap dituai. [T]

  • Klik untuk BACA artikel lain dari penulis PUTU EKA GUNA YASA
Ulah Telu dalam Niti Raja Sasana: Cara Menakar Rekam Jejak Pemimpin dari Literasi Politik Bali
Bayang-Bayang Belanda di Bali Abad XIX: Catatan dari Kidung Bhuwana Winasa dan Yadnyeng Ukir Karya Ida Padanda Ngurah
Grehasta Sastra: Sastra sebagai Pegangan dalam Membina Rumah Tangga
Tags: dinastiKKNMahabharatanepotisme
Previous Post

Rare Angon, Memutar Aksara

Next Post

“Nge-GLITCH?”: Pertempuran antara Tubuh Digital dan Tubuh Manusia

Putu Eka Guna Yasa

Putu Eka Guna Yasa

Pembaca lontar, dosen FIB Unud, aktivitis BASAbali Wiki

Next Post
“Nge-GLITCH?”: Pertempuran antara Tubuh Digital dan Tubuh Manusia

“Nge-GLITCH?”: Pertempuran antara Tubuh Digital dan Tubuh Manusia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co