14 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dunia Patriarki Dalam Novel “Lelaki Harimau” Karya Eka Kurniawan

Komang PutribyKomang Putri
February 22, 2023
inUlas Buku
Dunia Patriarki Dalam Novel “Lelaki Harimau” Karya Eka Kurniawan

Novel Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan

PEREMPUAN ADALAH sosok istimewa yang diciptakan Tuhan.  Perempuan layak untuk dihargai dan dihormati.

Namun seringkali perempuan hanyalah dipandang sebelah mata. Perempuan hanya bekerja di dapur, atau bahkan perempuan hanyalah dianggap budak seks bagi laki-laki.

Jika dalam buku-buku sejarah sudah banyak terjadi fenomena-fenomena kekerasan pada perempuan, maka Eka Kurniawan menyuguhkan sebuah novel berjudul “Lelaki Harimau”.

Novel yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (2004) ini menghidangkan kisah-kisah perempuan yang mengalami kekerasan fisik dan juga kekerasan bathin.

Dalam novel ini terdapat dua keluarga yang berbeda kasta. Yakni keluarga Komar Bin Syueb yang terdiri dari istrinya Nuraeni, dan tiga anaknya yaitu Margio, Mameh, dan Marian. Dan satu lagi adalah keluarga dari Anwar Sadat yang terdiri dari istrinya Kasia, dan tiga anak perempuan yaitu Laila, Maesa Dewi, dan Maharani. Namun sayangnya pertemuan dua keluarga ini melahirkan sebuah tragedi.

Dunia patriarki mengingatkan saya pada sinetron di TV. Ya pada hampir tiap episodenya menyuguhkan tentang perempuan yang menjadi korban monster patriarki. Perempuan seolah-olah terjebak dalam penjara dunia patriarki itu. Perempuan itu manusia. Ia juga memiliki hak yang sama seperti lelaki.

B.J. Habibie pernah berkata, “Tak perlu yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuat anda bahagia dan berarti lebih dari siapa pun”.

Ya, mantan Presiden yang satu ini merupakan orang sangat amat menghargai wanitanya, Bu Ainun. Sosok Bu Ainun adalah wanita beruntung yang menemukan pangeran baik hati.

Setiap Pak Habibie pulang, Bu Ainun sudah menunggu di depan, dan saat Pak Habibie turun dari kereta kaki empatnya itu mereka akan bergandengan tangan masuk ke dalam istananya.

Namun Nuraeni, dalam novel Lelaki Harimau, tak seberuntung Bu Ainun. Jika Komar Bin Syueb, suaminya, pulang setelah mencukur clien-nya, Nuraeni tak akan mendapat senyuman manis dari Komar atau bahkan bergandengan tangan menuju rumahnya, melainkan hadiah rotanlah yang akan diterimanya.

Nuraeni adalah gadis cantik. Ia dipinang bak pernikahan gambaran jaman Siti Nurbaya. Orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya namun tak semua pilihan orang tua itu juga baik. Kala Nuraeni berumur enam belas tahun, usia yang masih dini, ia sudah harus duduk di pelaminan bersama lelaki yang empat belas tahun lebih tua dari usianya. Ia adalah Komar Bin Syueb.

Keinginan untuk berbakti pada orang tuanya memaksa Nuareni duduk di samping Komar saat bejabat tangan dengan penghulu.

“Nyai, kelak kau akan menikah dengan Komar Bin Syueb” —hlm 96

Sejak awal pernikahan inilah kisah bak film The Invisible Man dimulai, Di rumah 131 reot milik seorang janda veteran bernama Ma Rabiah ini terekam kisah pilu Nuraeni yang selalu ditonton Margio dan Mameh anaknya, dan setiap hari-hari berlalu selalu diwarnai dengan pukulan dan sabetan rotan.

Itulah yang membuat Nuraeni seperti orang sinting, tingkah aneh berbicara pada panci dan kompor yang ada di dapurnya sudah menjadi ritual yang dilakukannya setiap hari. Jika bagi setiap pasutri, seks menjadi obat stress, tetapi itu tidak berlaku bagi Nuraeni.

Nuraeni tak pernah menikmati indahnya surga dunia ketika melakukan senggama dengan suaminya. Lelaki bengis itu hanya memuaskan nafsunya saja, tidak peduli apa yang dirasakan istrinya.

Nuraeni adalah wanita yang begitu malang, kekerasan demi kekerasan yang dialaminya tidak dapat terelakkan. Jika dalam perang Bharata Yudha, Abimanyu tidak dapat keluar dalam sangkar Cakrabyuha, maka Nuraeni tidak dapat keluar dari sangkar patriarki ini.

Bercinta memang hal yang diidam-idamkan setiap pasangan, namun rasa enggan nuraeni ketika bercinta dengan Komar membuatnya tidak pernah menikmati getaran-getaran cinta yang dinginkan Nuraeni. Komar kerap kali melemparkan dan menyetubuhi Nuraeni layaknya Ia sedang diperkosa.

“Ayahmu Anwar Sadat meniduri ibuku Nuraeni, dan lahirlah si gadis kecil yang mati di hari ke tujuh Bernama Marian, sebab ayahku mengetahuinya dan memukuli ibuku hingga Marian lahir bahkan telah sekarat,” kata Margio pada Maharani (hal 186)

Bibit-bibit patriarki yang membudaya pada masyarakat akhirnya menjadi alat untuk seseorang melakukan penindasan serta kekerasan pada perempuan. Perlakuan kasar yang kerap diterima Nuraeni menyebabkan ia berpaling pada lelaki hidung belang Anwar Sadat.

Rayuan manis bak madu membuat wanita melayang ke angkasa, namun wanita tidak sadar ada udang di balik batu. Hasil senggama Nuareni dan Anwar Sadat telah membuahkan jabang bayi. Hal ini membuat Nuraeni kembali mendapat kekerasan dari Komar sedangkan Anwar sendiri tidak memperdulikan Nuraeni lagi.

Sementara Kasia, perempuan yang berprofesi sebagai bidan juga merupakan anak dari orang yang kaya raya. Ia dipersunting oleh seniman yang bernama Anwar Sadat, berbeda dengan lelaki pada umumnya yang membanting tulang untuk istri dan anaknya, lelaki simbiosis parasitisme ini hanya menjadi benalu dalam kehidupan Kasia.

Namun nasib Kasia lebih beruntung dari pada Nuraeni. Ia tidak pernah mendapat perlakuan kasar, tetapi perilaku suaminya juga sama menjijikannya dengan Komar Bin Syueb, suami mata keranjangnya itu kerap jajan di luar rumah.

Nuraeni maupun Kasia adalah dua wanita korban patriarki, nasib mereka tidak jauh berbeda, tetapi keduanya adalah wanita tangguh yang mampu menjalani kekerasan dan sakit hati dari suami yang menjadi parasit dalam kehidupannya.

Nuraeni yang mendapat perlakuan kasar dari suaminya dan Kasia yang harus menerima kenyataan bahwa teman hidupnya telah menjadi rafflesia bagi dirinya yang menjadi pohon mangga. Tidak penting seberapa banyak Anwar Sadat bermain perempuan asalkan tidak tercipta jabang bayi.

Pengalaman Nuraeni dan Kasia bukanlah hanya sekedar tayangan suara hati istri dalam sinetron TV lagi, tetapi ini merupakan fenomena sosial yang kerap terjadi.

Masih banyak orang yang mengaggung-agungkan lelaki dan menyepelekan perempuan, karena tugas perempuan dianggap hanya memasak, menjadi budak seks, dan melahirkan anak.

Perspekstif masyarakat seperti inilah yang harus dikesampingkan. Perempuan juga layak untuk mendapat perlakuan sama seperti laki-laki. [T]

Cerpen “Sumur” Eka Kurniawan: Soal Alam dan Hari Ini
Cerpen “Sumur” Eka Kurniawan | Air Dengan Segala Persoalan yang Ditimbulkan
Tags: Eka KurniawannovelsastraSastra Indonesia
Previous Post

Raka Bujangga, Budiarta Aryawan, dan Andika Darmawan Juara Lomba Foto Bulan Bahasa Bali 2023

Next Post

Lika-liku Ambisi Perempuan Dalam Novel “Aroma Karsa” Karya Dee Lestari

Komang Putri

Komang Putri

Lahir di Nagasepaha, Buleleng. Saat ini sedang menempuh S1 Pendidikan Sastra Agama dan Bahasa Bali di STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Anggota UKM Dharma Githa dan UKM Kaligrafi, dan sebagai pengurus anggota bidang penelitian dan pengembangan dalam HMPS Pendidikan Sastra Agama dan Bahasa Bali.

Next Post
Lika-liku Ambisi Perempuan Dalam Novel “Aroma Karsa” Karya Dee Lestari

Lika-liku Ambisi Perempuan Dalam Novel “Aroma Karsa” Karya Dee Lestari

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co