PARTISIPASI menurut Keith Davis adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Di negara demokratis, partisipasi menjadi salah satu pencirinya. Partisipasi dianggap sebagai gejala demokrasi, dimana partisipasi masyarakat tinggi maka makin bagus demokrasi di suatu negara. Pada nyatanya, ada empat bentuk partisipasi yaitu: partisipasi uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, dan partisipasi keterampilan.
Partisipasi dahulu erat dengan keterlibatan langsung yang bisa dilihat dan tindakannya nyata/terlihat. Misal keterlibatan dalam kebersihan lingkungan, ikut serta dalam pemilu, ikut rapat di lingkungan setempat, dll. Di era sekarang, masyarakat bisa ikut berpartisipasi meski dia sedang duduk di teras sambil minum segelas teh hangat. Kita bisa ikut berkontribusi dalam penyelesaian berbagai permasalahan sosial tanpa harus mengeluarkan tenaga dan uang.
Melampaui cara-cara yang sudah dilakukan oleh masyarakat di masa lalu, di era ini dengan inovasi teknologi membuat siapa saja bisa ikut berpartisipasi/berkontribusi kepada lingkungan dan masyarakat. Saat ini kita difasilitasi dengan media baru yang memudahkan kita untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai gerakan-gerakan sosial. Hanya lewat satu klik kita bisa ikut serta membantu permasalahan sosial.
Menurut Ronal Rice (1984), media baru merupakan teknologi komunikasi yang memfasilitasi dan memungkinkan terjadinya interaktivitas antara pengguna dan informasi. Sebelum Rice di tahun 1969 Marshall McLuhan mendifinisikan media baru merupakan perkembangan teknologi komunikasi yang berperan dalam memperluas jangkauan komunikasi manusia. Teknologi komunikasi yang baru ini dapat menghasilkan efek budaya yang luas, sulit diprediksi, mengganggu, dan mengubah dinamika hubungan manusia.
Media baru seperti web dan berbagai platform media sosial menjangkau komunikasi secara luas bahkan global, sehingga media ini adalah tempat yang bagus untuk menyalurkan informasi/pesan. Media baru menjadi media beinteraksi skala global dengan ciri khas interktivitasnya. Kemunculan media sosial di era ini, seperti yang sudah dikatakan oleh McLuhan menghasilkan efek budaya yang luas serta mengubah dinamika hubungan manusia.
Perubahan yang paling menonjol adalah perubahan interaksi antarmanusia. Di ruang nyata kita bisa melihat interaksi yang terjadi adalah komunikasi langsung secara tatap muka, tetapi dalam ruang nyata manusia yang berinteraksi memiliki keterbatasan yaitu ruang, jarak, dan waktu.
Media sosial menghapus keterbatasan interaksi yang dilakukan di ruang nyata. Di media sosial interaksi tidak terbatas oleh ruang, jarak, dan waktu. Kian bertambahnya pengguna internet setiap tahun, bertambah pula pengguna media sosial. Saat ini pada tahun 2023 ada setidaknya 167 juta pengguna media sosial di Indonesia.
***
Media sosial merupakan media yang menarik dengan fitur-fitur yang memudahkan pengguna berinteraksi yaitu: akun pengguna yang sifatnya personal; halaman profil; follower/friend; personalisasi; news feed; notifikasi; tombol like dan komentar; sistem review, rating, dan voting; serta informasi update, saving, dan posting. Dengan fitur-fitur tersebut tidak mengherankan jika penngguna media sosial begitu banyaknya.
Pengguna media sosial bisa membuat postingan, memberikan review/komentar, memberikan like untuk postingan yang disukai, dan bisa membagikan ulang postingan di media sosial. Aktivitas ini dan denggan adanya algoritma yang ditetapkan di masing-mmasing media sosial kemudian membentuk suatu jaringan yang khas membentuk suatu komunitas-komunitas. Dengan adanya algoritma, pengguna dikelompokkan pada konten/informasi yang disukai. Kegiatan terus menerus ini dimana pengguna di dalamnya saling mengikuti satu sama lain, menyukai, mengomentari, serta membagikan ulang konten akhirnya melahirkan selebriti-selebriti media sosial.
Media sosial akhirnya memiliki nilai, salah satu contohnya adalah nilai popularitas. Popularitas yang mampu mendorong orang untuk terus saling terhubung, berinteraksi, berpartisipasi. Mendorong netizen untuk terus membuat postingan yang mendapat banyak follower, likes, dan review/reply. Dari interaksi-interaksi ini akan membuat algoritma media sosial memunculkan di beranda/halaman akun media sosial kita.
Tidak heran jika tiba-tiba ada postingan tentang sebuah caffe, tempat wisata, restoran, tempat menginap, serial drama, dan berbagai isu-isu sosial. Postingan tersbeut yang muncul di beranda kita adalah postingan yang memiliki banyak interaksi dari netizen yang berupa likes, komentar/reply, view, dan share. Kita sebut postingan tersebut yaitu postingan/konten yang viral.
Kepopularitasan seolah menegaskan bahwa apa yang tertampil di media sosial dalam bentuk postingan tadi adalah sesuatu yang bagus, indah, enak, yang akhirnya mendorong orang untuk melakukan aktivitas nyata, misal dengan berkunjung ke tempat-tempat wisata, caffe, maupun restoran yang dimaksud. Dari sini media sosial akhirnya digunakan sebagai sarana marketing.
Dari aksi yang dilakukan oleh pengguna media sosial bisa berdampak nyata pada kehidupan. Kita bisa membantu berbagai komunitas misalnya komunitas pecinta lingkungan, komunitas pemerhati kesehatan perempuan, komunitas pemerhati kesehatan ibu dan anak, komunitas pemerhati pendidikan agar program-programnya bisa diperhatikan oleh banyak orang. Dari sisi ini, media sosial adalah sarana yang tepat untuk mempromosikan program-program pemberdayaan, dan UMKM. Hanya dengan sedikit peran kita di media sosial yaitu klik like, share, maupun menulis komentar. [T]
- BACA artikel lain tentang ILMU KOMUNIKASI