2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cinta dan Kematian dalam Novel Jerum Karya Oka Rusmini

Komang Tia WahyunibyKomang Tia Wahyuni
February 25, 2023
inUlas Buku
Cinta dan Kematian dalam Novel Jerum Karya Oka Rusmini

Novel Jerum karya Oka Rusmini

KIDUNG JERUM ini merupakan kidung yang berkaitan dengan Bhuta Yadnya atau persembahan terhadap alam semesta untuk mengharmonisasikan alam berserta isinya. Keharmonisasi alam juga dapat mempertahankan keharmonisan Bhuwana Agung dengan Bhuwana Alit, dengan sembilan pangider-ider atau arah mata angin dengan masing-masing dewanya.

Keharmonisasi alam dalam Kidung Jerum ini dapat digambarkan sebagai kisah cinta dari segala masalah yang sumber dari cinta. Cinta yang selalu membuat kita bahagia dan ada juga cinta yang menimbulkan rasa cemburu, kemarahan, kesengsaraan dan berakhir pada kehancuran yang ada di dalam cinta. Cinta yang tragis yang dirasakan dalam kehidupan antara Jerum dan I Kundangya.

Kidung Jerum ini menceritakan kehidupan Jerum, Kundangdya dan Liman Tarub yang tidak lepas dari adanya peran para Dewa.

Oka Rusmini menulis novel dengan sumber Kidung Jerum ini. Ia mengambarkan Jerum dalam novel sebagai perempuan yang dianugerahi kecantikan oleh para dewata. Tidak ada yang bisa menandingi pesonanya.

Ni Jerum adalah perawan desa yang cantik, perempuan yang selalu menghadapi pusaran suka, duka, lara, dan pati dalam kehidupannya.

I Kundangdya adalah sosok laki-laki yang gagah dan tampan yang mampu memikat semua wanita yang melihat ketampananya. Dia adalah lelaki yang sangat diidam-idamkan atau yang diinginkan oleh para perempuan. I Kundangdya adalah anak yang rajin dan sangat menyayangi ibunya.

Sedangkan Ki Liman Tarub seorang saudagar kaya raya yang membuat para gadis desa bermimpi dipersunting oleh Ki Limab Tarub.

Dalam Novel Jerum ini Oka Rusmini juga banyak menghadirkan tokoh-tokoh yang berkaitan dengan tiga tokoh utama dalam kehidupannya masing-masing, Karya Oka Rusmini yang berjudul Jerum ini tidak hanya menyajikan kisah cinta yang abadi, tetapi juga ada peristiwa-peristiwa masa lalu yang sangat kelam, yang dimana Oka Rusmini membuat adegan-adegan yang mengandung unsur kegelapan dan kematian, seperti pemerkosaan dan pembunuhan yang tidak wajar.

Kisah cinta segitiga ini berawal dari pandangan pertama saat Ki Liman Tarub melihat Ni Jerum. Ki Liman Tarub yang sejak lama sangat menghasratkan Ni Jerum, tetapi Ni Jerum tidak pernah bertemu dengan Ki Liman Tarub yang dimana menurut penuturan warga desa Ni Jerum akan dipersunting oleh Ki Liman Tarub.

Ni Jerum mengatakan ia sudah menyerahkan seluruh hidupnya kepada warga desa. Dan akhirnya Ni Jerum pun dinikahi oleh Ki Liman Tarub.

Oka Rusmini berhasil membuat novel Jerum ini menjadi dramatis, karena cinta pandangan pertama antara Jerum dengan I Kundangdya terjadi setelah Jerum dan Ki Liman Tarub sudah melangsungkan pernikahan.

“Pernikahannya, Kundangdya merasa hatinya teriris. Semangat hidupnya terkuras habis. Semua yang dimakan terasa hambar. Jiwanya perih dirajam asmara.Laki-laki itu seolah kehilangan arah. Ia bahkan tak bisa lagi memercayai penglihatannya sendiri. Daun dilihatnya payung. Buah paria tampak sebagai labu. Pohon beringin berbuah kecubung. Pohon kelurak jadi waribang. Pohon salak menjelma kecapi. Gunung terlihat seperti lautan. Lautan berubah menjadi gunung. Utara disangka selatan. Timur dikira barat. Siang malam tidak menentu. Sebentar gelap sebentar terang. Fajar seolah datang berbarengan dengan senja.” (halaman.93)

“Aku jatuh cinta saat melihat wajahnya Ibu. Aku tidak bisa melupakannya.” (halaman.94)

Dalam paragraf ini I Kundangdya mengalami kisah cinta pandangan pertama saat melihat Ni Jerum, cinta I Kundangdya kepada Ni Jerum tidak akan tergantikan oleh siapapun, dan I Kundangdya bersedia mati demi Ni Jerum.

Selanjutnya, pandangan pertama terjadi pada saat Ki Liman Tarub pergi mengambil perhiasan ke negeri seberang Jimur untuk Ni Jerum. Pada saat itu juga I Kundangdya datang ke kediaman Ki Liman Tarub untuk menemui Ni Jerum. I Kundangdya masuk ke peraduan, lalu di sana I Kundangdya menyatakan cinta kepada Ni Jerum.

“Kau tak perlu mengenal namaku. Aku ibarat lelaki yang sudah mati. Yang tertinggal hanya badan kasar. Ruhnya sudah senyap. Menunggu kau untuk menghidupkannya kembali.” (halaman.98)

“Ni Jerum tergetar mendengar ucapan itu. Lelaki di hadapannya tampak begitu bersungguh-sungguh. Suaranya yang berat, tapi lembut membuat jantungnya berdetak kencang. Terasa mau lepas dari tempatnya. Peluh dingin menyembul dari pori-pori kulit perempuan itu.” (halaman.98)

“Rambutnya basah. Tangannya berair. Tapi anehnya, dia justru merasa hangat. Rasa takutnya seakan menguap begitu saja. Perasaan apa yangtiba-tiba muncul mengepungnya ini? Ni Jerum takhabis pikir dengan dirinya sendiri.” (halaman.98)

Oka Rusmini mengambarkan Jerum sebagai perempuan yang sangat lemah saat awal mengenal cinta, kepolosan dan keluguan Jerum menghadapi seorang laki-laki yang bernama I Kundangdya sangatlah terlihat. Ni Jerum sudah merasakan benih-benih cinta, Jerum juga sudah merasa hangat dan nyaman saat dekat dengan I Kundangdya.

Jerum merasakan sensasi yang luar biasa mengalir sekujur tubuhnya ada rasa nikmat dan rasa yang sangat indah yang di alaminya. Rasa cinta I Kundangdya terhadap Ni Jerum sudah membuat Jerum tenggelam dalam cinta yang mengalun dilarikan arus, gelombang, badai topan mengamuk yang di rasakan dalam tubuh Ni Jerum.

Akhirnya, bencana itu sudah datang dan kematian sudah sangat dekat. Ki Liman Tarub yang sudah menerima kabar bahwa Ni Jerum mencintai lelaki lain yang bernama Kundangdya, lalu Ki Liman Tarub tak kuasa lagi mengendalikan amarahnya. Dia mengamuk, murka, mengobrak-abrik seisi kamarnya, membanting dan melempar benda yang ada di dekatnya.

“I Kundangdya terdiam. Dia paham akan maksud kedatangan kakak-beradik itu.” (halaman.110)

“Ki Liman Tarub menghunus keris, dan dengan garang menusuk I Kundangdya. Lambung kiri pemuda itu jebol, tembus ke tulang belikat. Darah menyembur. Membasahi tanah persabungan. I Kundangdya berkelojotan sebentar, lalu mati.” (halaman.110)

“Tidak, Bibi. Utang janjiku harus dibayar. Aku ingin mati bersama I Kundangdya.” (halaman.112)

“Terima kasih, Liman Tarub. Aku akan pergi ke surga. Bertemu kekasihku. Lelaki yang mencintaiku dengan tulus….” Ni Jerum mengembuskan napas terakhir. (halaman.113)

Dan, pada akhirnya Ni Jerum dan I Kundangdya mati dengan membawa cinta sejati yang abadi.

‘Cinta mengubah rasa sayang mejadi ambisi. Cinta mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dan, kematian akan indah karena cinta’. [T]

Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer, Relasi Kuasa dan Perlawanan
Lika-liku Ambisi Perempuan Dalam Novel “Aroma Karsa” Karya Dee Lestari
Dunia Patriarki Dalam Novel “Lelaki Harimau” Karya Eka Kurniawan
Tags: novelOka RusminiSastra Indonesia
Previous Post

Rembulan di Bukit Asah | Cerpen Gede Aries Pidrawan

Next Post

Modernisme Pascareformasi Dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami

Komang Tia Wahyuni

Komang Tia Wahyuni

Lahir di Singaraja 2003. Saat ini menempuh pendidikan di STAHN MPU KUTURAN Singaraja Program Studi Pendidikan Sastra Agama dan Bahasa Bali. Prestasi Harapan 1 Lomba Ngewacen Puisi Bali, serangkaian Bulan Bahasa Bali SMK N 3 Singaraja.

Next Post
Modernisme Pascareformasi Dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami

Modernisme Pascareformasi Dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co