BONSAI menjadi salah satu karya seni yang sangat cantik untuk dapat kita simpan di dalam pot sebagai hiasan rumah. Bentuknya yang dapat diubah dan dikreasikan menambah keunikan tersendiri dari tanaman hias satu ini.
Jika kita lebih dalam menekuni seni bonsai tentunya kita akan mendapatkan nilai ekonomi yang menguntungkan bagi kita sendiri seperti yang dilakukan oleh Dharma Sentosa, pemilik Sentosa Bonsai Singaraja.
Sentosa Bonsai Singaraja terletak di Jalan Pulau Obi, No.200, Singaraja, tepatnya di wilayah Banyuning, Buleleng. Awal mula Dharma merintis usaha bonsai ini yaitu sejak awal pandemi Covid-19.
Dharma awalnya hanya sekedar iseng memulai usaha ini, lama-lama menjadi kegiatan rutin alias menjadi hobinya sendiri.
“Awalnya iseng lihat teman bermain bonsai, saya lihat di internet ada tanaman bonsai yang bagus-bagus bahkan harganya juga terbilang mahal untuk dijual, saya kepikiran untuk mulai mencoba usaha ini. Kebetulan dasarnya saya juga suka seni,” kata Dharma.
Menurutnya, bonsai menjadi salah satu karya seni yang memiliki citra menarik sebagai tanaman hias. Bentuknya yang dapat diubah-ubah dan dikreasikan menambah keunikan tersendiri dari tanaman hias satu ini.
“Kalau diperhatikan lagi, tanaman bonsai menjadi karya seni yang tidak ada habisnya, beda dengan tulisan dan lukisan. Kalau bonsai ada pakemnya tersendiri baik dari akarnya, batang sampai tingginya, punya aturannya sendiri,” kata Dharma.
Beragam jenis bonsai menghiasi halaman rumahnya, mulai dari bonsai yang paling kecil hingga yang paling tinggi. “Di sini lebih banyak bonsai pohon santigi, ada juga bonsai pohon sisir, dewandaru, anting putri, serut, saeng simbur, dan kimeng,” kata Dharma.
Pada awal melakukan budidaya bonsai, kata Dharma. Ia masih mencari bahan dengan cara mendongkel dari alam, tentu saja hal ini akan berdampak pada pelestarian alam. Seiring berjalannya budidaya ini, Dharma mencoba untuk membeli tanaman bonsai dari berbagai pembudidaya, bahkan tanaman bonsai di tempatnya ada yang impor dari Negara Vietnam dan juga Thailand.
“Awalnya saya pakai metode pendongkelan, namun bisa merusak alam dan pertumbuhannya pun lambat, makanya saya coba memberanikan diri untuk membeli tanaman bonsai dari pembudidaya nasional sampai impor,” kata Dharma.
Media pokok untuk menunjang pertumbuhan tanaman yang digunakan tergolong banyak, ditambah setiap pohon memiliki ciri khas hidup dialam yang berbeda-beda. “Media tanaman cukup variatif, kalau tanaman jenis sisir saya biasa menggunakan pasir sungai, sekam bakar, kohei butiran dan pupuk dekastar, kalau tanaman jenis santigi saya menggunakan media batu bata sebagai tempat akarnya untuk menempel, sekam mentah, pasir sungai dan kotoran kambing, jadi tergantung jens tanamannya,” kata Dharma.
Sentosa Bonsai telah berhasil menorehkan banyak prestasi dari beragam pameran yang telah diikuti. Prestasi yang telah didapat oleh Sentosa Bonsai Singaraja yaitu 3 predikat tanaman bonsai tahap sangat baik sekali dengan pita merah, 5 predikat tanaman bonsai tahap baik sekali dengan pita hijau, dan 5 predikat tanaman bonsai tahap baik.
“Terakhir ikut di ajang The Max 30 cm dapat predikat tahap sangat baik sekali,” kata Dharma
Selain menorehkan prestasi, Dharma juga mengelola bisnis penjualan bonsai. Penjualan bonsai dilakukan dengan beberapa penikmat bonsai baik lokal hingga nasional. Penjualan paling jauh saat ini yaitu sampai dengan wilayah Yogyakarta, Surabaya dan Lombok. Selain menjual bonsai, Sentosa bonsai juga menjual berbagai peralatan-peralatan merawat bonsai.
“Kalau penjualan bisa dikatakan masih lokal wilayah Bali, tapi ada juga pembeli dari luar Bali, yang paling jauh Yogyakarta,” kata Dharma.
Harga dari tanaman bonsai di sini juga tergolong bervariasi yaitu berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 4.500.000. Murah dan mahalnya bonsai tergantung dilihat dari pakem dan keunikan dari tanaman bonsai yang akan dibeli. Sebelum membeli biasanya pembeli akan mengetahui tanaman bonsai mana yang sudah masuk kedalam kriteria bonsai yang bagus.
“Bagi penekun tentu pakemnya sangat diperhatikan saat membeli bonsai, jadi tidak asal-asalan dalam membelinya,” kata Dharma.
Tentunya dalam berbisnis ada saja tantangan dan hambatan yang dirasakan, sama halnya yang di rasakan Dharma sebagai penekun tanaman bonsai. “Masalah yang utama ada pada saat ini cuaca, kondisi cuaca di Buleleng susah ditebak, jadi tanaman lebih sering layu, selain itu juga hama seperti ulat yang menyerang tanaman,” katanya.
Harapan Dharma sendiri yaitu semakin meningkatnya penggemar seni tanaman bonsai pada umumnya di Indonesia dan pada khususnya di Singaraja. Untuk penekun agar lebih memahami untuk mengurangi aktivitas pendongkelan karena memberi pengaruh yang besar pada lingkungan.
“Semoga semakin menjamur kegiatan ini ke depannya, dan untuk teman-teman semuanya mari kurangi aktivitas pendongkelan karena dampaknya cukup besar bagi lingkungan,” tambah Dharma. [T]