SEORANG laki-laki pemburu, suatu kali menemukan rusa cantik di tengah hutan, dan ia memburunya. Setelah tertangkap, laki-laki pemburu itu teryata jatuh cinta kepada rusa buruannya itu.
Kisah cinta yang unik dan romatik itu digambarkan dalam pentas tari yang dibawakan seniman seniman dari kelompok kesenian dari Provinsi Hainan, China, dengan nama lengkap Traditional Classical Folkloric, Foreign Affairs Office of Hainan Province, Tiongkok.
Pentas itu berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali di Denpasar, Selasa sore, 4 Juli 2023, yang merupakan bagian dari ajang Bali World Culture Celebration (BWCC) serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45 Tahun 2023.
Tari tentang pemburu dan rusa yang dicintainya itu berjudul “Deer Looking Back” atau Cerita Cinta tentang Rusa. Tarian yang dibawakan dua orang, laki-laki dan perempuan, menceritakan pemburu yang jatuh cinta dengan rusa buruannya yang tiba-tiba berubah menjadi gadis cantik.
Kisah dalam tarian itu berasal dari cerita rakyat Tiongkok. Dan cerita itu berakhir bahagia, kaena pemburu dan rusa yang berubah menjadi gadis cantik itu akhirnya menikah.
Seniman dari Provinsi Hainan, Tiongkok, yang tampil sore itu berjumlah 18 orang. Mereka tampil bergiliran selama 1,5 jam. Para penampil itu merupakan mahasiswa dan pengajar Sekolah Seni Universitas Normal Hainan, Tiongkok. Total ada 12 pertunjukan terpisah yang diangkat dari cerita rakyat Tiongkok maupun kreasi baru.
.
Pentas diawali tarian pembuka berjudul ‘Flowers Bloom in Four Seasons’. Tarian ini menggambarkan kekayaan tanaman bunga Hainan.
Lalu ada lagu yang dibawakan penyanyi Fu Nan yang membawakan lagu berjudul ‘Revelling in the South of the Sea’ dalam bahasa Mandarin.
Selain tarian “Deer Looking Back”, juga ada pertunjukan tarian ‘Echoes of Life’ yang juga memukau.
Ada juga penampilan unik artis Xiong Xuefeng yang membawakan musik seruling yang ditiup menggunakan hidung. Seni bertajuk ‘Long Time No See, Long Time See’ merupakan musik tradisional etnis Li di Tiongkok.
Lalu, artis Peng Ting menyanyikan lagu ‘Little Running River’ dengan suara melengking menggunakan bahasa Mandarin. Dilanjutkan dengan tarian ‘Dai Family’ Daughter Dai Family’s Rain’ dan penampilan alat musik tradisional Erhu.
.
Tak kalah memukau juga tari ‘Fishing Girl at the Seaside’ yang dibawakan 12 penari muda Tiongkok yang mendapat tepuk tangan meriah para penonton sore itu. Pun, sebuah nyanyian ‘Ayo Mama’ yang merupakan nyanyian populer di Indonesia juga mendapat sambutan meriah penonton.
Nyanyian bertajuk ‘Call Out’ yang dibawakan Fu Nan dan Peng Tin dan “Please Come on to the Ends of the Earth’ menutup penampilan meriah para seniman Negeri Tirai Bambu sore itu.
Pertunjukan itu dihadiri langsung Konsul Jenderal Tiongkok di Denpasar Mr Zhu Xinglong bersama Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha menyambut baik persembahan yang dibawakan para seniman Tiongkok pada ajang BWCC serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45 Tahun 2023.
Ia mengatakan kerjasama di bidang kebudayaan ini akan semakin mempererat hubungan Bali dengan Hainan maupun hubungan Indonesia dengan Tiongkok secara umum.
Arya Sugiartha mengatakan Bali dan Hainan memiliki ikatan yang terbina bertahun-tahun.
Apalagi Hainan telah lama dikenal memiliki destinasi Bali Village yang salah satunya memamerkan aneka kebudayaan Bali di samping kebudayaan Nusantara lainnya di Pulau Hainan.
“Sebagai sister city, Bali dan Hainan berkomitmen bekerjasama dalam berbagai bidang mulai pendidikan, lingkungan, hingga sosial budaya,” tambahnya.
.
Lebih jauh, dijelaskan BWCC merupakan implementasi dari visi Pemerintah Provinsi Bali menjadikan Bali sebagai pusat peradaban dunia dengan mengajak para seniman dan budayawan dunia untuk menampilkan karyanya di Pulau Dewata.
Sementara itu Konsul Jenderal Tiongkok di Denpasar Mr Zhu Xinglong menyampaikan pergelaran sore itu mendorong kerjasama Tiongkok dan Indonesia menjadi lebih luas di berbagai bidang lainnya.
Ia mengungkapkan bahwa Hainan dan Bali memiliki kesamaan karena memiliki keindahan alam dan budaya. Konsul Tiongkok juga mengingatkan hubungan baik antarnegara membutuhkan saling pengertian.
“Tiongkok dan Indonesia memiliki sejarah pertukaran budaya. Di Bali ada kisah Raja Jayapangus dan Kang Cing Wie,” katanya. [T][Pan/*]
- BACA artikel lain tentang PESTA KESENIAN BALI