31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bagaimana Adham T. Fusama Merancang Cerita?

Wendy FermanabyWendy Fermana
December 1, 2022
inPersona
Bagaimana Adham T. Fusama Merancang Cerita?

Adham T. Fusama | Sumber foto: https://instagram.com/indonesianauthor

BEBERAPA BULAN LALU, saya tiba di Kota Bogor untuk sebuah pekerjaan. Ketika melintasi dua ikon kota ini, saya memotret Tugu Kujang dan Gerbang Ampat. Dengan mengandalkan pengetahuan minim dan menelusuri mesin pencarian, saya menerjemahkan sekenanya makna tulisan yang diukirkan di gerbang akbar tersebut.

Saya mengunggahnya ke Instagram. Beberapa mengomentari keberadaan saya dan arti kata itu. Sampai kemudian akun @indonesianauthor mampir dalam direct mesage. “Saya di Bogor. Ayo ketemu.” Saya berjanjian dengan dua orang kawan, tetapi ternyata mereka ada kerjaan lain. Saya kok baru sadar ternyata Adham T. Fusama a.k.a. A. Mustafa berasal dan kembali bermukim di Kota Bogor. 

Malam hari, usai kegiatan, saya dijemput Adham untuk nongkrong. Ia kebingungan, mencari-cari kafe yang masih buka di malam hari. Kebanyakan sudah close order. Kami pun menepi ke sebuah warung kopi. Di sanalah saya dan Adham bercakap-cakap. Saya mencatat obrolan bersama sang penulis dan penyunting tangguh asal Kota Bogor ini. 

Bagaimana kamu pertama kali menulis?

Semuanya dimulai dari dongeng. Saat kelas dua SD, saya mendapat tugas disuruh menulis dongeng. Tugas itu saya tulis berdasarkan hasil penuturan almarhum nenek. Saat kecil itu juga, saya sering dibacakan buku dongeng oleh orang tua. Setelah diingat sekarang, ternyata saya menulis dulu, baru kemudian membaca. Bacaan masa kecil saya dimulai dengan komik. 

Kalau pertama kali memutuskan untuk serius di dunia menulis?

Saya menyeriusi menulis saat kuliah. Saat itu ingin sekali menulis novel, tetapi tak pernah berhasil.

Lulus dari FISIP Hubungan Internasional (HI), saat orang-orang melamar kerja ke kedubes, dengan impian menjadi diplomat, saya justru melamar dan bekerja di Transmedia Pustaka. Saya tidak lama di sana karena alasan tertentu. Namun, saya melihat di grup penerbitan itu, ada penerbit dan insan-insan penerbit yang bersinar. Saya kenal banyak penulis yang kini jadi sohib bermula dari sana. Lalu, saya pindah ke Rak Buku. Tak lama kemudian, saya ke Bentang Pustaka. 

Selama dua setengah tahun di Bentang Pustaka, saya memegang naskah, sampai kemudian saya menyunting Supernova. 

Apa saja pengalaman problematik saat menjadi editor di penerbitan?

Saya ikut dalam kuratorial dan menolak naskah. Misalnya, saya menolak naskah Qwertyuiop karya Asdfghjkl (Adham menyebut judul buku dan nama seorang penulis). Meskipun, kemudian naskah ini terbit di penerbit lain.

Kenapa ditolak? 

Tidak cocok saja dengan Bentang Pustaka. Genrenya crime thriller dan berdarah-darah. Genre ini memang sulit dijual. Dan setiap penerbit tentu punya fokus tertentu.

Apa yang laku saat itu? 

Kalau ditanya, apa yang laku, sepertinya tetap sama, romance, drama keluarga, dan cerita-cerita yang uplifting.

Setelah tidak lagi bekerja sebagai editor di penerbitan, kamu sibuk di media, boleh cerita sedikit soal kesibukanmu?

Saya sekarang bekerja di sebuah studio televisi kecil di Bogor. Ini tempat terlama saya bekerja. Saya sudah di sini empat tahun mulai 2018 sampai sekarang 2022. 

Kenapa bisa lama bertahan? Karena pulang ke rumah?

Ya, saya merasa nyaman berada dekat dengan keluarga. Namun, yang utama tempat kerjanya bikin saya betah. Meskipun ya karena bos saya orang Kanada dan belakangan setelah pandemi berakhir dia kembali lagi ke sana, saya jadi memiliki jam-jam kerja yang unik. Saya jadi mesti meeting di jam-jam yang mestinya saya tertidur.

Adham T. Fusama menunjukkan buku saat bercakap-cakap | Foto: Wendy Fermana

***

Bagaimana jam membacamu?

Sekarang semuanya tidak lagi sama. Jam membacaku hanya setelah pulang kerja. Kini tanpa target. Membaca satu buku dalam satu bulan saja sudah alhamdulillah. Tapi, untuk membaca komik pasti kelar. 

Saya baru saja beres membaca kumpulan cerpen Risda Nur Widia. Sekarang sedang baca novel terjemahan Zxcvbnm (Adham menyebut nama sebuah penerbit). Ini penerbit yang kadang punya terjemahan yang asyik, kadang parah. Contohnya ini, mereka menerjemahkan ‘rumah miskin’, kupikir ini asalnya pasti poor house. Atau ada banyak sekali kata ‘wah’. Setiap kata wah ini pasti di bahasa aslinya dari kata well. Jadi, jengkel sekali. Memang menerjemahkan itu tidak gampang, begitu pula dengan menyunting terjemahan.

Kalau diingat-ingat, saya juga pernah begini. Kalau kamu baca buku Poiuytrewq karya Lkjhgfdsa (Adham menyebut judul buku dan nama penulis), terjemahannya payah sekali. Saya juga pusing membereskannya. Karena terlalu banyak, saya biarkan saja. Saya juga merasa berdosa, tapi ya mau bagaimana lagi.

Kalau menulis, sekarang bagaimana?

Saya sedang dalam proses menulis. Saat ini sedang lancar-lancarnya. Kemarin-kemarin, menulis tiga ide lama, baru halaman 20-an sudah stuck.

Bagaimana menulisnya? Apakah sudah merancang struktur?

Saya sudah bikin struktur. Namun, strugle-nya adalah memulai. Seperti kali ini, setelah sepuluh kali merombak awalan, alhamdulillah puas dan baru kemudian lanjut.

Jadi, menurutmu kata pertama, kalimat pertama, paragraf pertama, bab pertama, akan sangat menentukan?

Kadang bab pertama sudah sangat bagus, tapi ternyata tidak bisa melancarkan bagian selanjutnya. Barangkali bagus secara teks. Namun, konteksnya yang ingin disampaikan malah tidak dapat. Sekarang sudah halaman 27. Enggak tahu akan berlanjut atau tidak. Semoga bisa sampai 50 halaman.

Bagaimana persiapan menulisnya? Ada struktur? Bisa memperkirakan panjangnya akan berapa?

Detail tidak, tapi peta sampai akhir sudah tahu. Berapa panjang halaman? Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman, saya memperkirakan sekitar 200 halaman, eh ternyata sampai 250 halaman. Yang sekarang di Gramedia Pustaka Utama saya kira 150 halaman beres, ternyata sampai 180 halaman.

Sekarang saya sedang menulis dan mengira akan menuliskannya dalam satu bab, ternyata terus sampai tiga bab. Akhirnya, saya menulis saja. Nanti kalau sudah tahap kuedit, saya bisa pangkas. 

Waktu menulis buku pertama, saya bikin rancangan yang detail sekali. Dulu saya belajar, karakter harus detail sampai zodiak, warna favorit, dan harus tahu makanan dan minuman kesukaan. Ujungnya mumet karena harus lihat catatan melulu.

Kemudian saat hendak menerbitkan ulang Kritikus Adinan, saya ketemu dan mengobrol dengan Pak Budi Darma. Kata Pak Budi, yang penting dari cerita itu ya ceritanya; tokoh, setting, tidak penting. Saya memaki-maki saat itu. Kata Pak Budi, tokoh, setting, apa pun itu hanya melayani cerita. Saya menyadari. Oh, ini ternyata yang membuat saya terkungkung dan tidak bisa melayani cerita. 

Nah, di Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman, saya sudah mulai memegang nasihat Pak Budi ini. Di Surat dari Kematian juga, saat menulis, saya tidak membuat karakterisasi Kinan dan Zein secara detail. Saya cuma tentukan tokoh ini secara umum seperti apa. Misalnya, Kinan lebih logis dan Zein lebih spiritual. Saat membentuk karakternya sambil jalan saja. Selain itu, tokoh utama dalam cerita saya biasanya berasal dari tokoh yang benar-benar ada. Jadi, lebih gampang membayangkannya. Saya pikir agak susah membentuk tokoh dari yang tidak ada.

Boleh ceritakan bagaimana kamu menemukan ide-ide cerita itu? Bagaimana proses kreatifmu?

Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman, saya dapat cerita itu tahun 2018 saat mendengar khotbah Jumat. Kemudian, saya menelusuri, mendatangi, dan mewawancari tokoh-tokohnya. Setelah itu, saya menulis. Saya mengerjakannya selama tiga bulan. Tapi tidak semuanya semulus itu.

(Adham lalu mengeluarkan laptop Lenovo warna hitam dari ranselnya. Ia menunjukkan sebuah folder. Di sana terdapat puluhan draf novel. Ia menunjuk satu judul.)

Ini “Pada Suatu Masa di Indonesia”. Kalau kamu ingat, Once Upon a Time in Hollywood atau Inglarious Bastards, saya ingin mengacak-acak sejarah semacam itu, tetapi tidak ada adegan gore-nya. 

Ini yang akan terbit di Gramedia Pustaka Utama?

Bukan. Yang akan terbit naskah “Ekspedisi Paus Yunus”. Ceritanya mengenai petualangan menyelam ke palung. 

Latarnya di mana?

Di laut. Ha-ha-ha. Di Bali, sih. Padahal saya tidak pernah ke Bali. Setting-nya di Bali, tapi di awal saja, kemudian mereka ini ke laut.

Sastra maritim ini ya?

Ha-ha-ha. Ini campuran antara Steven Spielberg, James Cameron, Wes Anderson, ketemu Disney, Pixar, ketemu Ghibli.

Kapan terbit?

Saya tidak yakin tahun ini, tapi semoga secepatnya. Saat ini, saya juga sangat menunggu naskah “Gerbang Dua Semesta” yang menang di Kwikku. Naskah itu sudah dua tahun dan saya harap sesegera mungkin diterbitkan.[T]

Royyan Julian: Aku Tidak Mau Meromantisasi Madura
Berbincang Tentang Buku dengan Okky Madasari: “Yang Penting Kamu Baca”
Tags: Adham T. FusamaLiterasinovelpenulisSastra Indonesia
Previous Post

Momen-Momen Bahagia Guru di Hari Guru

Next Post

Piala Dunia Afrika Selatan 2010: Saat Musik dan Sepakbola Bersatu

Wendy Fermana

Wendy Fermana

Lahir di Palembang, 10 November 1994. Ia menulis buku Kawan Lama (Teras Budaya Jakarta, 2017) dan Ratu Bagus Kuning (Balai Bahasa Sumatera Selatan, 2017). Saat ini, ia bergiat di Komunitas Kota Kata dan berkhidmat sebagai pengajar bahasa Indonesia di MTs Negeri 1 Lubuklinggau. Ia dapat disapa di instagram @anamref.

Next Post
Piala Dunia Afrika Selatan 2010: Saat Musik dan Sepakbola Bersatu

Piala Dunia Afrika Selatan 2010: Saat Musik dan Sepakbola Bersatu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co