10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bagaimana Adham T. Fusama Merancang Cerita?

Wendy FermanabyWendy Fermana
December 1, 2022
inPersona
Bagaimana Adham T. Fusama Merancang Cerita?

Adham T. Fusama | Sumber foto: https://instagram.com/indonesianauthor

BEBERAPA BULAN LALU, saya tiba di Kota Bogor untuk sebuah pekerjaan. Ketika melintasi dua ikon kota ini, saya memotret Tugu Kujang dan Gerbang Ampat. Dengan mengandalkan pengetahuan minim dan menelusuri mesin pencarian, saya menerjemahkan sekenanya makna tulisan yang diukirkan di gerbang akbar tersebut.

Saya mengunggahnya ke Instagram. Beberapa mengomentari keberadaan saya dan arti kata itu. Sampai kemudian akun @indonesianauthor mampir dalam direct mesage. “Saya di Bogor. Ayo ketemu.” Saya berjanjian dengan dua orang kawan, tetapi ternyata mereka ada kerjaan lain. Saya kok baru sadar ternyata Adham T. Fusama a.k.a. A. Mustafa berasal dan kembali bermukim di Kota Bogor. 

Malam hari, usai kegiatan, saya dijemput Adham untuk nongkrong. Ia kebingungan, mencari-cari kafe yang masih buka di malam hari. Kebanyakan sudah close order. Kami pun menepi ke sebuah warung kopi. Di sanalah saya dan Adham bercakap-cakap. Saya mencatat obrolan bersama sang penulis dan penyunting tangguh asal Kota Bogor ini. 

Bagaimana kamu pertama kali menulis?

Semuanya dimulai dari dongeng. Saat kelas dua SD, saya mendapat tugas disuruh menulis dongeng. Tugas itu saya tulis berdasarkan hasil penuturan almarhum nenek. Saat kecil itu juga, saya sering dibacakan buku dongeng oleh orang tua. Setelah diingat sekarang, ternyata saya menulis dulu, baru kemudian membaca. Bacaan masa kecil saya dimulai dengan komik. 

Kalau pertama kali memutuskan untuk serius di dunia menulis?

Saya menyeriusi menulis saat kuliah. Saat itu ingin sekali menulis novel, tetapi tak pernah berhasil.

Lulus dari FISIP Hubungan Internasional (HI), saat orang-orang melamar kerja ke kedubes, dengan impian menjadi diplomat, saya justru melamar dan bekerja di Transmedia Pustaka. Saya tidak lama di sana karena alasan tertentu. Namun, saya melihat di grup penerbitan itu, ada penerbit dan insan-insan penerbit yang bersinar. Saya kenal banyak penulis yang kini jadi sohib bermula dari sana. Lalu, saya pindah ke Rak Buku. Tak lama kemudian, saya ke Bentang Pustaka. 

Selama dua setengah tahun di Bentang Pustaka, saya memegang naskah, sampai kemudian saya menyunting Supernova. 

Apa saja pengalaman problematik saat menjadi editor di penerbitan?

Saya ikut dalam kuratorial dan menolak naskah. Misalnya, saya menolak naskah Qwertyuiop karya Asdfghjkl (Adham menyebut judul buku dan nama seorang penulis). Meskipun, kemudian naskah ini terbit di penerbit lain.

Kenapa ditolak? 

Tidak cocok saja dengan Bentang Pustaka. Genrenya crime thriller dan berdarah-darah. Genre ini memang sulit dijual. Dan setiap penerbit tentu punya fokus tertentu.

Apa yang laku saat itu? 

Kalau ditanya, apa yang laku, sepertinya tetap sama, romance, drama keluarga, dan cerita-cerita yang uplifting.

Setelah tidak lagi bekerja sebagai editor di penerbitan, kamu sibuk di media, boleh cerita sedikit soal kesibukanmu?

Saya sekarang bekerja di sebuah studio televisi kecil di Bogor. Ini tempat terlama saya bekerja. Saya sudah di sini empat tahun mulai 2018 sampai sekarang 2022. 

Kenapa bisa lama bertahan? Karena pulang ke rumah?

Ya, saya merasa nyaman berada dekat dengan keluarga. Namun, yang utama tempat kerjanya bikin saya betah. Meskipun ya karena bos saya orang Kanada dan belakangan setelah pandemi berakhir dia kembali lagi ke sana, saya jadi memiliki jam-jam kerja yang unik. Saya jadi mesti meeting di jam-jam yang mestinya saya tertidur.

Adham T. Fusama menunjukkan buku saat bercakap-cakap | Foto: Wendy Fermana

***

Bagaimana jam membacamu?

Sekarang semuanya tidak lagi sama. Jam membacaku hanya setelah pulang kerja. Kini tanpa target. Membaca satu buku dalam satu bulan saja sudah alhamdulillah. Tapi, untuk membaca komik pasti kelar. 

Saya baru saja beres membaca kumpulan cerpen Risda Nur Widia. Sekarang sedang baca novel terjemahan Zxcvbnm (Adham menyebut nama sebuah penerbit). Ini penerbit yang kadang punya terjemahan yang asyik, kadang parah. Contohnya ini, mereka menerjemahkan ‘rumah miskin’, kupikir ini asalnya pasti poor house. Atau ada banyak sekali kata ‘wah’. Setiap kata wah ini pasti di bahasa aslinya dari kata well. Jadi, jengkel sekali. Memang menerjemahkan itu tidak gampang, begitu pula dengan menyunting terjemahan.

Kalau diingat-ingat, saya juga pernah begini. Kalau kamu baca buku Poiuytrewq karya Lkjhgfdsa (Adham menyebut judul buku dan nama penulis), terjemahannya payah sekali. Saya juga pusing membereskannya. Karena terlalu banyak, saya biarkan saja. Saya juga merasa berdosa, tapi ya mau bagaimana lagi.

Kalau menulis, sekarang bagaimana?

Saya sedang dalam proses menulis. Saat ini sedang lancar-lancarnya. Kemarin-kemarin, menulis tiga ide lama, baru halaman 20-an sudah stuck.

Bagaimana menulisnya? Apakah sudah merancang struktur?

Saya sudah bikin struktur. Namun, strugle-nya adalah memulai. Seperti kali ini, setelah sepuluh kali merombak awalan, alhamdulillah puas dan baru kemudian lanjut.

Jadi, menurutmu kata pertama, kalimat pertama, paragraf pertama, bab pertama, akan sangat menentukan?

Kadang bab pertama sudah sangat bagus, tapi ternyata tidak bisa melancarkan bagian selanjutnya. Barangkali bagus secara teks. Namun, konteksnya yang ingin disampaikan malah tidak dapat. Sekarang sudah halaman 27. Enggak tahu akan berlanjut atau tidak. Semoga bisa sampai 50 halaman.

Bagaimana persiapan menulisnya? Ada struktur? Bisa memperkirakan panjangnya akan berapa?

Detail tidak, tapi peta sampai akhir sudah tahu. Berapa panjang halaman? Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman, saya memperkirakan sekitar 200 halaman, eh ternyata sampai 250 halaman. Yang sekarang di Gramedia Pustaka Utama saya kira 150 halaman beres, ternyata sampai 180 halaman.

Sekarang saya sedang menulis dan mengira akan menuliskannya dalam satu bab, ternyata terus sampai tiga bab. Akhirnya, saya menulis saja. Nanti kalau sudah tahap kuedit, saya bisa pangkas. 

Waktu menulis buku pertama, saya bikin rancangan yang detail sekali. Dulu saya belajar, karakter harus detail sampai zodiak, warna favorit, dan harus tahu makanan dan minuman kesukaan. Ujungnya mumet karena harus lihat catatan melulu.

Kemudian saat hendak menerbitkan ulang Kritikus Adinan, saya ketemu dan mengobrol dengan Pak Budi Darma. Kata Pak Budi, yang penting dari cerita itu ya ceritanya; tokoh, setting, tidak penting. Saya memaki-maki saat itu. Kata Pak Budi, tokoh, setting, apa pun itu hanya melayani cerita. Saya menyadari. Oh, ini ternyata yang membuat saya terkungkung dan tidak bisa melayani cerita. 

Nah, di Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman, saya sudah mulai memegang nasihat Pak Budi ini. Di Surat dari Kematian juga, saat menulis, saya tidak membuat karakterisasi Kinan dan Zein secara detail. Saya cuma tentukan tokoh ini secara umum seperti apa. Misalnya, Kinan lebih logis dan Zein lebih spiritual. Saat membentuk karakternya sambil jalan saja. Selain itu, tokoh utama dalam cerita saya biasanya berasal dari tokoh yang benar-benar ada. Jadi, lebih gampang membayangkannya. Saya pikir agak susah membentuk tokoh dari yang tidak ada.

Boleh ceritakan bagaimana kamu menemukan ide-ide cerita itu? Bagaimana proses kreatifmu?

Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman, saya dapat cerita itu tahun 2018 saat mendengar khotbah Jumat. Kemudian, saya menelusuri, mendatangi, dan mewawancari tokoh-tokohnya. Setelah itu, saya menulis. Saya mengerjakannya selama tiga bulan. Tapi tidak semuanya semulus itu.

(Adham lalu mengeluarkan laptop Lenovo warna hitam dari ranselnya. Ia menunjukkan sebuah folder. Di sana terdapat puluhan draf novel. Ia menunjuk satu judul.)

Ini “Pada Suatu Masa di Indonesia”. Kalau kamu ingat, Once Upon a Time in Hollywood atau Inglarious Bastards, saya ingin mengacak-acak sejarah semacam itu, tetapi tidak ada adegan gore-nya. 

Ini yang akan terbit di Gramedia Pustaka Utama?

Bukan. Yang akan terbit naskah “Ekspedisi Paus Yunus”. Ceritanya mengenai petualangan menyelam ke palung. 

Latarnya di mana?

Di laut. Ha-ha-ha. Di Bali, sih. Padahal saya tidak pernah ke Bali. Setting-nya di Bali, tapi di awal saja, kemudian mereka ini ke laut.

Sastra maritim ini ya?

Ha-ha-ha. Ini campuran antara Steven Spielberg, James Cameron, Wes Anderson, ketemu Disney, Pixar, ketemu Ghibli.

Kapan terbit?

Saya tidak yakin tahun ini, tapi semoga secepatnya. Saat ini, saya juga sangat menunggu naskah “Gerbang Dua Semesta” yang menang di Kwikku. Naskah itu sudah dua tahun dan saya harap sesegera mungkin diterbitkan.[T]

Royyan Julian: Aku Tidak Mau Meromantisasi Madura
Berbincang Tentang Buku dengan Okky Madasari: “Yang Penting Kamu Baca”
Tags: Adham T. FusamaLiterasinovelpenulisSastra Indonesia
Previous Post

Momen-Momen Bahagia Guru di Hari Guru

Next Post

Piala Dunia Afrika Selatan 2010: Saat Musik dan Sepakbola Bersatu

Wendy Fermana

Wendy Fermana

Lahir di Palembang, 10 November 1994. Ia menulis buku Kawan Lama (Teras Budaya Jakarta, 2017) dan Ratu Bagus Kuning (Balai Bahasa Sumatera Selatan, 2017). Saat ini, ia bergiat di Komunitas Kota Kata dan berkhidmat sebagai pengajar bahasa Indonesia di MTs Negeri 1 Lubuklinggau. Ia dapat disapa di instagram @anamref.

Next Post
Piala Dunia Afrika Selatan 2010: Saat Musik dan Sepakbola Bersatu

Piala Dunia Afrika Selatan 2010: Saat Musik dan Sepakbola Bersatu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co