9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jaranan di Tanah Borneo, “Kesurupan” dan Perpindahan Budaya

Krisna AjibyKrisna Aji
June 1, 2023
inKhas
Jaranan di Tanah Borneo, “Kesurupan” dan Perpindahan Budaya

Jaranan di Desa Linggang Purwodadi di Kutai Barat, Kalimantan Timur | Foto: Krisna Aji

PERJALANAN SERING KALI memberi hadiah kepada diri berupa fenomena baru yang muncul akibat interpretasi pengamat saat bertemu realita di depannya. Fenomena ini jelas sekali sangat ditentukan oleh latar belakang dari pengamat yang meliputi pengalaman subjektif sejak kecil hingga detik ini.

Begitu juga saya saat menemukan fenomena baru ketika melakukan perjalanan ke Borneo. Saya berada di Borneo, tanpa persiapan sama sekali–lupa membawa kamera mirrorless, dan dokumentasi hanya ditangkap menggunakan ponsel sehingga banyak momen yang terlewat karena keterbatasan alat rekam.

Oleh karena itu, paradoks bisa jadi akan lebih banyak terlihat pada tulisan dari pada jukstaposisi di beberapa foto yang juga ditautkan pada artikel ini

Perjalanan kali ini membawa diri ke Desa Linggang Purwodadi di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Di desa itu saya menonton tarian Jaranan. Jaranan adalah produk kebudayaan dari Tanah Jawa, berupa tarian kuda lumping yang diiringi musik gamelan.

Jaranan sering kali mempertontonkan sebuah fase kesurupan dari penarinya dan kadang membuat beberapa orang yang bukan penari–bahkan penonton atau penjaja makanan di sekitar area tersebut–untuk ikut kesurupan. Berguling-guling, makan kembang mawar dan melati, mengunyah kaca, atau membuka kelapa utuh dengan gigi adalah hal yang lazim terjadi pada kesurupan Jaranan.

Sebagai individu yang hampir selalu menggunakan kaca mata psikiatri dalam melihat manusia dan perilakunya, fenomena ini cukup berkesan bagi saya. Bukan sekedar nostalgia masa kecil akan tontonan rakyat di tempat lahir dan tumbuh besar dulu–Jogjakarta, tetapi, ini lebih dari itu.

Jaranan ini terjadi di Tanah Borneo, ribuan kilometer dari tanah Jawa dengan aspek budaya yang sama sekali berbeda dari tempat asal Jaranan itu sendiri. Fenomena ini menjadi menarik karena psikiatri tidak boleh mengatakan bahwa “kesurupan” pada sebuah acara budaya sebagai gangguan jiwa karena kondisi tersebut berkaitan dengan kesadaran kolektif.

Kesadaran kolektif pada sebuah budaya tidak bisa dikatakan sebagai gangguan jiwa walaupun hal tersebut belum dapat ditelaah oleh sains sampai final. Misalkan saja, masyarakat Bali yang percaya terhadap “leak” atau masyarakat Jawa yang percaya terhadap santet tidak bisa dikatakan sebagai sebuah gangguan.

–

Jaranan di Desa Linggang Purwodadi di Kutai Barat, Kalimantan Timur | Foto: Krisna Aji

Kembali lagi, kepercayaan tersebut perlu sesuai dengan latar belakang budaya. Jika tidak sesuai, ya, bisa jadi adalah gangguan dan bisa dikonsultasikan ke psikiater. Misalkan, saat ada orang Bali mengatakan bahwa ia sering berbicara dengan keluarga terdekatnya yang baru saja meninggal dan ia yakin bahwa semua orang Bali pasti mengalami kondisi serupa, mungkin saja, ada indikasi gangguan jiwa karena tidak sesuai dengan latar belakang budaya Bali.

Garis batas gangguan jiwa dalam parameter budaya memang sangat sulit untuk ditelaah karena sifatnya yang subtil dan abu-abu. Karena sifat yang subtil tersebut, ilmu psikiatri lebih sering diterapkan pada ranah klinis terhadap pengobatan atas gangguan jiwa yang pada awalnya disinyalir sebagai sebuah bagian dari budaya; menemukan dan mengobati pasien yang sudah terlanjur terganggu aktivitas kesehariannya akibat suara atau waham yang awalnya beririsan dengan budaya dan tidak dapat terselesaikan dengan pengobatan tradisional.

Tetapi, jika keseharian tidak terganggu, psikiatri akan diam dan mengamati.

Lalu, bagaimana dengan Jaranan di Tanah Borneo? Jaranan adalah produk budaya Tanah Jawa dan dibawa oleh suku Jawa ke Kalimantan (dan mungkin juga ke daerah lainnya) pada saat program transmigrasi di era Orde Baru. Pada saat itu, terjadi bedol desa dari daerah-daerah padat penduduk seperti Bali dan Jawa ke area yang masih sepi.

Perpindahan penduduk yang nyaris serentak pada perjalanannya membentuk sebuah komunitas dengan ciri yang seragam di lahan yang baru bahkan ada yang sampai membentuk kampung yang bernama sesuai dengan ciri dari komunitas tersebut seperti Kampung Jawa, Kampung Bali, dan sebagainya.

–

Jaranan di Desa Linggang Purwodadi di Kutai Barat, Kalimantan Timur | Foto: Krisna Aji

Perpindahan penduduk yang besar dan nyaris serentak itu pun tidak hanya “memindahkan” fisik manusia saja, tetapi juga latar belakang budaya dari komunitas asal. Penduduk yang berpindah–awalnya hanya berada pada satu garis generasi–lambat laun beranak-cucu di tempat transmigrasi dan membentuk komunitas yang lebih besar. Pertumbuhan komunitas itu juga diikuti oleh lestarinya budaya asal di tempat baru, salah satunya tradisi Jaranan.

Tradisi Jaranan hampir selalu melibatkan prosesi kesurupan dalam pagelarannya. Dalam hal ini, kesurupan terjadi karena adanya makhluk astral yang merasuki penari Jaranan. Kepercayaan terhadap bentuk dan jenis makhluk astral akan berbeda antara satu area geografis dengan area geografis lainnya. Berdasarkan premis tersebut, maka bisa dipahami jika kesurupan akan dengan mudah terjadi saat Jaranan digelar di daerah asal dari Jaranan itu sendiri–karena masih memiliki kepercayaan terhadap makhluk astral yang sesuai dengan konteks dari Jaranan.

Lalu, bagaimana dengan Jaranan yang diadakan di daerah lain yang memiliki local wisdom berupa animisme dan dinamisme yang berbeda dengan tempat asal Jaranan? Bisakah kesurupan terjadi jika ada “ketidaksesuaian” antara ritual jaranan dengan kepercayaan akan makhluk astral setempat yang berbeda? Di mana letak irisan psikiatri dan budaya pada kondisi ini? Lalu, sejauh apa psikiatri boleh bergerak secara klinis untuk menanggapi ini?

–

Jaranan di Desa Linggang Purwodadi di Kutai Barat, Kalimantan Timur | Foto: Krisna Aji

Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah pertanyaan tak berujung akibat berbagai paradoks yang hadir secara organik. Pertanyaan yang selalu menyisakan kegelisahan di dalam diri dalam menikmati fenomenologi yang dihadiahkan oleh semesta dan pengamat yang menanggapinya.

Tapi, paradoks yang menyisakan kegelisahanlah yang awalnya membuat pengamat tertarik untuk mengamati dan menikmati.

Jika dipikirkan lebih jauh lagi, adanya paradoks yang berimbang memang perlu hadir di setiap munculnya pengetahuan baru. Paradoks yang berimbang adalah penanda bahwa pembelajaran masih berada di jalur yang benar. Jika yang hadir adalah kecenderungan “semakin paham”, seseorang dapat terjebak dalam dogma dan delusi.

Sebaliknya, jika yang muncul adalah kecenderungan “semakin tidak paham”, seseorang bisa terjebak pada kecemasan yang membahayakan. Dengan memandang secara berimbang, kesempatan untuk menikmati kekinian juga akan muncul dengan optimal.

Oleh karena itu, mari nikmati saja paradoks ini: Hokya! Hokya! [T]

  • BACA artikel lain dari penulis KRISNA AJI
Gempita Fragmen Tari Bawi Srenggi Dadia Pudeh, Begini Awal Mula Ogoh-Ogoh di Tajun
Komunikasi dan Revitalisasi Kesenian Tradisional
Kerauhan Zaman Now dan Kesehatan Jiwa
Tags: BorneojarananjawaKalimantankerauhankesenian jawaseni jaranan
Previous Post

Pembelajaran Moral dari Buku “Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang” Karya Luis Sepulveda

Next Post

Tubuh, Kecantikan, dan Tentang Menyusui

Krisna Aji

Krisna Aji

Psikiater dan penulis lepas

Next Post
Tubuh, Kecantikan, dan Tentang Menyusui

Tubuh, Kecantikan, dan Tentang Menyusui

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co