1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kritik Film 3 Idiots Terhadap Sistem Perguruan Tinggi, Masih Relevan!

Kadek Sri WidiastutibyKadek Sri Widiastuti
June 8, 2023
inUlas Film
Kritik Film 3 Idiots Terhadap Sistem Perguruan Tinggi, Masih Relevan!

MENURUT teman-teman, bagaimana sistem perkuliahan kita saat ini? Khususnya kampus yang berada di beberapa titik kota Indonesia, yang mungkin, namanya masih belum sebanding dengan kampus-kampus bergengsi seperti Oxford University di Inggris atau Harvard University di Amerika Serikat.

Wajah kampus kita saat ini memang beragam. Ada kampus yang memiliki sistem, peraturan, layaknya Orde Baru: otoriter, anti kritik, dan menginginkan mahasiswanya selalu tunduk-patuh terhadap peraturan, tidak usah ikut-ikutan hal-hal yang tidak jelas, sudah, fokus kuliah saja.

Sebaliknya, ada juga kampus yang terbuka (bukan UT), tak anti kritik, membebaskan mahasiswa untuk berkreasi dan berekspresi, dosennya tidak kolot (asyik), dan tentu menyenangkan bisa kuliah di kampus seperti ini.

Dan berbicara mengenai sistem kampus atau perkuliahan, ada salah satu film yang dirasa releate untuk menggambarkan bagaimana kehidupan mahasiswa di dunia bernama kampus.

Film ini dengan gamblang menyampaikan kritik tentang sistem pendidikan yang mendewakan teksbook dan hafalan. Juga, “meludahi” sistem perkuliahan yang seperti sirkus. Kemudian, mengolok-olok ketakutan-ketakutan yang dialami mahasiswa terhadap sistem pendidikan—dan agama—yang penuh tekanan.

Menghajar sistem rangking yang tidak hanya melahirkan persaingan yang tak sehat, tapi juga kebiasaan saling memakan di antara sesama. Dan, tentu saja, sebuah cara berpikir yang menyamakan pendidikan dengan selembar ijazah!  Hingga bagaimana seharusnya mengejar keterampilan dan pengetahuan tanpa bertumpu pada pengakuan orang lain.

Semua hal itu, dapat kita jumpai dalam film India yang berjudul 3 Idiots, yang dirilis pada tahun 2009. Film ini dibintangi oleh Aamir Khan (sebagai Rancho), R. Madhavan (sebagai Farhan), Sharman Joshi (sebagai Raju), Kareena Kapoor (sebagai Pia) dan Booman Irani (sebagai Viru Sahastrabudi).

Seperti kata Mahfud Ikhwan dalam blognya, Dushman Duniya Ka (aku dan film india melawan dunia), dalam film ini kita akan menemukan kehidupan kampus, panorama ruang kuliah, hingga sesak pengap asrama, muncul di layar lebar dengan cara yang jauh ‘lebih layak dan semestinya’.

Lebih lanjut Mahfud menulis, dalam film ini, kita bisa dapatkan suasana kelas, perdebatan, hingga kegelisahan intelektual dan masa depan yang serupa dengan, ambil contoh, With Honor, Dead Poet Society, atau Good Will Hunting. Ditambah adegan-adegan mabuk-mabukan di malam hari, botol-botol anggur di bawah kursi, dan olok-olok pekok seputar Tuhan dan agama, membuat suasana kampus di 3 Idiots menjadi lebih lengkap lagi.

Maka, bagi mereka yang pernah menghuni bedeng-bedeng di pojok fakultas, atau yang pernah menumpang tidur, mandi, cuci, hingga menggarap skripsi di markas-markas unit kegiatan mahasiswa, 3 Idiots akan menjadi sebuah mesin waktu dan wahana nostalgia yang lumayan menjanjikan.

Masih mengutip tulisan Mahfud Ikhwan, film ini, oleh sutradaranya, Rajkumar Hirani, ditujukan untuk menjadi komentar sosial atas realitas yang terjadi di ranah pendidikan India, khususnya pendidikan tinggi. Seperti yang bisa ditangkap dalam dialog antara mahasiswa Rancho dan Pak Rektor Viru, India dihantui oleh angka bunuh diri pelajar tertinggi di dunia.

Hal ini, menurut Rancho, dan tentu saja menurut film ini, dikarenakan pendidikan di India memperlakukan peserta didiknya seperti mesin; dengan ujung dari semuanya semata adalah pekerjaan dan kesuksesan material.

Sistem perkuliahan seperti dunia sirkus, penuh tekanan!

Sistem perkuliahan yang terlihat seperti sirkus membuat mahasiswanya merasa tertekan dan terbebani. Seperti yang dikutip dari dialognya Rancho, ia mengatakan, hidup ini layaknya seperti dunia sirkus yang mengharuskan segala sesuatu di dalamnya untuk terlatih dengan keras. Tidak memperdulikan apakah mereka merasa nyaman atau malah sebaliknya merasa tertekan.

Sama halnya seperti sistem perkuliahan saat ini, di mana mahasiswa dituntut untuk terus berlomba-lomba dalam meraih nilai, meraih prestasi, dan dituntut untuk terus bersaing.

Dosen tak ubahnya seperti seorang pelatih dalam dunia sirkus yang memegang cambuk untuk membuat seekor singa atau gajah tunduk pada perintahnya. Hal itu bukannya membuat mereka bertambah pintar, tapi lebih kepada rasa takut terhadap cambuk yang membayangi pikiran mereka. Tentu, hal ini akan terlihat seperti tekanan yang sangat kuat terhadap mental mereka.

Hal itu juga kerap terjadi pada sebagian mahasiswa dalam dunia perkuliahan. Di mana mahasiswa tidak berani menyuarakan pendapatnya, atau memiliki sudut pandang yang berbeda dari dosennya—karena itu akan berpengaruh pada nilai, dan proses kelulusan mereka nantinya.

Tak jarang, beberapa mahasiswa hanya mengerjakan tugas layaknya seperti mesin, yang sudah di program oleh sistem kampus. Yang mereka kerjakan hanya sekadar untuk memenuhi tugas mata kuliah atau hanya sebatas hadir dalam setiap kegiatan di kampus. Sehingga tidak ada pembelajaran yang mahasiswa dapatkan dari hal tersebut, melainkan hanya ketakutan—dan tekanan—yang menyelimuti pikirannya.

Dalam film 3 Idiots, hal ini digambarkan dengan kondisi dari salah satu mahasiswa genius yang bernama Joy Lobo. Ia merupakan mahasiswa yang terobsesi dengan mesin, sehingga projek akhir kuliahnya ia membuat semacam drone, namun karyanya itu dipandang aneh dan membuang-buang waktu oleh Profesor Viru Sahastrabudi.

Joy Lobo tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan penemuannya, dan diancam untuk tidak diluluskan pada tahun tersebut. Sehingga, rasa putus asa dan ketakutan itu membuatnya memutuskan untuk bunuh diri, karena beban tekanan mental yang dihadapinya.

Sistem otoriter yang diterapkan

Dalam film 3 Idiots, tokoh yang menerapkan sistem otoriter itu adalah Profesor Viru Sahastrabudi, rektor kampus Imperial College of Engineering (ICE). Ia juga menerapkan sistem tersebut kepada keluarganya. Jika ia memiliki anak perempuan, harus menjadi seorang dokter. Jika anak laki-laki yang terlahir, harus menjadi insinyur.

Hal tersebut tentunya sangat bertentangan dengan prinsip hak asasi—karena anak-anak juga memiliki haknya sendiri untuk memilih apa yang mereka suka. Sehingga, anak laki-laki dari Viru Sahastrabudi meninggal bunuh diri, karena sudah tidak kuat dengan sistem yang dibuat oleh ayahnya sendiri—yang memaksanya untuk sekolah dan menjadi seorang iinsinyur.

Sistem otoriter ini juga ia terapkan di kampusnya, di mana tidak ada yang boleh menyangkal semua peraturan yang telah dibuat. Dan mengharuskan mahasiswanya untuk terus berlomba-lomba dalam menjalani dunia ini, untuk bisa menjadi yang nomor satu.

“Hidup ini adalah perlombaan, menjadi yang terbaik adalah tujuan yang harus dicapai, kita harus mampu menjadi burung Cuckoo yang tidak pernah membuat sarangnya sendiri, tapi dia mengakui sarang burung lain dengan mendepak telur-telur burung tersebut dari sarangnya,” begitulah pidato Viru Sahastrabudi yang terus diulang-ulang setiap ada mahasiswa baru.

Sistem otoriter seperti ini sudah seharusnya dihindari, jika pada akhirnya akan menimbulkan rasa tertekan kepada orang lain. Selain itu, hilangnya kebebasan seseorang dalam mengekspresikan dirinya sendiri juga dipandang kurang baik, karena dapat menimbulkan mental illness bagi mereka yang tidak memiliki pengendalian diri yang kuat.

Tak jarang, kita temui mahasiswa yang mengalami gangguan kesehatan karena tugas menumpuk yang diberikan, dan dikejar deadline yang tidak mengenal waktu.

Alih-alih menjadi paham dengan pelajaran-pelajaran yang didapatnya, mahasiswa hanya akan fokus kepada bagaimana cara untuk menyelesaikan tugas tersebut sampai selesai, dan pada akhirnya tidak ada pembelajaran yang mereka dapatkan. Miris![T]

*Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) ditatkala.co.

Lima Film Program Purwa Carita Campuhan: Karya yang Lengkap, Klise, Ketengan, dan Terkesan Main-main
Aurora, Jeritan Hati si Anak Tengah | Catatan Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Hantu yang Selalu Perempuan dalam Film Indonesia dan 5 Film Horor yang Wajib Ditonton
Tags: filmfilm layar lebarUlasan Film
Previous Post

Kontroversi Marketplace Guru: Guru Bukan Barang Dagangan!

Next Post

Tiga Perda Disahkan, Ketua DPRD Buleleng Minta Pemerintah Langsung Tindaklanjuti dengan Program

Kadek Sri Widiastuti

Kadek Sri Widiastuti

Lahir di Singaraja, tahun 2002. Saat ini sedang menempuh pendidikan di STAH N Mpu Kuturan Singaraja, Program Studi Ilmu Komunikasi

Next Post
Tiga Perda Disahkan, Ketua DPRD Buleleng Minta Pemerintah Langsung Tindaklanjuti dengan Program

Tiga Perda Disahkan, Ketua DPRD Buleleng Minta Pemerintah Langsung Tindaklanjuti dengan Program

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co