2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dimensi Komunikasi Puasa dan Lebaran

ChusmerubyChusmeru
April 10, 2023
inEsai
Memaknai Perbedaan Komunikasi Antarbudaya: Bukan Sekadar Wacana

LEBARAN ATAU IDUL FITRI bagi umat Islam masih beberapa hari lagi. Namun hiruk pikuk lebaran sudah terasa jauh hari. Setiap tahun hal itu akan selalu terjadi. Puasa belum lagi usai, namun prosesi lebaran sudah mulai ramai.

Puasa dan lebaran bagi seorang muslim dapat dimaknai dalam tiga perspektif. Pertama, puasa dan lebaran adalah momentum religiusitas untuk beribadah kepada Tuhan. Kedua, sebagai media perenungan atas capaian pribadi dalam banyak hal. Ketiga, simbol kegembiraan sosial bagi rakyat Indonesia.

Seremoni masyarakat menyambut lebaran sudah terlihat jauh sebelum lebaran tiba. Tiket transporatasi darat, laut, dan udara diserbu warga. Pasar tradisional dan pasar modern menjadi destinasi yang selalu dibanjiri masyarakat. Harga bahan kebutuhan pokok selalu saja melambung setiap puasa dan lebaran datang. Lebaran kian sempurna ketika pemerintah memberikan cuti bersama yang panjang pada tahun ini.

Mudik atau pulang kampung masih menjadi pemandangan menarik di setiap lebaran. Meski kehadiran media sosial bisa saja dimanfaatkan untuk sekadar mengucapkan selamat berlebaran, namun kehadiran secara fisik di tengah lingkungan keluarga dan masyarakat saat lebaran masih dianggap penting. Ada yang tidak lengkap dalam menjalankan puasa selama satu bulan jika lebaran tak berada di kampung halaman.

Puasa dan Komunikasi

Puasa di bulan suci ramadan bagi umat Islam sesungguhnya awal dari upaya membangun fondasi kehidupan yang penuh fitri di saat lebaran. Puasa memiliki tiga dimensi komunikasi, yakni intrapersonal, sosial, dan transendental.

Secara intrapersonal puasa merupakan momentum untuk menguji komitmen dan integritas diri. Berkomunikasi secara intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri dalam menjalankan dan memaknai puasa. Paling tidak, mekanisme pengawasan moral secara pribadi akan lebih terasah selama puasa. Sehingga ketika berpuasa orang diharapkan lebih bijak dalam bertutur dan menghindari perilaku menyimpang yang bertentangan dengan kata hati dan moralitasnya.

Puasa memiliki dimensi komunikasi sosial dalam membangun toleransi dan empati terhadap orang lain. Bulan ramadan kerap identik dengan bulan berbagi kepada sesama, bulan untuk berempati kepada derita orang lain. Dengan demikian puasa selain meningkatkan spiritualitas juga membangun solidaritas tanpa memandang latar belakang status sosial seseorang.

Secara transendental, puasa merupakan bentuk ketundukan manusia pada Sang Pencipta. Selama orang yakin bahwa puasa adalah perintah Tuhan, maka tak perlu upaya kritis untuk menggugat mengapa ia harus menahan haus dan lapar setiap hari selama sebulan. Puasa menjadikan Tuhan terinternalisasi dalam diri. Ketika orang berbuat kesalahan di bulan puasa, maka Tuhan menjadi rujukan berkomunikasi dalam mendapatkan hakikat kebenaran.

Simbol Sosial Lebaran

Lebaran menjadi momen yang paling ditunggu sekaligus paling riuh di Indonesia. Lebaran identik dengan mudik dan sesuatu yang baru. Tentu ini dapat dimaklumi. Meski kehidupan masyarakat Indonesia sudah diwarnai dengan gemerlap modernitas, namun kultur agraris tetap saja melekat. Mudik atau pulang kampung adalah salah satu ciri budaya agraris dimana orang selalu ingin dekat dengan komunitasnya.

Kehebohan mudik menjadi simbol sosial dalam merayakan lebaran. Bahkan mudik lebaran bukan hanya milik umat Islam, tetapi seluruh rakyat Indonesia. Kementerian Perhubungan telah memprediksi 123,8 juta orang akan mudik tahun ini. Dapat dibayangkan kemacetan lalu lintas yang akan terjadi pada jalur mudik lebaran.

Bukan hanya mudik, simbol-simbol sosial juga menandai lebaran di Tanah Air. Sesuatu yang serba baru menjadi simbol lebaran. Simbol sosial lebaran tentu saja tidak terlepas dari karakteristik masyarakat Indonesia yang atributif.

Masyarakat atributif sangat menghargai simbol, lambang, atau atribut  sebagai penanda status dan posisi sosial seseorang. Tidak heran, menjelang lebaran tiba segala hal yang berkaitan dengan atribut itu harus disiapkan. Pagar rumah dicat baru jauh hari sebelum lebaran. Pedagang baju diburu warga agar bisa dikenakan saat lebaran. Berbagai menu makanan juga disiapkan untuk menyambut lebaran. Tanpa atribut itu semua, orang akan merasa dianggap tidak siap secara sosial untuk  berlebaran.

Visualisasi atribut dipandang penting dalam konteks memaknai lebaran. Mudik dijadikan momentum kebanggaan bagi seseorang untuk menunjukkan perkembangan atribut yang telah berhasil dicapainya di tempat lain. Orang akan dianggap berhasil secara sosial, jika saat lebaran pulang kampung dengan  mobil baru atau bercerita tentang  jabatan baru. Tanpa atribut kebaruan, seseorang masih dipandang belum berhasil.  

Sesungguhnya  tidak ada yang salah dari seremoni lebaran yang sudah berlangsung sejak dahulu itu. Mudik lebaran bisa menjadi upaya merajut benang sosial kultural ketika seseorang merantau ke lain daerah. Sehingga orang tidak tercerabut dari akar budayanya. Hiruk-pikuk mudik juga dapat berfungsi  membangun soliditas, kohesitas, dan solidaritas sosial seseorang dengan daerah asalnya. Lebaran  menjadi bermasalah ketika seremoni atributif lebih dihargai ketimbang substansi religiusitas Idul Fitri.

Puasa dan lebaran memang simbolisasi ritual beragama. Capaian dari keduanya bukan sekadar religiusitas transendental, namun juga peningkatan kualitas diri setelahnya. Jika tidak, maka layak disimak sindiran Karl Marx, agama hanya matahari ilusi yang berputar di sekitar manusia, selama dia tidak berputar di sekitar dirinya. [T]

BACA artikel lain dari penulis CHUSMERU

Merawat Tradisi dari Masjid Saka Tunggal yang Ikonik
Desa Banjarpanepen: Media Kontemplasi bagi Sejumput Toleransi
Ilmu Komunikasi di Perguruan Tinggi Hindu, Untuk Apa?
Tags: agamaIdul Fitriilmu komunikasikomunikasi
Previous Post

“Sembari”, Sekolah Berbasis Riset dan Inovasi

Next Post

Pekan Apresiasi Seni, Tari Magrumbungan, dan Pengalamanku sebagai Pembimbing

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Pekan Apresiasi Seni, Tari Magrumbungan, dan Pengalamanku sebagai Pembimbing

Pekan Apresiasi Seni, Tari Magrumbungan, dan Pengalamanku sebagai Pembimbing

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co