10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Di Balik Layar “Ketemu Made Sanggra Ring Bali Jani” : Siap Tanpa Persiapan

Made Suarjana SanggrabyMade Suarjana Sanggra
July 25, 2023
inEsai
Di Balik Layar “Ketemu Made Sanggra Ring Bali Jani” : Siap Tanpa Persiapan

Saya (penulis, Made Suarjana Sanggra) membaca puisi Suara Saking Setra dalam Pergelaran Tribute to Made Sanggra serangkaian Festival Seni Bali Jani V/2023 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Denpasar, Sabtu 22 Juli 2023 | Foto: Tim Kreatif FSBJ 2023

BELUM LAGI gladi bersih selesai pada Jumat malam, 21 Juli 2023, tiba-tiba Nick Jono rebah. Badannya dingin dan mengaku kepala pusing, dan muntah. Beberapa teman mengolesi badan Made Sujana, nama resmi Nick Jono, dengan berbagai jenis minyak urut, tergantung apa yang dibawa masing-masing mereka. Ada yang memijeti dan ada juga memberi bantuan “tenaga”, serta tak lupa nunas ice ring ida batara…

Nick Jono adalah salah seorang penampil dalam acara “Ketemu Made Sanggra ring Bali Jani”. Nick Jono akan membacakan dua karya Made Sanggra yaitu “Suara Saking Setra” dan “Tegal Jamblang”, pada acara yang merupakan bagian dari  “Tribute to Maestro” dalam Festival Bali Jani V, 2023. Malam itu, adalah pengenalan panggung sesungguhnya (gladi bersih) di Teater Tertutup  Ksirarnawa, Art Centre,  Denpasar, Bali, sebelum tampil besoknya, Sabtu, 22 Juli 2023.

Semua tim pentas diliputi kepanikan. Penata musik Ketut “Regen” Oka Bergawa pusing. “Sing nyidang pules, bene pentas nenenan (pentas ini membuat sulit tidur),” tulis Regen di WAG. “Ini saya masih diskusi. Ikut pusing,” sahut yang lain. Padahal itu sudah 22 Juli 2023 dini hari. Regen sedang memikirkan solusi bila Nick Jono tidak bisa tampil.

Pergelaran Tribute to Made Sanggra serangkaian Festival Seni Bali Jani V/2023 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Denpasar, Sabtu 22 Juli 2023 | Foto: Tim Kreatif FSBJ 2023

Ketika semua tim berkumpul pukul 09.00 di Art Centre, Nick Jono belum muncul. Semua anggota tim pentas was-was. Tapi, akhirnya semua bernafas lega dan bersyukur melihat Nick Jono didampingi istrinya hadir di tengah-tengah kami, sekitar pukul 13.00 Wita. Saya dan beberapa teman langsung minta Nick Jono istirahat di belakang panggung. Dia bisa cepat tidur, meski hanya beralaskan karpet yang digelar di lantai.

Pukul 15.00 Wita pementasan “Ketemu Made Sanggra ring Bali Jani” akan dimulai. Bergantian crew menengok, setidaknya menoleh ke arah tempat tidur Nick Jono. Regen kemudian mendekati Nick Jono yang sudah bangun.

“Kenken (bagaimana), Nick? Nyidang (bisa) main?”

“Kalau dipaksa, ya bisa saja,” kata Nick

“Ah, jangan dipaksa, nanti jatuh (pingsan) malah repot,” kata anggota lainnya.

Waktu pementasan masih tinggal sekitar satu jam lagi. Nick pun diminta kembali istirahat. Pimpinan produksi kembali berembug, sambil saling menguatkan dan membesarkan hati bahwa Nick Jono akan siap pada waktunya.

Saya sudah mulai membaca-baca puisi “Suara Saking Setra” yang sudah dilaminating agar tidak cepat koyak. Saya masih yakin Nick Jono akan mampu tampil membacakan puisi tersebut. Sosok Nick Jono tinggi besar dan sangat jarang sakit. Apalagi ia mantan anggota keamaman. Fisiknya terlatih. Suaranya terjaga karena sudah terbiasa dalam “mebasan” atau penterjamah dalam pesantian.

Sementara saya dalam kondisi tidak terlalu prima. Saya baru tiba di Bali, pada 19 Juli 2023. Hari pertama di rumah, saya tidak bisa tidur, sebagaimana kebiasaan saya selama bertahun-tahun. Pada hari H pementasan, 22 Juli 2023, saya masih melek rapat panitia hingga pukul 04.00 dini hari. Saya baru pergi tidur ketika ayam jantan sudah bangun dan berkokok pertama kalinya.

Saat tiba di Art Centre, sekitar pukul 10.00 Wita, suara saya sudah “bindeng”, karena kerongkongan serak akibat kurang tidur. Jadi saya masih sangat berharap pementasan berlangsung tanpa perubahan. Mereka sudah berlatih sejak Mei lalu. Sungguh tidak elok kalau tiba-tiba penampil diganti. Karena itu, saya tetap berharap Nick Jono bisa bugar dan tampil di pentas.

Sekitar 15 menit sebelum pentas dimulai, diputuskan Nick Jono batal tampil dengan puisi “Suara Saking Setra:”. Tapi, dia berharap masih bisa manggung pada kesempatan ke dua dengan puisi “Tegal Jamblang”.  Semua sepakat. Masalahnya sekarang, bagaimana menyikapinya? Apa solusinya? apakah dibiarkan kosong atau cari gantinya.

Regen kemudian mendekati saya dan menyampaikan agar saya membacakan puisi ayah saya tersebut. Saya kemudian menemui Nick Jono, minta izin untuk menggantikan dia membaca “Suara Saking Setra”. Tentu Nick Jono tidak keberatan, karena kami masih bersaudara dan ini adalah acara  keluarga besar kami.

Oh ya, sebagian besar pendukung pementasan ini adalah sanak keluarga, anak cucu, sepupu, misan mindon, dari Made Sanggra. Tentu ada beberapa bintang tamu, termasuk nara sumber dalam acara talkshow.

Saya kemudian membaca teks puisi tersebut. Berusaha mengatur nafas agar suara tidak putus. Mulai latihan pernafasan dan menggerakkan badan. Anggota keluarga yang melihat saya, menganggap saya ketakukan atau gugup. Mereka pada bercanda berusaha menurunkan ketegangan. Saya berusaha tetap menjaga konsentrasi. Seorang adik sepupu datang dan mencolekkan bawang merah di dahi saya.

Sebagai anak perantauan yang sejak 1979 sudah meninggalkan Bali, terus terang saja, hal-hal seperti itu masih mengambang di ruang kepercayaan saya. Masih ada, belum hilang sama sekali, tapi melayang-layang begitulah. Namun saat itu, ada dorongan agar saya minta izin pada almarhum ayah dan juga kakak saya tertua Prof. Windia (meninggal 1 April 2023).

Saya (penulis, Made Suarjana Sanggra) membaca puisi Suara Saking Setra dalam Pergelaran Tribute to Made Sanggra serangkaian Festival Seni Bali Jani V/2023 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Denpasar, Sabtu 22 Juli 2023 | Foto: Tim Kreatif FSBJ 2023

Ketika masih siswa SMA Negeri Gianyar (1975-1978/79), beberapa kali saya membacakan puisi ini, saat berlatih teater di rumah Nyoman Manda. Pak Nyoman Manda, sahabat erat Made Sanggra—ayah saya. Pak Manda sekaligus juga guru kami di sekolah. Di bawah bimbingan Pak Manda, kami mendirikan Teater Malini.

Ayah pernah menyaksikan sekali saya baca “Suara Saking Setra”, dan menilai saya belum mendapatkan roh dari puisi tersebut. Sementara, kakak saya almarhum Prof. Windia, pernah menyaksikan saya baca “Suara Saking Setra”, dan berkomentar positif. Makanya, pada beliau berdoa saya minta tuntunan.

Sebelum minta izin pada ayah dan kakak, saya minta izin pada “siapa saja yang tak tampak” di sekeliling areal Art Centre. Kakak perempuan saya datang dengan tirta dan ning cokor, lalu menyiratkan ke kepala saya dan menyuruh minum tiga kali, dan terakhir meraupkan di wajah.

Begitu Gamelan Slonding yang dipimpin Agus “Bracuk” Dwipayana, mulai mengalun, kemudian dibarengi suara organ dari Regen, saya menyelinap masuk dalam kegelapan panggung. Suara lolongan anjing dan suara burung kinasih, menyentuh dan menyayat hati.

Saya berposisi tidur miring di balik keranda jenazah yang ditutup kain hitam, di pojok panggung. Pada saat sudah terasa pada puncak “keseraman”,  saya berteriak: “Haaaaaaaa…ha…ha…ha…” sambil mengangkat satu tangan. Saya mainkan jari-jari saya beberapa detik sebelum bangkit, seakan-akan keluar dari kuburan, dilanjut membaca bait pertama…

Haaaaa…ha…ha…ha…

Hiiiiiiiiii…hi…hi…hi…

Suud ja, suud…! entegang bayune

Tidak terasa teks habis dan saya keluar panggung. Saya sangat bersyukur. Tidak ada salah ucap dan tidak ada kata-kata yang terlewati saya baca. Ini cukup mengherankan bagi diri saya sendiri. Sebagai orang yang berusia 63 tahun, saya sudah terganggu akibat berkurangnya daya hapal, daya eja dan daya nulis/mengetik tanpa salah.

Hal yang lebih membuat saya kaget, satu per satu anggota kru pementasan, termasuk Jengki Sunarta yang akan tampil berikutnya,  menyalami saya. Sambil mengacungkan jempol, Jengki, si penyair tunggal (maksudnya Jomblo) berkata: “Bagus bli, rohnya Bapak masuk”.  “Memag bli Dek yang harus membaca puisi Bapak itu,” kata salah seorang adik sepupu saya lain.

Bahkan, ada penonton yang sengaja keluar gedung mencari saya dan menyalami, dengan ucapan senada. “Mule De, orine mace puisine Bapak ento,”. (Memang kamu disuruh baca puisi tersebut)

Tapi yang sangat menggembirakan, Nick Jono merasa sehat dan mengatakan siap membaca puisi jatahnya yang kedua,  berjudul “Tegal Jamblang”. Saya copot kain hitam yang saya pakai dan serahkan pada Nick Jono karena itu memang properti dia.

Pada saat  Nick Jono tampil, kami putuskan dia membaca puisi sambil duduk, untuk mengantisipasi agar dia tidak jatuh. Kami juga siapkan dua “tenaga” di belakang panggung, untuk jaga-jaga, kalau-kalau Nick Jono tiba-tiba rubuh, mereka akan menggotong keluar.

Eh, Nick Jono betul-betul sudah bugar saat itu dan siap tampil. Selama membaca “Tegal Jamblang”, dia tampil prima sebagaimana yang dipertunjukkan saat latihan. Vokalnya terjaga. Geraknya terukur dan “rasa” puisinya dia dapat, sehingga penampilannya sungguh bagus menurut saya.

Akhirnya, pementasan yang dikelola Yayasan Wahana Dharma Sastra Made Sanggra Sukawati, itu berakhir dengan lancar dan sukses. Dua karya masterpiece Made Sanggra, puisi “Suara Saking Setra” dan cerpen “Ketemu ring Tampaksiring”, sama-sama sebagai Juara Pertama dalam sayembara Sastra Bali 1971, itu kembali menggema.

Bahkan, saat keluarga berkumpul dan bersyukur Minggu, 23 Juli 2023 pagi, salah seorang anggota keluarga nyeletuk, melihat peristiwa pementasan  “Suara Saking Setra” kali ini, agar puisi  tersebut  diperlakukan berbeda dengan puisi-pisisi ciptaan ayah lainnya.

Menurut dia, “Suara Saking Setra” sudah berposisi setara dengan lontar-lontar milik leluhur kami yang disimpan di tempat suci. Bila ada yang akan mementaskan puisi itu, harus matur piuning atau minta izin secara niskala.

Saya hanya garuk-garuk kepala. Tidak berani berkomentar, apalagi membantah dalam pertemuan keluarga besar semacam itu. Takut jadi perdebatan tak berujung. Untuk menerima usul ini saya harus betul-betul harus ada persiapan untuk siap, tidak bersifat dadakan, seperti pementasan kemarin.

Saya kemudian buru-buru keluar rumah, menuju Bandara Ngurah Rai, selanjutnya terbang ke Jakarta mekuli kembali…

Haaaaaaa….hahaha…hiiiiiii… suud…. je suud… [T]

  • BACA JUGA
Made Sanggra Adalah Federico Garcia Lorca dari Bali
Anom Ranuara, Drama Klasik dan Kesetiaan Berkarya Tiada Henti
Tribute to Maestro I Gusti Putu Gede Wedhasmara — Lagu-lagunya Melegenda Secara Nasional, Tapi Namanya Kurang Dikenal
Tags: Festival Seni Bali JaniMade Sanggrasastra bali modern
Previous Post

Golput: Komunikasi Politik yang Gagal

Next Post

131 Desa Adat di Kabupaten Buleleng Punya Pararem Penanggulangan Rabies

Made Suarjana Sanggra

Made Suarjana Sanggra

Jurnalis, tinggal di Jakarta

Next Post
131 Desa Adat di Kabupaten Buleleng Punya Pararem Penanggulangan Rabies

131 Desa Adat di Kabupaten Buleleng Punya Pararem Penanggulangan Rabies

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co