2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sesuatu yang Saya Rindukan di Kampung Halaman

Dewa Ayu YuliarinibyDewa Ayu Yuliarini
May 11, 2023
inEsai
Sesuatu yang Saya Rindukan di Kampung Halaman

Ilustrasi tatkala.co | Dewa Ayu Yuliarini

HARI ITU, sehabis pulang magang, saya mengendarai sepeda motor dengan kecepatan lebih dari biasanya. Telpon genggam saya sudah berdering berkali-kali, panggilan masuk dari adik dan ayah terus tertera di notifikasi.

Dasar, selalu tidak pernah sabaran ketika akan pulang kampung, begitulah pikir saya, sambil terus menambah kecepatan sepeda motor saya.

Benar saja, setibanya di rumah, ayah dan adik saya sudah siap berangkat, tinggal saya yang belum memersiapkan pakaian dan perlengkapan lain untuk pulang kampung.

Dengan tergesa-gesa, akhirnya saya hanya memasukkan satu set pakaian sembahyang, tanpa membawa baju ganti selain baju yang saya gunakan saat itu.

Saya memutuskan untuk melewati rutinitas seperti makan, mandi, atau step-step skincare dan body care lainnya. Ya, saya bergegas, sebelum ayah marah-marah karena menunggu lama. Itu hanya akan mempengaruhi mood saya di perjalanan (maklum saya orangnya sedikit baperan).

Benar, hari itu kami sedang beranjak dari kota kelahiran saya, menuju kota kelahiran ayah (orang-orang menyebutnya pulang kampung).

Kampung halaman ayah lumayan jauh, jarak tempuhnya sekitar 2 jam dengan kecepatan penuh, dan 2 jam 30 menit, jika kecepatan sedang. Dan itu selalu sukses membuat saya merasa lumayan bosan. Belum lagi ayah bukan tipe orang yang bisa diajak berhenti sejenak di Indomaret atau Alfamart, misal sekadar singgah membeli cemilan.

Sepanjang perjalanan menuju kampung halaman, adik saya fokus mengendarai motor, karena tidak ada teman ngobrol, pikiran saya jauh melayang mengingat perjalanan saya waktu kanak-kanak ketika pulang kampung.

Dulu bemo menjadi alternatif agar bisa sekadar pulang, atau naik motor berlima (ayah yang mengendarai, saya duduk di depan, ibu, dan kedua saudara saya di belakang). Tapi sekarang jauh berbeda, setelah dewasa, kami lebih sering pulang bertiga, atau hanya ayah sendiri.

***

Lahir dan hidup di kota lain, membuat saya tidak terlalu mengenal atau akrab dengan saudara-saudara saya di kampung halaman, ditambah saya yang seorang introvert ini, cenderung susah untuk bersosialisasi. Terkadang itu menjadi alasan saya malas diajak pulang kampung. Hehehe.

Meskipun saya malas bukan berarti saya tidak mau pulang kampung, bagaimana pun kampung halaman selalu menjadi hal yang saya rindukan.

Beberapa ingatan masa kecil saya tertinggal di sini, tentang masa kecil saya yang dulu sering berantem dengan saudara sepupu, diajak berkeliling kerumah kerabat ayah, serta bentuk bangunan di kampung halaman (karena berbeda bentuk bangunan di kota kelahiran saya, dan ayah saya) tidak luput dari kerinduan saya.

Rumah di kampung halaman memang sudah di renovasi jadi lebih modern, namun kerinduan bangunan lama bisa saya obati ketika berkunjung ke salah satu niang yang masih hidup sampai sekarang.

Dapur menjadi salah satu bangunan yang mengobati kerinduan saya. Ketika memasuki dapur Niang, hati saya menghangat. Atau tempat tidur yang sedikit usang itu, yang menambah kesan lampau. Atau tungku kompor yang masih menggunakan kayu bakar, lantai yang belum di keramik, uhh… sungguh saya ingin berlama-lama ada di dapur Niang—hanya sekadar untuk mengingat kenangan bersama Niang (Niang dari ayah) dulu.

Di dapur, Niang dulu senang sekali menceritakan kehidupan ayah semasa kecil, Niang juga menceritakan tentang Kakiang, dan menceritakan tentang leluhur yang numadi ke saya dan kedua saudara saya. Hmm… menuliskannya di sini membuat saya tambah merindukan Niang.

Berbicara tentang dapur, tidak menarik rasanya jika tidak membicarakan makanan, sayangnya tidak ada makanan khas yang saya ingat yang dimasak oleh niang saya.

Namun, ada satu makanan (dibelikan paman saya dulu) yang masih saya ingat sampai sekarang: bubur dengan bumbu gula bali.

Saya rindu dengan makanan itu, walaupun saya tidak terlalu menyukainya. Mulut saya yang terbiasa mengecap bubur dengan bumbu tempe, ayam sisit, urab, tentu tidak dapat begitu saja bisa menerima dengan baik bubur bumbu manis tersebut.

Beranjak dari kisah dapur, pikiran saya kembali melayang ketika dulu berniat membantu membuat canang, bukannya membantu, justru saya merusak canang yang di buat niang (maklum, waktu itu saya masih kecil, dan tidak terlalu pandai menggunakan semat) Hehe.

***

Dan, pulang setahun sekali, atau bahkan dua-tiga tahun sekali, membuat pertanyaan basa-basi tidak asing di pendengaran saya, seperti misal, “Kapan pulang? Sama siapa? Jam berapa berangkat? Sudah biasa menjadi topik obrolan. Sayangnya saya bukan tipe orang yang pintar basa-basi, sehingga jawaban dari pertanyaan basi-basi selalu saya dengan singkat.

Tunggu, ini bukan karena saya sombong, atau tidak mau belajar bersosialisasi di lingkungan kelahiran ayah, hanya saja perbedaan bahasa yang digunakan membuat saya sedikit kesusahan.

Kota kelahiran saya terkenal dengan penggunaan bahasa kasarnya agar lebih akrab, sementara kota kelahiran ayah selalu menggunakan bahasa Bali alus ketika mengobrol.

Selama dua puluh dua tahun hidup, saya habiskan di kota kelahiran, sudah dipastikan bahasa, tradisi, gaya hidup dan lain-lain sudah mengikuti kota kelahiran saya. Hal ini tentu sedikit membuat saya kesusahan, ketika harus menyesuaikan di kampung halaman ayah.

Ingin rasanya saya tinggal sedikit lebih lama di kota kelahiran ayah. Seingat saya, tak pernah lama kami di sana, paling sehari dua hari, dan itu tidak membuat saya merasa puas. Belum lagi hari-hari tersebut hanya saya lalui dengan ke merajan, atau mengikuti upacara melasti, dan selebihnya istirahat.

Humm… tidak ada kesempatan mengenal keluarga atau sepupu lebih jauh di kampung halaman.

Jika nanti ada kesempatan, ingin rasanya tinggal di sana lebih lama. Semoga terwujud. Hehe.[T]

*Penulis adalahmahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) ditatkala.co.

Ayah, Sosok yang Saya Kagumi
Hiduplah di Masa Kini, Jangan Hidup di Masa Lalu atau di Masa Depan!
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Good Looking!
Tags: esaikampung halamanrindu
Previous Post

Peduli Digitalisasi, Selamatkan Demokrasi | Seminar Edukasi di STAHN Mpu Kuturan

Next Post

Anak-anak yang Menjelma Burung Rantau

Dewa Ayu Yuliarini

Dewa Ayu Yuliarini

Lahir di Singaraja, tahun 2001. Saat ini sedang menempuh pendidikan di STAH N Mpu Kuturan Singaraja, Program Studi Ilmu Komunikasi

Next Post
Anak-anak yang Menjelma Burung Rantau

Anak-anak yang Menjelma Burung Rantau

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co