Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd. secara resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Pendidikan Ganesaha (Undiksha) Singaraja periode 2023-2027, Kamis 13 April 2023, di Jakarta.
Ia dilantik oleh Sekertaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Ir. Suharti, M.A., Ph.D. Ia dilantik bersamaan dengan sejumlah rektor perguruan tinggi lain di Indonesia.
Pelantikan ini juga dihadiri oleh Rektor Undiksha periode 2019-2023, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.
Sekertaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Ir. Suharti, M.A., Ph.D., melantik Prof Lasmawan menjadi Rektor Undiksha | Foto: Ist
***
Dengan dilantiknya Prof Lasmawan sebagai rektor, maka tercatat ada dua rektor di Undiksha Singaraja yang pernah bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Bali, yakni Prof Dr. Nyoman Sudiana dan Prof Lasmawan.
Prof Sudiana adalah Rektor Undiksha dua periode, 2007-2011 dan 2011-2015. Sebelum menjadi rektor, Sudiana pernah bertarung dalam Pilkada Buleleng tahun 2002.
Pada Pilkada Buleleng itu, Sudiana menjadi calon wakil bupati mendampingi Nyoman Sudharmaja Duniaji yang saat itu menjadi calon bupati. Saat itu Pilkada belum dilakukan secara langsung, masih dipilih oleh anggota DPRD. Pasangan Sudharmaja-Duniaji dicalonkan Fraksi PDIP di DPRD Buleleng.
Peluang menang Sudharmaja-Sudiana saat itu sangat besar. Dari 45 anggota DPRD Buleleng hasil pemilu legislatif (pileg) tahun 1999, PDIP menduduki 31 kursi. Artinya, jika semua anggoa Fraksi PDIP memilih calon kepala daerah dari PDIP pastilah Sudharmaja-Sudiana menang.
Tapi kenyataan dalam politik tak segampang hitung-hitungan jumlah kursi. Apalagi pakai hitung-hitungan akademik. Sudarmaja-Sudiana kalah karena sejumlah anggota Fraksi PDIP membelot dan memilih calon lain. Pilkada waktu dimenangkan pasangan calon bupati dan wakil bupati, Putu Bagiada dan Gede Wardana.
Sudiana yang kelahiran Tabanan itu pun mengubur mimpinya menjadi Wakil Bupati Buleleng. Ia kembali ke kampus dan meniti karir akademiknya. Dan, tampaknya di kampus karirnya melesat. Lima tahun setelah kekalahannya di Pilkada, ia pun mendapatkan kursi jabatan.
Setelah IKIP Negeri Singaraja berubah status menjadi universitas dengan nama Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Sudiana terpilih menjadi rektor pertama Undiksha, tahun 2007-2011.
Ia dianggap sukses mengembangkan Undiksha menjadi perguruan tinggi yang diperhitungkan, bukan hanya di Bali, juga di Indonesia. Sehingga Sudiana terpilih kembali menjadi rektor periode 2011-2015.
Dua periode berikutnya, Undiksha dipimpin Rektor Nyoman Jampel. Jampel memangku jabatan rektor selama dua periode. Masa jabatan Jampel berkahir, muncul Lasmawan yang memenangi Pemilihan Rektor awal Januari lalu.
Pada pemilihan rektor yang berlangsung 11 Januari 2023, Lasmawan meraup suara penuh, yaitu sebanyak 58 suara. Ia mengalahkan calon lain, yakni Dr. I Wayan Artanayasa, M.Pd, dan Prof. Dr. I Ketut Sudiana, M.Kes.
Lasmawan juga punya sejarah yang mirip dengan Prof Sudiana, yakni pernah mencoba pertarungan dalam dunia politik praktis menjadi calon kepala daerah.
Lasmawan pernah menjadi calon wakil bupati pada Pilkada Bangli tahun 2010. Saat itu ia maju lewat jalur independen berpasangan dengan calon bupati Wayan Arsada. Pada Pilkada Bangli yang diselenggarakan paad 4 Mei 2010 itu, pasangan Arsada-Lasmawan kalah.
Pilkada Bangli 2010 diikuti lima paket calon bupati/wakil bupati. Pasangan Wayan Arsada-Wayan Lasmawan berada di urutan ketiga dengan mendapat 23.244 suara atau 16,12 persen. Dan, seperti diketahui, Pilkada Bangli dimenangi calon dari PDIP, Made Gianyar-Sang Nyoman Sedana Arta dengan perolehan 53.471 suara atau 37,09 persen.
***
Kalah dalam pertarungan Pilkada, Prof Lasmawan kembali ke kampus dan meniti karirnya dengan lebih serius. Di kampus ia menduduki berbagai jabatan strategis dan banyak kalangan menduga suatu saat ia akan terpilih menjadi rektor, dan dugaan itu ternyata benar.
Meski begitu, Prof Lasmawan membutuhkan waktu cukup lama, yakni 13 tahun dari sejak kekalahannya di Pilkada Bangli, untuk bisa meraih kursi rektor. Sementara Prof Sudiana memerlukan waktu lebih singkat, hanya sekitar 5 tahun sejak kekalahannya di Pilkada Buleleng untuk bisa merengkuh kursi rektor.
Jika misalnya Prof Sudiana dan Prof Lasmawan menang dalam pertarungan Pilkada, dan keduanya sukses menjadi wakil bupati, tentu bisa diduga mereka kemungkinan tak pernah menjadi rektor. Sebagaimana tokoh-tokoh politik lainnya, mereka mungkin saja akan meneruskan karir politiknya, misalnya menjadi bupati, jadi gubernur, atau mungkin jadi menteri, atau anggota DPR. Siapa yang tahu.
***
Jika dilihat dari karir akademiknya, Prof Lasmawan memang layak menjadi rektor, dan barangkali memang tidak ditakdirkan untuk menjadi kepala daerah.
Dalam dunia akademik, Prof Lasmawan yang lahir di Bangli ini pernah menduduki sejumlah jabatan strategis di Undiksha, antara lain ia pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi S2 dan S3 (Magister dan Doktor) Pendidikan Dasar di Undiksha tahun 2010 -2015.
Ia juga pernah menjadi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) tahun 2012-2015, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum tahun 2015-2019, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan 2015-2019, dan kini masih menjabat sebagai Wakil Rektor 2 Undiksha.
Sebagai rektor, Lasmawan mengusung visi yang diyakini akan mendukung kemajuan Undiksha ke depan. Visinya adalah Mewujudkan Undiksha sebagai International Reputable University in Education and Leadership (IRUEL). Visi ini adalah melanjutkan apa yang sudah ditegaskan oleh Rektor, Prof. Jampel pada kepemimpinannya di periode 2019-2023.
“Tentu ini yang harus bisa saya terjadikan dalam waktu 4 tahun ke depan,” kata Lasmawan usai dilantik menjadi Rektor Undiksha sebagaimana rilis yang disampaikan Humas Undiksha, Kamis, 13 Apri 2023..
Salah satu program strategis yang dirancang Lasmawan untuk mewujudkan visi tersebut adalah menjadikan Undiksha yang kini sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU) ke PTN Berbadan Hukum (BH). Selain itu, IRUEL diharapkan dapat terwujud melalui program kerjasama yang betul-betul merujuk pada QS 100 rangking dunia.
Hal lain yang menurutnya penting untuk dilakukan ke depan adalah penguatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Demikian juga dengan peningkatan ketercapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi maupun secara khusus melakukan pembenahan serta penguatan sarana prasarana pembelajaran sebagai tanggung jawab Undiksha kepada masyarakat.
Pada awal-awal tugasnya menjadi rektor. Lasmawan akan merapatkan barisan dengan jajaran pimpinan lainnya untuk merancang dan memantapkan pelaksanaan program ke depan.
“Tentu untuk mewujudkan ini, kita harus dalam kebersamaan. Di Undiksha kebersamaan sudah berjalan sangat baik. Saya berharap ini dapat terus dipertahankan dalam rangka mewujudkan Undiksha semakin unggul dan berdaya saing,” kata Lasmawan. [T]