TEATER KALANGAN berdiri 23 September 2016 dan memutuskan secara bersama-sama untuk tidak bekerja lagi secara kolektif pada 18 Desember 2022. Inilah surat pernyataan bersama dari Teater Kalangan yang sudah disiarkan juga melalui media sosial:
[][][]
“Jika siap membangun komunitas, mesti siap mempertahankan, pun membubarkannya,” Demikian kesepakatan kami sejak pertama kali dibentuknya Teater Kalangan.
***
Produksi pertama Teater Kalangan—”Rintrik” adaptasi cerpen Danarto, yang dipentaskan serangkaian acara Mimbar Teater Indonesia di Solo, Jawa Tengah pada 23 September 2016–kami sepakati sebagai hari lahir Teater Kalangan.
Setelahnya, semakin tahun, semakin besar kami bertumbuh. Kami merumuskan hal-hal yang ingin dicapai, membuka secara terang hal-hal yang ingin disasar setiap anggota. Tentu, semua tak berjalan mulus sesuai harapan.
Beberapa anggota ada yang pergi, ada juga kawan baru yang datang bergabung. Sebagaimana perumpamaan yang kerap digunakan dalam suatu komunitas, kami—Anggota Teater Kalangan—pelahan-lahan menghayati Kalangan sebagai sebuah rumah dan wadah untuk berproses. Setiap akhir tahun, anggota Teater Kalangan berkumpul, lalu merumuskan program yang akan dilakukan bersama pada tahun selanjutnya.
Wadah atau rumah bukanlah benda abadi, begitu pula dengan Teater Kalangan. Kami meyakini, rumah yang sempit akan memberi batasan ruang gerak anggota. Enam tahun sudah usia Kalangan—waktu yang cukup singkat bagi sebuah kelompok, namun benar-benar berkualitas, setidaknya bagi kami, para anggota Kalangan.
Setiap anggota telah tumbuh dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, dan Kalangan tampaknya tak cukup luang untuk mengakomodasi pertumbuhan tersebut: target baru, visi misi baru, dan rencana-rencana yang berbeda dari masing-masing anggota.
Merefleksikan dinamika yang hadir pada setiap anggota inilah, pada rapat akhir tahun yang digelar 18 Desember 2022, di rumah Kalangan, kami memutuskan untuk tidak lagi merumuskan program kerja, merumuskan visi misi bersama, atau target-target lainnya. Kami meyakini bahwa setiap pertemuan mesti memiliki ujung, sebagaimana kelahiran menunggu kematian, atau pertemuan menunggu perpisahan: Teater Kalangan dibubarkan.
***
Enam Tahun Teater Kalangan—jika diandaikan sebagai seorang anak—maka kami sedang memasuki SD. Dan SD kami tampaknya terpencar-pencar. Kami sepakat, sebagai rumah, Kalangan telah menjadi tempat untuk pulang. Sebagai ibu, ia sudah cukup menyusui setiap anggotanya.
Pembubaran Teater Kalangan ini tentu begitu berat bagi kami. Namun, akan lebih berat jika kami meneruskannya. Kami tak ingin telat bubar dan terbebani oleh romantisme tanpa arah yang jelas.
Kemarin, 31 Desember 2022 di Kalanaya, kami rayakan perpisahan dengan perasaan campur aduk: sedih, haru, syukur, dan penuh sukacita; sekaligus menyambut kehadiran tahun baru 2023–tahun perdana bagi seluruh anggota Kalangan untuk bergerak sendiri sebagai individu yang melembaga secara mandiri.
Melalui pengumuman ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada setiap orang yang pernah menjadi anggota Teater Kalangan, begitu pula setiap orang yang pernah menjadi rekan kolaborasi, dan lembaga-lembaga yang pernah menjalin kerjasama dengan Kalangan.
Pembubaran ini dilakukan dengan kesadaran bahwa berakhirnya proses di Teater Kalangan bukanlah sebuah akhir proses di dunia kesenian khususnya Teater.
Kalangan bubar bukan untuk hilang, melainkan memberi ruang baru bagi anggota kami untuk mencapai visi dan misi masing-masing, yang mungkin tak akan pernah didapat jika masih berada di Teater Kalangan.
Meski telah dibubarkan, Kalangan masih akan tetap ada. Beberapa program Kalangan mungkin akan dibawa anggota kami. Begitu pula dengan gaya, watak, dan bentuk pertunjukan. Pun dengan gagasan, ide, dan obrolan. Tentu, dengan tampilan dan refleksi yang baru, yang lebih baik lagi dari Teater Kalangan.
Maka, ikuti terus kegiatan kawan-kawan Teater Kalangan. Di rumah kami masing-masing. Rumah kami yang baru. Sila ikuti Wayan Sumahardika, Manik Sukadana, Agus Wiratama, Jong Santiasa Putra, Iin Valentine, Jacko Wahyurizky, Devy Gita, Agus Noval Rivaldi, Dedek Surya Mahadipa, dan Pramita Shade. Juga pada kawan Kalangan angkatan pertama yaitu: Gede Gita Wiastra, Yusna Safitri, Anggara Surya, Bulan Wijayanti, dan Julio Saputra.
Salam hangat,
[][][]