10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dunia Penuh Luka Dalam Kumpulan Cerpen “Luka Batu” Karya Komang Adnyana

Kadek WindaribyKadek Windari
December 25, 2022
inUlas Buku
Dunia Penuh Luka Dalam Kumpulan Cerpen “Luka Batu” Karya Komang Adnyana

Sampul buku kumpulan cerpen Luka Batu karya Komang Adnyana

HIDUP ADALAH pilihan. Manusia diciptakan untuk menikmati kehidupan di dunia. Manusia berhak memilih kehidupan yang ingin ditempuh. Namun sejatinya, hanya Tuhanlah yang pantas menentukan kehidupan makhluk-makhluk di dunia. Ketika Tuhan sudah berkehendak, makhluk-makhluk ciptaannya pun tak bisa berbuat apa.

Kehidupan adalah sebuah proses. Begitu banyak proses yang dilewati untuk menikmati kehidupan. Tak jarang juga proses itu gagal untuk dinikmati. Walau demikian, proses tersebut tetap menjadi sebuah perjalanan menuju kehidupan sesungguhnya. Dalam berkehidupan, tak hanya manusia yang dapat merasakan setiap prosesnya tetapi semua makhluk ciptaan Tuhan baik itu benda hidup atau benda mati pasti akan menikmati setiap proses dalam kehidupan.

Penulis kumpulan cerpen “Luka Batu” ini juga merasakan proses dari kehidupan. Komang Adnyana, sang penulis, menuangkan semua perasaan pada setiap proses kehidupan tokoh-tokohnya dalam buku ini. Tak jarang proses tersebut menimbulkan “perih”, “pedih”, bahkan seringkali “luka” bagi diri.

Terluka dalam menikmati sebuah proses adalah hal yang biasa. Di dunia, tak semua hal dapat terbentuk dengan indah. Banyak pergulatan, persinggungan, bahkan pertumpahan darah dapat menyertai sebuah proses kehidupan di dunia.

Kumpulan cerpen “Luka Batu” karya Komang Adnyana ini sangat menarik, judul dan isi sangat sesuai dengan yang diinterpretasikan. Buku ini diterbitkan tahun 2022 oleh Mahima Institute Indonesia. Dalam buku yang memiliki 150 halaman dan  terdapat 18 judul cerpen yang masing-masing judulnya memiliki cerita serta karakter yang hampir sama.

Cerpen-cerpen ini merupakan interpretasi kehidupan di dunia yang penuh dengan luka. Semua tokoh dalam kumpulan cerpen ini memiliki luka tersendiri dalam proses menikmati kehidupannya.

Sesuai dengan judulnya yaitu “Luka Batu”, penulis selalu menyisipkan atau memberikan luka pada setiap karakter tokoh utama di kumpulan cerpen ini. Namun, tak semua luka tersebut dijelaskan apa penyebabnya bahkan penulis juga tak menjelaskan sesungguhnya apa arti luka itu. Pola penulisan seperti ini sangat menantang pembaca atau penikmat karena membuat mereka berpikir dan bertanya-tanya tentang kebenaran sehingga menimbulkan interpretasi cerita sendiri.

Kumpulan cerpen ini memang memiliki ciri khasnya sendiri. Mulai dari judul cerpen, karakter tokoh bahkan isi ceritanya pun tidak mudah untuk ditebak. Pembaca ataupun penikmat buku ini memerlukan konsentrasi penuh agar dapat memahami jalannya cerita.

Sebagian besar kumpulan cerpen di buku ini memiliki alur dan akhir cerita yang masih ‘menggantung’ dalam artian tidak dituntaskan oleh penulis. Sehingga pembaca atau penikmat karyanya harus memikirkan sendiri akhir dari cerita yang dibaca.

Problematika dalam kumpulan cerpen “Luka Batu’ ini merupakan interpretasi problematika kehidupan manusia di dunia. Dalam cerpen-cerpennya menceritakan bahwa semua makhluk yang ada di dunia pasti bisa terluka.

Tak hanya manusia bahkan benda mati pun juga bisa terluka. Dengan merasakan perasaan itulah penulis menuangkannya dalam kumpulan cerpen ini sehingga pembaca ataupun penikmat karya mengetahui bahwa dunia tak selamanya bercerita tentang keindahan.

Dalam buku yang terdiri dari 18 judul cerpen ini memang menarik dan layak untuk dibaca. Dari semua judul cerpen dalam buku karya Komang Adnyana ini lebih cenderung membahas aktifitas sosial manusia. Mulai dari kematian lelaki yang dibunuh sekelompok anggota ormas, rahasia dibalik tato seorang wanita penggoda, wasiat dari seorang pengusaha, perempuan yang menenggelamkan diri, bahkan pernikahan seorang gadis dengan pria pencinta semua wanita diceritakannya dalam kumpulan cerpen ini.

Semua cerpen ini memiliki konfliknya sendiri tetapi dalam tema yang sama yaitu membahas tentang dunia yang penuh dengan luka.

Problematika pada salah satu judul cerpen “Lina dan Angsa Taman Kota” dalam buku ini mengisahkan Lina, seorang perempuan berumur sembilan belas tahun sedang patah hati. Ia mencoba melupakan masa lalu dan menjalani kehidupannya hari demi hari.

Setiap dua kali seminggu, tepat pada tengah hari, Lina mengunjungi sebuah taman yang terdapat danau buatan didalamnya serta ada beberapa angsa berbulu indah yang berenang dengan bebas. Ia sangat senang melihat langit biru yang terlihat sangat indah dari taman itu.

Namun, kebiasaannya yang melihat langit biru di tengah hari itu ternyata membuat dirinya pergi dengan selamanya. Apakah Lina sudah pergi ke langit biru sekarang? Tepat di bawah langit biru yang maha kuasa Lina mengakhiri hidupnya dan tepat setelah ia mengatakan ingin melupakan masa lalu.

Permasalahan yang dihadapi Lina itu merupakan salah satu fenomena yang dihadapi oleh anak muda masa kini. Kebanyakan dari mereka yang memilih mengakhiri hidupnya setelah putus cinta. Pemikiran dan sikap yang seperti itu sudah meracuni generasi muda bangsa ini. Hanya dengan satu ‘luka’ mereka sudah bisa memilih keputusan itu.

Penulis kumpulan cerpen ini secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa dunia sebenarnya penuh dengan permasalahan, penuh dengan kepedihan. Setiap manusia bisa terluka, namun manusia bisa memilih cara dalam menghadapi luka itu.

Seperti pada judul cerpen “Penari Api” dalam buku ini juga menceritakan fenomena yang ditemukan dalam kehidupan. Dalam cerpen ini mengisahkan Sandat, seorang perempuan penari joget yang dipandang sebagai pembawa aib dan membuat malu keluarga.

Penari joget dianggap tidak baik dan selalu terkesan buruk karena penggoda laki-laki dan milik setiap orang. Sekalipun pada dasarnya mereka gadis baik-baik dan terhormat. Orang tua Sandat sangat melarang dirinya untuk menari sebab mereka malu dan merasa terhina melihat anaknya sendiri berada di panggung dengan melenggokkan pinggulnya.

Suatu ketika ada dua orang datang bertamu ke rumah Sandat. Mereka menginginkan Sandat untuk menari serta meneken kontrak dengan pihak hotel selama enam bulan. Namun, keluarga Sandat tidak mengizinkannya. Dengan terkejutnya, dua orang itu mengungkapkan rahasia besar kepada Sandat. Mereka mengatakan bahwa dahulunya orang tua Sandat merupakan seorang penari joget dan pengibing. Semenjak mendengar hal itu, taka da lagi batasan bagi Sandat untuk menari.

Melihat fenomena itu, masalah sosial yang dihadapi orang tua Sandat juga merupakan masalah yang dihadapi dalam masyarakat sekitar terutama yang tinggal di desa. Orang tua Sandat tidak ingin dirinya dihina ataupun dikucilkan masyarakat hanya karena dirinya seorang penari joget. Dalam kehidupan masyarakat juga masih menganggap bahwa penari joget itu memiliki kesan yang buruk. Padahal penari hanyalah penari, mereka hanya seorang penari di atas panggung. Selepas itu mereka tetap seorang manusia yang bermasyarakat.

Cerpen-cerpen yang disebutkan itu hanya beberapa cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen “Luka Batu” karya Komang Adnyana. Cerpen-cerpen tersebut memiliki pola penulisan yang sama dari segi isi cerita.

Penulis selalu memberikan tokoh utama ‘luka’ dalam proses penceritaannya. Namun, ada beberapa cerpen yang penulis juga tak mengungkapkan apakah ‘luka’ tersebut sembuh atau masih ada dalam diri tokoh. Penulis memiliki pola pikir yang unik dengan menuangkan pikiran dan perasaannya tentang kejamnya dunia dalam sebuah tulisan.            

Beberapa cerpen ini juga terkesan ‘menggantung’ pada akhir ceritanya karena penulis tak menuntaskan dengan jelas akhir dari cerita. Hal ini membuat pembaca sangat bertanya-tanya bagaimana akhir yang sebenarnya dari cerita-cerita ini.

Dengan begitu, cerpen-cerpen ini tidak hanya memiliki satu sudut pandang dari penulis saja melainkan juga sudut pandang dari penikmat karya karena akhir cerita yang ‘menggantung’ seperti inilah membuat isi dari cerpen-cerpen ini banyak menimbulkan interpretasi tersendiri.

Sisi psikologi penulis sangat terlihat dalam buku ini. Dilihat dari judulnya “Luka Batu” sudah bisa menggambarkan bagaimana isi dari kumpulan cerpen ini. Penulis seolah-olah ingin menggambarkan seluruh cerita dalam buku ini dengan sebuah luka yang bisa disembuhkan ataupun tidak. Namun, tak disangka bahwa arti dari judul kumpulan cerpen ini ternyata bukan seperti itu yang dimaksudkan.

Sepertinya, penulis memberikan judul “Luka Batu” bukan semata-mata hanya ingin menggambarkan luka apa yang dihadapi oleh tokoh. Tetapi penulis juga ingin menggambarkan bahwa setiap makhluk di dunia tentu saja dapat terluka. Dalam buku ini, penulis menjelaskan apa arti dari kehidupan yang sesungguhnya. Bahwa kehidupan tak selamanya terbentuk indah tetapi juga dapat terbentuk luka. Itulah yang dimaksud dengan “Luka Batu”. Luka yang selalu ada dan selamanya akan tetap menyertai proses kehidupan semua makhluk di dunia.

Kumpulan cerpen “Luka Batu” karya Komang Adnyana ini sangat bagus dan menarik untuk dibaca semua kalangan. Cerpen ini sangat menginspirasi pembaca atau penikmat karya dengan problematika yang ada dalam kumpulan cerpen ini. Dari semua judul menggambarkan tentang dunia yang penuh dengan problematika kehidupan yang membuat semua makhluk dapat terluka. Namun, selalu ada banyak cara untuk menghadapi problematika tersebut.

Dari semua cerpen dalam buku ini, banyak hal yang dapat dipetik salah satunya, manusia memang diciptakan untuk menikmati sebuah luka agar dapat menuju proses kehidupan yang lebih layak. Dengan luka itu manusia berhak memilih untuk melanjutkan kehidupannya. Manusia hanya bisa berencana tetapi hanya Tuhanlah yang pada akhirnya selalu menentukan nasib dan takdir semua makhluk yang ada di dunia.

“Dunia memang penuh luka bagi semua makhluk ciptaan Tuhan” [T]

Cerminan Sejarah Bali Pada Novel “Kota Kabut Walli Jing-Kang” Karya Manik Sukadana
Dilema Masa Lalu dan Masa Depan Dalam “Langit Dibelah Dua” Karya Gde Aryantha Soethama
Ngurah Parsua dan Karyanya: Prosa yang Reflektif, Puisi yang Jernih
Tags: Cerpenresensi bukusastraUniversitas PGRI Mahadewa Indonesia
Previous Post

‘Khotbah di Bukit’, Sebuah Kenangan Iman

Next Post

Misteri Cinta dan Kematian Dalam Kumpulan Cerpen “Kisah Cinta dan Dongeng Yang Dimakamkan” Karya I Putu Agus Phebi Rosadi

Kadek Windari

Kadek Windari

Lahir di Denpasar, 15 Maret 2003. Ia sedang menempuh pendidikan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia dengan konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah. Menggemari menulis dan mendengarkan musik.

Next Post

Misteri Cinta dan Kematian Dalam Kumpulan Cerpen “Kisah Cinta dan Dongeng Yang Dimakamkan” Karya I Putu Agus Phebi Rosadi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co