DI PANGGUNG Terbuka Ardha Candra Denpasar, Kamis, 22 Juni 2023, yang akan datang, semeton Den Bukit siap untuk tampil dengan tiga barung gong kebyar. Kalau tidak ada kebyarnya, bukan Buleleng namanya, begitu orang mengatakannya.
Memang, gong kebyar lahir di Bali Utara, dan itu menjadi sebuah kebanggan bagi seniman Buleleng. Pada Parade Gong Kebyar dalam ajang Pesta Kesenian Bali ke-45, Buleleng sudah menyiapkan sekeha gong yang sudah cager untuk pementasan nanti.
Tiga barung gong kebyar akan tampil dalam satu panggung. Pertama, Gong Kebyar Dewasa yang diwakili oleh Sanggar Seni Suara Mustika, Desa Banyuning, Kecamatan Buleleng; kedua, Gong Kebyar Wanita yang diwaliki oleh Sekeha Gong Gita Mahosadi, Desa Umejero, Kecamatan Busungbiu.
Dan ketiga, tak mau ketinggalan, Gong Kebyar Anak-anak yang diwakili oleh Sanggar Seni Manik Uttara, juga akan membawakan karya baru dan mempunyai makna dari masing-masing karya.
Gong Kebyar Dewasa akan membawa 2 materi: tabuh kreasi dan tari kreasi dengan tema “Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi” yang artinya Samudra Cipta Peradaban, dimaknai sebagai pemuliaan laut sebagai sumber kesejahteraan semesta yang menjadi awal mula suatu peradaban.
Menurut Kharisma Aditya, penggarap tari kreasi Hyang Campuh, awalnya, kriteria tari kreasi di gong kebyar dewasa ini adalah kegiatan pantai, seperti orang-orang yang menjual buah tangan dari kerang dan manik-manik yang dikemas dengan tari kerakyatan. “Namun, karena melihat situasi yang ada, jadi saya ganti lagi dengan campuhan,” ujarnya, Selasa (30/5/2023) siang.
Kreator di baliknya
Salah satu otak di balik gong kebyar yang akan tampil dalam ajang PKB 2023 adalah sosok pemuda 25 tahun kelahiran Desa Nagasepaha, Buleleng, bernama Kharisma Aditya.
Kharisma lulus dari Prodi Seni Tari ISI Denpasar pada tahun 2021 silam. Dan ia memang aktif dalam menggarap karya seni tari sekaligus juga berkecimpung sebagai pembina dari tahun 2016.
Dalam parade gong kebyar anak-anak (GKA) Pesta Kesenian Bali tahun 2019, Duta Kabupaten Buleleng yang diwakili oleh Sanggar Seni Anglocita Suara, Kharisma-lah yang menggarap tari kreasinya dengan nama Jaran Ngadang.
Setelah setahun libur proyek PKB, pada tahun 202, ia kembali menggarap tari kreasi bersama UKM Kesenian Daerah Undiksha, yang menjadi duta pendamping provinsi dengan tari kreasi bebarisan yang berjudul Mancer Ing Jagat.
Kharisma Aditya bersama para penarinya / Foto: Dok. Dyah
Sampai pada tahun 2023, Kharisma kembali dipercaya untuk menggarap tari kreasi oleh Sanggar Seni Suara Mustika, yang menjadi Duta Kabupaten Buleleng, dengan judul tarian tari kreasi Hyang Campuh.
Campuh atau campuhan, bertindak sebagai denyut nadi, menopang persendian yang memberikan kontribusi signifikan pada berbagai bagian kehidupan jasmani dan rohani. Oleh karena itu, air harus dilestarikan, agar senantiasa memberikan manfaat bagi perjalanan hidup manusia jauh ke masa depan.
Seperti yang kita ketahui, campuhan merupakan pertemuan antara air tawar dan air laut. Nah, umat Hindu mempercayai kekuatan dari air campuhan tersebut. Dan dari sana juga, koreografer terinspirasi menggarap tari kreasi ini.
Gerakan berputar-putar merepresentasikan putaran air campuhan. Tidak tampan, tidak cantik. Purusa atau pradana. “Kostumnya nanti akan dirancang dengan gelungan yang maskulin, gagah. Tapi dengan bawahan yang anggun,” terang Kharisma.
Sekadar informasi, Pesta Kesenian Bali dibuka pada Minggu, 18 Juni 2023, dan ditutup pada Minggu, 16 Juli 2023. Sedangkan Parade Gong Kebyar Duta Kabupaten Buleleng akan tampil pada Kamis, 22 Juni 2023. Artinya, jangan sampai melewatkan momen penampilan dari 3 barung gong kebyar ini ya![T]
*Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.