30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Generasi Santuy, Deadliner, dan Dampak Buruknya

Kadek Sri WidiastutibyKadek Sri Widiastuti
April 15, 2023
inEsai
Generasi Santuy, Deadliner, dan Dampak Buruknya

Ilustrasi tatkala.co | Kadek Sri Widiastuti

APA YANG akan kawan-kawan lakukan, ketika mempunyai deadline tugas atau pekerjaan, yang bisa dikatakan, waktunya masih lama atau tidak mepet? Mungkin, sebagian orang akan mengerjakannya dengan sistem dicicil sedari awal.

Tapi, tak jarang pula ada beberapa orang yang mengerjakannya dengan sistem kebut semalam. Dan tentu, hal itu dilakukan dengan alasan yang beragam.

Hal ini kerap kita lihat dan temui di lingkungan kampus. Ketika dosen pengampu mata kuliah memberikan tugas kepada mahasiswanya dengan deadline yang masih bisa dikerjakan seminggu bahkan dua minggu sebelumnya, misalnya, alih-alih mengerjakannya segera, para mahasiswa justru lebih sering mengerjakannya sehari sebelum deadline tugas tersebut dikumpulkan.

Lantas, julukan apa yang cocok untuk mahasiswa yang seperti itu?

“Deadliner”. Mungkin kata itu cocok bagi mahasiswa yang memiliki kebiasaan mengerjakan tugas ketika tenggat penyelesaiannya sudah sangat dekat. Menunda-nunda waktu untuk mengerjakannya merupakan hal yang sudah biasa.

Mahasiswa deadliner itu juga sering disebut “Generasi Santuy”.

Ya, sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita tentang generasi santuy. Istilah “santuy” yang sering digunakan oleh kaum milenial itu merupakan plesetan dari kata “santai”. Generasi santuy memang cenderung diasosiasikan kepada orang-orang yang sering merasa mageran dan suka menunda-nunda pekerjaan.

Jadi, memang benar, jika mahasiswa yang sering menunda pekerjaan atau tugas dan mengerjakannya sehari sebelum tenggat waktu yang diberikan, masuk dalam golongan Generasi Santuy.

***

Kata santuy, jika disearching di KBBI, sampai mati pun tidak akan kita jumpai. Namun, kata ini sangat populer di kalangan anak muda.

Dan dalam kaitannya dengan pekerjaan atau tugas, generasi santuy memiliki prinsipnya sendiri: “Jika bisa besok, kenapa harus sekarang?” Kalimat ini sering saya dengar di tengah percakapan bersama teman-teman di kampus.

Jika mahasiswa produktif memiliki kegiatan terstruktur (terjadwal dengan baik), menghabiskan waktunya dengan hal-hal positif, dan mengerjakan tugas lebih awal, maka sebaliknya, mahasiswa yang tergolong dalam generasi santuy akan menerapkan sistem kebut semalam dengan menunggu hingga H-1 deadline tugas dikumpulkan.

Dulu, ketika masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan, saya memiliki seorang teman dekat yang juga kebetulan sering menerapkan sistem santai dalam hidupnya.

Ya, begitulah, ketika guru kami memberikan tugas, ia mengerjakannya ketika mendekati deadline tugas itu dikumpulkan. Bahkan, lebih parahnya, pernah suatu hari ia mengerjakan tugas setengah jam sebelum tugas itu dikumpul.

Dan begini ceritanya:

Saat itu, di pagi hari sebelum mata pelajaran matematika dimulai, saya baru saja memasuki ruangan kelas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat parkir sekolah. Alih-alih menemukan suasana kelas yang tenang, malah sebaliknya, kelas itu ributnya minta ampun.

Suara riuh itu datang dari teman-teman—termasuk teman dekat saya—yang mengerjakan tugas dengan deadline yang mepet. Layaknya orang yang sedang berjualan dan menjajakan barangnya di pasar, mereka begitu ribut, ramai, dan heboh.

Tak terkecuali teman saya. Ia mulai menanyakan jawaban-jawaban dari tugas yang di berikan guru kami hingga meminta hasil pekerjaan rumah yang telah saya buat dua hari sebelumnya—dan itu tentu sangat menyebalkan.

Tapi, karena saat itu pikiran saya masih stuck pada rasa solidaritas pertemanan yang tinggi. Sehingga, bagaimana lagi, toh juga teman dekat. Akhirnya, dengan rasa persahabatan, saya sharing jawaban-jawaban dari tugas itu.

Namun, kadang, kalau sudah seperti itu, karena merasa tidak nyaman dengan suasana kelas yang riuh dan ramai, biasanya saya membuat alasan untuk pergi ke kantin agar bisa menghindari kebisingan. Huh, damai sekali rasanya ketika saya bisa keluar dari ruangan yang penuh dengan hiruk-pikuk “orang-orang aneh” itu.

Sialnya, hal seperti itu terjadi berulang kali. Setiap paginya, di hari efektif sejam atau setengah jam sebelum mata pelajaran dimulai, ada saja teman-teman yang baru mengerjakan tugas rumahnya. Dengan alasan malas, mageran, sibuk main smartphone dan kalimat klise lainnya yang sering saya dengar, sering mereka lontarkan.

***

Awal tahun 2020, ketika untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kampus, saya membayangkan banyak mahasiswa berprestasi dan mungkin akan bertemu—dan bisa dekat—dengan teman-teman baru yang tidak menganut sistem kebut semalam.

Tetapi, seperti yang dikatakan banyak orang, ekspektasi tidak selamanya selaras dengan realita yang terjadi. Benar saja, alih-alih bertemu dengan mereka yang rajin mengerjakan tugas lebih awal, justru saya kembali—dan banyak—bertemu dengan mereka yang mengulur-ulur waktu atau yang mempunyai sistem last minute dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

Tentu, hal ini akan berakibat buruk bagi diri sendiri. Khususnya bagi para mahasiswa. Bagaimana tidak, waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk lebih banyak mencari sesuatu yang bermanfaat dan mulai menambah pengalaman, malah digunakan untuk bermalas-malasan atau sekadar scrolling sosial media.

Pada akhirnya, ketika deadline tugas sudah menunggu, mereka akan mulai begadang untuk mengerjakannya, dari malam hingga pagi hari. Dan perlu diketahui, begadang itu tak baik bagi kesehatan tubuh. Begadang dapat berpengaruh pada kesehatan mental dan stress yang dipicu oleh pola tidur yang tidak baik.

Hal ini tentu bukan hanya sekadar pernyataan yang digunakan untuk mengintimidasi orang-orang, akan tetapi sudah dibuktikan melalui penelitian. Cary dan Pei melakukannya dalam “Sleep practies of University students living in residence” pada tahun 2017.

Kebiasaan begadang mengerjakan tugas ini, jika diteruskan, lama-kelamaan juga akan menjadi sebuah kebiasaan yang buruk—karena mempengaruhi waktu tidur yang seharusnya 8 jam dalam sehari bisa kurang dari itu.

Selain berakibat tugas tidak selesai dengan hasil yang kurang bagus, juga tentu akan timbul masalah kesehatan pada tubuh pula.

Jadi, bagaimana teman-teman. Apakah membiasakan diri menjadi santai dalam mengerjakan tugas itu masih pantas kita pertahankan?[T]

Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.

Penggemar Boys Love Series Thailand, Apakah Salah?
Gabut Berkedok Self Healing dan Saran untuk Mengatasinya
Pantai, Tempat Berkumpulnya Orang-orang Stress
Tags: esaigenerasi mudaGenerasi Zaman Now
Previous Post

Dari Sunyi Kembali ke Sunyi: Membaca Sajak-sajak IBG Parwita

Next Post

Ayah, Sosok yang Saya Kagumi

Kadek Sri Widiastuti

Kadek Sri Widiastuti

Lahir di Singaraja, tahun 2002. Saat ini sedang menempuh pendidikan di STAH N Mpu Kuturan Singaraja, Program Studi Ilmu Komunikasi

Next Post
Ayah, Sosok yang Saya Kagumi

Ayah, Sosok yang Saya Kagumi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co