12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kritik Film 3 Idiots Terhadap Sistem Perguruan Tinggi, Masih Relevan!

Kadek Sri WidiastutibyKadek Sri Widiastuti
June 8, 2023
inUlas Film
Kritik Film 3 Idiots Terhadap Sistem Perguruan Tinggi, Masih Relevan!

MENURUT teman-teman, bagaimana sistem perkuliahan kita saat ini? Khususnya kampus yang berada di beberapa titik kota Indonesia, yang mungkin, namanya masih belum sebanding dengan kampus-kampus bergengsi seperti Oxford University di Inggris atau Harvard University di Amerika Serikat.

Wajah kampus kita saat ini memang beragam. Ada kampus yang memiliki sistem, peraturan, layaknya Orde Baru: otoriter, anti kritik, dan menginginkan mahasiswanya selalu tunduk-patuh terhadap peraturan, tidak usah ikut-ikutan hal-hal yang tidak jelas, sudah, fokus kuliah saja.

Sebaliknya, ada juga kampus yang terbuka (bukan UT), tak anti kritik, membebaskan mahasiswa untuk berkreasi dan berekspresi, dosennya tidak kolot (asyik), dan tentu menyenangkan bisa kuliah di kampus seperti ini.

Dan berbicara mengenai sistem kampus atau perkuliahan, ada salah satu film yang dirasa releate untuk menggambarkan bagaimana kehidupan mahasiswa di dunia bernama kampus.

Film ini dengan gamblang menyampaikan kritik tentang sistem pendidikan yang mendewakan teksbook dan hafalan. Juga, “meludahi” sistem perkuliahan yang seperti sirkus. Kemudian, mengolok-olok ketakutan-ketakutan yang dialami mahasiswa terhadap sistem pendidikan—dan agama—yang penuh tekanan.

Menghajar sistem rangking yang tidak hanya melahirkan persaingan yang tak sehat, tapi juga kebiasaan saling memakan di antara sesama. Dan, tentu saja, sebuah cara berpikir yang menyamakan pendidikan dengan selembar ijazah!  Hingga bagaimana seharusnya mengejar keterampilan dan pengetahuan tanpa bertumpu pada pengakuan orang lain.

Semua hal itu, dapat kita jumpai dalam film India yang berjudul 3 Idiots, yang dirilis pada tahun 2009. Film ini dibintangi oleh Aamir Khan (sebagai Rancho), R. Madhavan (sebagai Farhan), Sharman Joshi (sebagai Raju), Kareena Kapoor (sebagai Pia) dan Booman Irani (sebagai Viru Sahastrabudi).

Seperti kata Mahfud Ikhwan dalam blognya, Dushman Duniya Ka (aku dan film india melawan dunia), dalam film ini kita akan menemukan kehidupan kampus, panorama ruang kuliah, hingga sesak pengap asrama, muncul di layar lebar dengan cara yang jauh ‘lebih layak dan semestinya’.

Lebih lanjut Mahfud menulis, dalam film ini, kita bisa dapatkan suasana kelas, perdebatan, hingga kegelisahan intelektual dan masa depan yang serupa dengan, ambil contoh, With Honor, Dead Poet Society, atau Good Will Hunting. Ditambah adegan-adegan mabuk-mabukan di malam hari, botol-botol anggur di bawah kursi, dan olok-olok pekok seputar Tuhan dan agama, membuat suasana kampus di 3 Idiots menjadi lebih lengkap lagi.

Maka, bagi mereka yang pernah menghuni bedeng-bedeng di pojok fakultas, atau yang pernah menumpang tidur, mandi, cuci, hingga menggarap skripsi di markas-markas unit kegiatan mahasiswa, 3 Idiots akan menjadi sebuah mesin waktu dan wahana nostalgia yang lumayan menjanjikan.

Masih mengutip tulisan Mahfud Ikhwan, film ini, oleh sutradaranya, Rajkumar Hirani, ditujukan untuk menjadi komentar sosial atas realitas yang terjadi di ranah pendidikan India, khususnya pendidikan tinggi. Seperti yang bisa ditangkap dalam dialog antara mahasiswa Rancho dan Pak Rektor Viru, India dihantui oleh angka bunuh diri pelajar tertinggi di dunia.

Hal ini, menurut Rancho, dan tentu saja menurut film ini, dikarenakan pendidikan di India memperlakukan peserta didiknya seperti mesin; dengan ujung dari semuanya semata adalah pekerjaan dan kesuksesan material.

Sistem perkuliahan seperti dunia sirkus, penuh tekanan!

Sistem perkuliahan yang terlihat seperti sirkus membuat mahasiswanya merasa tertekan dan terbebani. Seperti yang dikutip dari dialognya Rancho, ia mengatakan, hidup ini layaknya seperti dunia sirkus yang mengharuskan segala sesuatu di dalamnya untuk terlatih dengan keras. Tidak memperdulikan apakah mereka merasa nyaman atau malah sebaliknya merasa tertekan.

Sama halnya seperti sistem perkuliahan saat ini, di mana mahasiswa dituntut untuk terus berlomba-lomba dalam meraih nilai, meraih prestasi, dan dituntut untuk terus bersaing.

Dosen tak ubahnya seperti seorang pelatih dalam dunia sirkus yang memegang cambuk untuk membuat seekor singa atau gajah tunduk pada perintahnya. Hal itu bukannya membuat mereka bertambah pintar, tapi lebih kepada rasa takut terhadap cambuk yang membayangi pikiran mereka. Tentu, hal ini akan terlihat seperti tekanan yang sangat kuat terhadap mental mereka.

Hal itu juga kerap terjadi pada sebagian mahasiswa dalam dunia perkuliahan. Di mana mahasiswa tidak berani menyuarakan pendapatnya, atau memiliki sudut pandang yang berbeda dari dosennya—karena itu akan berpengaruh pada nilai, dan proses kelulusan mereka nantinya.

Tak jarang, beberapa mahasiswa hanya mengerjakan tugas layaknya seperti mesin, yang sudah di program oleh sistem kampus. Yang mereka kerjakan hanya sekadar untuk memenuhi tugas mata kuliah atau hanya sebatas hadir dalam setiap kegiatan di kampus. Sehingga tidak ada pembelajaran yang mahasiswa dapatkan dari hal tersebut, melainkan hanya ketakutan—dan tekanan—yang menyelimuti pikirannya.

Dalam film 3 Idiots, hal ini digambarkan dengan kondisi dari salah satu mahasiswa genius yang bernama Joy Lobo. Ia merupakan mahasiswa yang terobsesi dengan mesin, sehingga projek akhir kuliahnya ia membuat semacam drone, namun karyanya itu dipandang aneh dan membuang-buang waktu oleh Profesor Viru Sahastrabudi.

Joy Lobo tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan penemuannya, dan diancam untuk tidak diluluskan pada tahun tersebut. Sehingga, rasa putus asa dan ketakutan itu membuatnya memutuskan untuk bunuh diri, karena beban tekanan mental yang dihadapinya.

Sistem otoriter yang diterapkan

Dalam film 3 Idiots, tokoh yang menerapkan sistem otoriter itu adalah Profesor Viru Sahastrabudi, rektor kampus Imperial College of Engineering (ICE). Ia juga menerapkan sistem tersebut kepada keluarganya. Jika ia memiliki anak perempuan, harus menjadi seorang dokter. Jika anak laki-laki yang terlahir, harus menjadi insinyur.

Hal tersebut tentunya sangat bertentangan dengan prinsip hak asasi—karena anak-anak juga memiliki haknya sendiri untuk memilih apa yang mereka suka. Sehingga, anak laki-laki dari Viru Sahastrabudi meninggal bunuh diri, karena sudah tidak kuat dengan sistem yang dibuat oleh ayahnya sendiri—yang memaksanya untuk sekolah dan menjadi seorang iinsinyur.

Sistem otoriter ini juga ia terapkan di kampusnya, di mana tidak ada yang boleh menyangkal semua peraturan yang telah dibuat. Dan mengharuskan mahasiswanya untuk terus berlomba-lomba dalam menjalani dunia ini, untuk bisa menjadi yang nomor satu.

“Hidup ini adalah perlombaan, menjadi yang terbaik adalah tujuan yang harus dicapai, kita harus mampu menjadi burung Cuckoo yang tidak pernah membuat sarangnya sendiri, tapi dia mengakui sarang burung lain dengan mendepak telur-telur burung tersebut dari sarangnya,” begitulah pidato Viru Sahastrabudi yang terus diulang-ulang setiap ada mahasiswa baru.

Sistem otoriter seperti ini sudah seharusnya dihindari, jika pada akhirnya akan menimbulkan rasa tertekan kepada orang lain. Selain itu, hilangnya kebebasan seseorang dalam mengekspresikan dirinya sendiri juga dipandang kurang baik, karena dapat menimbulkan mental illness bagi mereka yang tidak memiliki pengendalian diri yang kuat.

Tak jarang, kita temui mahasiswa yang mengalami gangguan kesehatan karena tugas menumpuk yang diberikan, dan dikejar deadline yang tidak mengenal waktu.

Alih-alih menjadi paham dengan pelajaran-pelajaran yang didapatnya, mahasiswa hanya akan fokus kepada bagaimana cara untuk menyelesaikan tugas tersebut sampai selesai, dan pada akhirnya tidak ada pembelajaran yang mereka dapatkan. Miris![T]

*Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) ditatkala.co.

Lima Film Program Purwa Carita Campuhan: Karya yang Lengkap, Klise, Ketengan, dan Terkesan Main-main
Aurora, Jeritan Hati si Anak Tengah | Catatan Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Hantu yang Selalu Perempuan dalam Film Indonesia dan 5 Film Horor yang Wajib Ditonton
Tags: filmfilm layar lebarUlasan Film
Previous Post

Kontroversi Marketplace Guru: Guru Bukan Barang Dagangan!

Next Post

Tiga Perda Disahkan, Ketua DPRD Buleleng Minta Pemerintah Langsung Tindaklanjuti dengan Program

Kadek Sri Widiastuti

Kadek Sri Widiastuti

Lahir di Singaraja, tahun 2002. Saat ini sedang menempuh pendidikan di STAH N Mpu Kuturan Singaraja, Program Studi Ilmu Komunikasi

Next Post
Tiga Perda Disahkan, Ketua DPRD Buleleng Minta Pemerintah Langsung Tindaklanjuti dengan Program

Tiga Perda Disahkan, Ketua DPRD Buleleng Minta Pemerintah Langsung Tindaklanjuti dengan Program

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co