8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pertarungan Bangsawan Oesoel Vs Bangsawan Pikiran

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
September 1, 2023
inEsai
Pertarungan Bangsawan Oesoel Vs Bangsawan Pikiran 

Ilustrasi diolah oleh tatkala.co

“Gajah, kalau umurku panjang, aku akan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya. (Panggilan kesayangan mama adalah Gajah, karena badannya memang gemuk).
“Ah, kalau umurmu panjang, kamu bakal masuk penjara,” gurau mama.
“Tapi kalau umurku ditakdirkan pendek, anak-anak sekolah akan berziarah ke kuburku menabur bunga,” demikian katanya.

—Evawani Alissa Ch. Anwar (1999: x)

KUTIPAN di atas adalah dialog Chairil Anwar dengan ibunya, Saleha. Dialog seorang pemuda vitalis penyair dengan orang tua.

Dialog refleksi Chairil yang meramalkan diri dengan dua kemungkinan berumur panjang atau berumur pendek dengan segala konsekuensinya.

Kedua kemungkinan itu berorientasi sama, yaitu memuliakan pendidikan melalui relasi kuasa guru-murid.

Dialog  Chairil itu benar-benar nyata adanya, kini. Usia Chairil yang pendek (27 tahun) dikenang oleh dunia pendidikan dengan melakukan tabur bunga dan mengapresiasi karya-karyanya, dari dulu hingga kini, entah sampai kapan.

Sementara itu, Mendikbud pertama RI Ki Hadjar Dewantara yang berusia relatif  panjang (69 tahun) menyediakan kesempatan baginya untuk menjadikan puisi-puisi Chairil sebagai bahan ajar dan itu berlangsung sejak Indonesia merdeka sampai kini—walaupun rezim datang silih berganti.

Nilai puisi Chairil dapat disejajarkan dengan Proklamasi yang dibacakan Bung Karno, sehingga terus berulang muncul dalam buku-buku pelajaran sekolah/kampus. Apresiasi dan pengkajian serius terhadap puisi Chairil juga terus hidup sepanjang zaman. Hal ini tidak terlepas dari sepak terjang Chairil sebagai saksi sejarah yang mencatat Bung Karno dan kawan-kawan dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Lahirnya puisi Persetujuan dengan Bung Karno dan Krawang Bekasi adalah contoh real kesaksian  dan keberhasilan Chairil  menangkap suasana kebatinan para tokoh bangsa  di lingkar utama kekuasaan.

Gairah nasionalisme Chairil terasah di Gedung Joang dengan empat mahaguru kemerdekaan, Sukarno, Mohammad Hatta, Amir Syarifudin, dan Ki Hadjar Dewantara. Di dalam puisi Krawang Bekasi, yang dijaga hanya  Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, minus Ki Hadjara Dewantara.

Sebagai seorang guru bangsa, Ki Hadjar Dewantara tampaknya lepas bebas merdeka tak “dipedulikan” muridnya, mengingat atau tidak. Namun, Chairil tampaknya menyiapkan api semangat untuk pendidikan yang memerdekakan, seperti tersurat dalam puisi “Diponegoro”. ..Bagimu negeri /menyediakan api.

Bahkan dalam puisi berjudul “Merdeka” ia tulis, Aku mau bebas dari segala/Merdeka/Juga dari Ida… Jelaslah, bahwa sampai seabad Chairil, relevansi puisinya masih aktual  dijadikan referensi bagi dunia pendidikan yang pada era Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka yang digali dari pikiran bernas Ki Hadjar Dewantara.

Puisi-puisi Chairil yang mendobrak dengan diksi yang garang, menyemangati para pendiri bangsa memerdekakan bangsanya, berelasi dengan kegalauan R.A. Kartini yang mendobrak tradisi di kalangan bangsawan yang membelenggu kaum perempuan.

Baik Chairil maupun Kartini mewakili kaum muda pendobrak sebagai bangsawan pikiran yang menentang bangsawan oesoel—istilah “bangsawan oesoel” dan “bangsawan pikiran” diperkenalkan oleh  Abdul Rivai, seorang jurnalis berdarah guru dari Sumatera.

Yudi Latif (2021: 89) mengatakan, kemunculan bangsawan oesoel  telah ditakdirkan. Jika orang tua kita dari kalangan bangsawan, kita pun disebut bangsawan, sebagaimana kasta yang masih diwariskan di Bali kini. Sebaliknya, bangsawan pikiran terlahir dari prestasi dan kompetensi pengetahuan yang komprehensif.

R.A. Kartini dalam bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang menentang adanya pewarisan bangsawan oesoel yang pengetahuannya tidak seberapa—bahkan nyaris sebagai katak di bawah tempurung (Latif, 2021: 89).

Itu pula sebabnya, R.A. Kartini dengan lantang memperjuangkan emansipasi wanita melalui korespondensi dengan Nona E.H. Zeehandelaar (18 Agustus 1899). Dalam korespondensinya itu, Kartini menentang adanya bangsawan oesoel, dengan memperkenalkan dua macam kebangsawanan, bangsawan jiwa dan bangsawan budi.

“Bagi saya hanya dua macam kebangsawanan: bangsawan jiwa dan bangsawan budi. Pada pikiran saya tidak ada yang lebih gila, lebih bodoh daripada melihat orang-orang yang membanggakan apa yang disebut ‘keturunan bangsawan’ itu.” ( R.A. Kartini, 2018:11).

Korespondensi Kartini dengan kaum intelektual Belanda berlangsung secara intens selama 5 tahun (1899–1904) telah menyadarkannya untuk berpikir merdeka, melepaskan diri dari ikatan tradisi (belenggu adat) dengan menjunjung tinggi semboyan mulia: “kebebasan, kegembiraan”.

Kebebasan yang diperjuangkan  Kartini menohok bangsanya sendiri dan bangsa Belanda yang menjajahnya. Terhadap bangsanya sendiri, ia ingin bebas (merdeka) dari belenggu feodal yang menentang adanya bangsawan oesoel dan memperjuangkan bangsawan pikiran (bangsawan muda).

Gagasan Kartini di tengah hiruk-pikuk politik menjelang Pemilu 2024 layak diapresiasi untuk mencerdaskan dan mencerahkan anak negeri melalui pendidikan yang berkebudayaan.

Hal itu juga diperjuangkan Chairil Anwar melalui puisi-puisinya yang konsisten dikembangkan di dunia pendidikan dengan semangat merdeka belajar sebagaimana Kartini tak ingin dibelenggu oleh kaum feodal.

Dalam konteks kekinian, Kartini sesungguhnya sudah menentang politik dinasti. Politik kekuasaan bukanlah warisan, melainkan harus diperjuangkan dan Kartini telah menjawab jauh sebelum Indonesia Merdeka.

Di sinilah peran strategis bangsawan pikiran yang dikumandangkan kaum muda melalui gerakan literasi kebangsaan yang serius sungguh-sungguh mewujudkan kemerdekaan lahir batin.

Kartini menyadari betapa semua itu penting dalam pembibitan, pembobotan, dan pembudayaan melalui pendidikan yang memerdekakan.

Chairil Anwar menyiapkan konten yang tidak kalah hebatnya melalui puisi yang menggetarkan semangat kebangsaan yang menjadi masakan bergizi bagi Ki Hadjar Dewantara yang meninggalkan keningratannya untuk mencerdaskan rakyat.

Inilah pertarungan sejati antara bangsawan oesoel dan bangsawan pikiran yang dipelopori kaum muda. Sebuah renungan di tengah pelaksanaan Kurikulum Merdeka dengan semangat Merdeka Belajar. Semoga semua hidup berbahagia.[T]

Merayakan Chairil, Membincangkan Sastra dalam Pekan Sastra Saraswati 2023
Gambaran Ringkas Sastra di Media Cetak dan Digital di Bali
Sastra Indonesia di Bali | Sebelum dan Semasa Umbu Landu Paranggi
Tags: Chairil AnwarPuisisastra
Previous Post

Feature: Komunikasi Ekspresif dan Naratif dalam Menulis

Next Post

Mengelola Ketidaksempurnaan Menjadi Keindahan yang Bernilai

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Puasa, Kebutuhan dan Hari Kelahiran

Mengelola Ketidaksempurnaan Menjadi Keindahan yang Bernilai

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co