10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bali Jani Nugraha 2022 | Sthiraprana Duarsa, Dokter dan Kesetiaan Pada Puisi

tatkalabytatkala
November 29, 2022
inPersona
Bali Jani Nugraha 2022 | Sthiraprana Duarsa, Dokter dan Kesetiaan Pada Puisi

Sthiraprana Duarsa | Sumber foto: IG Sthiraprana Duarsa

Nama panjangnya Arya Warsaba Sthiraprana Duarsa. Di kalangan sastrawan di Bali ia dikenal dengan nama Sthiraprana Duarsa, akrab dipanggil Ary. Di kalangan dokter ia dipanggil Dokter Ary.

Ia memang seorang dokter, Tapi namanya sebagai penyair tetap kukuh, sejajar dengan penyair-penyair lain di Bali, juga di Indonesia. Ia menulis sejak SMP, dan ketika menjadi dokter, yang kini bertugas di RSUP Sanglah, ia tetap menulis puisi, juga cerpen, dan menerbitkan buku-buku puisi dan cerpen.

Ia bahkan masih memiliki waktu untuk bermain teater, seperti saat muda dulu. Bahkan, di usianya yang tergolong senior itu, ia mantap bermain teater. Ia sempat bermain monolog di halaman parkir RSUP Sanglah ketika Festival Monolog 100 Putu Wijaya tahun 2018.

Puisi seakan tak bisa lepas dari dalam dirinya hingga menjadi Kepala Humas dan Hukum Rumah Sakit Sanglah.

Pria kelahiran, Denpasar, 9 Februari 1964 ini memiliki pengalaman panjang dalam dunia sastra. Ia lahir dari seorang ibu rumah tangga, dan ayah seorang Guru Sekolah Pendidikjan Guru (SPG) yang memiliki kebiasaan membaca dan menulis.

Kebiasaan ayahnya itu barangkali menurun padanya, sehingga ketika duduk di bangku SMP Negeri 1 Denpasar, ia dipercaya mengurus Majalah Dinding. Ia memilih karya-karya teman-teman yang pantas masuk dalam Majalah Dinding sekolah.

“Mulai saat itu, saya kemudian tertarik dengan sastra. Walau saat itu, menulis sedikit-sedikit,” kata Ary.

Kegiatan sastra kemudian berlanjut kejenjang pendidikan SMA. Ketika menjadi siswa SMA Negeri 1 Denpasar, ia dipercaya mengurus majalah sekolah. Ia memasukan puisi-puisi hasil karya teman-temannya, juga karyanya sendiri.

Puisi-puisi itu, bukan hanya menghiasi majalah dinding SMA Negeri 1 Denpasar, tetapi juga dimuat di Bali Post.

“Saat itu ada teman yang mengajak untuk mengirim puisi ke Bali Post. Saya sesungguhnya tidak mengerti, tetapi ikut saja. Ternyata puisi saya dimuat dalam rubric “Pawai Sekolah”. Wah, senang sekali rasanya saat puisi bisa dimuat,” kenangnya.

Sejak itu, ayah dari tiga putra ini menjadi lebih semangat menulis puisi. Apalagi, Alm. Umbu Landu Paranggi, pengasuh rubrik tersebut begitu lihai mencambuk semangat anak-anak muda dalam menulis puisi.

Ia kemudian terus mengirim puisi ke Bali Post, sehingga awalnya dimuat dalam rubrik Pawai Sekolah, lalu masuk dalam kompetisi, selanjutnya masuk kompetisi promosi yang akhirnya masuk rubrik budaya yang keterusan sampai saat ini. Ary yang kreatif juga memiliki komunitas sesama penulis, sehingga setelah tamat SMA tahun 1982, ia selalu menjaga kebersamaan itu.

Kebersamaan itu, ditandai dengan kegiatan gradag-grudug di SPG Denpasar sekitar 1985. Ia mendengar ada lomba drama modern se Bali, sehingga sepakat untuk ikut. Hanya saja, teater sudah terbentuk itu belum memiliki nama. Karena mendesak, ia bersama teman-temannya sepakat memberi nama “Sanggar Minum Kopi” karena sering ngopi-ngopi.

Saat lomba itu, Ary sendiri bertugas sebagai sutradara yang memainkan naskah yang sudah disiapkan panitia. Saat itu, Ary terpilih sebagai sutradara terbaik III. Semenjak itu, Sanggar Minum Kopi semakin namanya besar dan mengema ke seluruh Indonesia. Itu karena setiap tahunnya melaksanakan lomba baca puisi, dan penulissan puisi.

“Sayangnya, pada 1995 Sanggar Minum Kopi fakum secara permanen karena kesibukan masing-masing,” katanya.

Sanggar Minum Kopi yang didirikannya bersama teman-temannya itu ibarat sebagai kompor yang memantik bangkitnya kelompok-kelopok sastra lainnya. Sanggar Minum Kopi tak hanya local, tetapi terdengar di Indonesia.

“Ketika menggelar lomba penulisan puisi, pesertanya selalu membludak yang datang langsung ke Bali,” sebutnya.

Sanggar Minum Kopi juga membuat Bulletin Sastra, sebagai sarana untuk menampilkan karya-karya sastra. Sayangnya, baru 3 atau 4 pernerbitan, bulletin itu kemudaian macet. Saat itu susah, karena semua biaya mencari sendiri. Namun, semangat itu terus berlanjut, maka lahir “Cak” yang juga memuat karya sastra. Penerbitan buletan ini dalam bentuk yang lebih mewah.

Saat itu, Ary hanya mengisi saja, karena setelah tamat Kedokteran Universitas Udayana 1989, ia mendapat penempatan pertama di Sulawesi Utara. “Saya yang berangkat ke Sulawesi Utara pada Agustus 1990 itu, lalu teman-tema yang lain melanjutkan,” imbuhnya.

Walau sedang bertugas di Puskesmas Momalia, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, namun kegiatan menulis puisi tak pernah putus. Bahkan, kegiatan itu semakin aktif sebagai pengisi waktu disaat santai. Ia bahkan sempat mengikuti lomba menulis puisi yang diselenggarakan Yayasan Taraju Sumatera Barat, dan berhasil masuk 10 besar.

Pengalaman batin menghadapi sistuasi yang berbeda itu akhirnya banyak melahirkan karya-karya puisi. Ary bahkan menerbitkan buku kumpulan puisi “Bagian dari Dunia” pertama di Sulawesi pada 1994. Selanjutnya, Ary pulang ke Bali pada 1995 dan bertugas di Rumah Sakit Sanglah.

Buku kumpulan puisi kedua, kemudian terbit pada 2007, judulnya “Pulang Kampung”. Buku itu lahir setelah ia mengalami kefakuman menusli puisi yang begitu lama. Disana ada kerinduan untuk menulis puisi, maka ia pulang kampung puisi.

Ketika sudah berada di kampung, ia lalu membuat buku kumpulan cerpen pada 2014. Membuat cerpen bukan hal aneh baginya, sebab Ary sebelumnya beberapa kali telah memenangkan lomba cerpen. Karya-karya cerpennya juga sering dimuat di Bali Post. Berselang lima tahun kemudian, tepatnya pada 2019 lalu Ary menulis buku kumpulan puisi tunggal ke-3 berjudul “Otobiografi Kejahatan”.

Bukan hanya urusan menulis, diusianya yang semakin senja itu, alumnus Magister Manajemen Undiknas Denpasar ini juga aktif bermain teater. Ia tampil memeriahkan 1100 pentas monolog yang digagas Putu Satria. Ia sempat tampil bermain teater di Lapangan Parkir Rumah Sakit Sanglah, dan kedua bermain teater di SMP 1 Denpasar bertajuk Monolog 3 Dokter bersama dr Sahadewa dan Eka Kusmawan.

“Dokter menekuni sastra, itu tidak aneh, dan profesi dokter dan sebagai penyair itu bukan berlamawanan arah,” ujarnya.

Dokter itu, penting memilik art and science (seni dan ilmu). Dalam dunia kedokteran juga ada seni. Dokter yang melakukan pendekatan dan berkomunikasi dengan pasien itu dilakukan dengan seni. Seorang dokter tidak melakukan science secara full.

“Memang, tak semua dokter melakukan hal itu, tergantung dari cara mereka berkomunikasi karena masing-masing memiliki cara seninya. Dalam metetapkan diagnose juga ada seninya. Missal pasien panas, nah untuk mencari penyakitnya itulah seni. Disana perlu kepekaan dan intuisi yang terasah,” papar Ary.

Dengan menggeluti puisi itu, akan dapat melatih kepekaan. Ketika melihat kejadian, fakta dan pengalaman itu yang kemudian dituangkan ke dalam tulisan. Kalau tidak peka melihat sesuatu kejadian, maka tidak akan bisa menulis. Walau Ary sering bergelut dan memiliki segudang pengalaman dalam dunia medis, namun puisi-piusi yang ia lahirkan cukup beragam. Pengalaman hidup sehari-hari yang bisa ia tulis.

“Apapun bisa ditulis. Puisi tentang rumah sakit, pada saat pandemik Covid-19 juga bisa ditulis,” imbuh penulis puisi “Menginggalnya Seorang Dokter” ini.

Karena itu, pertimbangan Ary Duarsa memilih kuliah kedokteran. Profesi sebagai dokter tidak menghambat kesenian, justru menambah wawasan. Selain itu, kuliah kedokteran memang harpan orang tua. Kebetulan juga saudara-saudaranya juga banyak yang menjadi dokter. Semua puisi-puisinya berkesan karena yang ditulis merupakan repleksi dari perasaannya.

“Saya merasakan sesuatu yang berkesan, kalau tak berkesan maka tak mungkin menuangkan ke dalam tulisan,” katanya.

Dalam menggeluti sastra, Ary Duarsa telah menerbitkan buku Bagian Dari Dunia, Antologi Puisi tunggal (1994), Pulang Kampung, Antologi Puisi tunggal (2007), Rumah Kenangan, Kumpulan Cerita Pendek tunggal (2014), Autobiografi Kejahatan, Kumpulan Puisi tunggal (2019), Sajak-Sajak Refleksi Setengah Abad Indonesia, Antologi puisi bersama (1995), Menegeria 4, Antologi puisi bersama (2000), Bali, The Morning After, Antologi puisi bersama (2000), Antologi Puisi Bali, Antologi puisi bersama (2006), Cinta Disucikan Kehidupan Dirayakan, Antologi puisi bersama (2007), Dendang Denpasar Nyiur Sanur, Antologi puisi bersama (2012), When The Days Were Raining, Antologi puisi bersama (2019) dan Blengbong, Antologi puisi bersama (2021).

Ary Duarsa juga sempat meraih penghargaan Taraju Award (1994) dan Widya Pataka (2014).

Atas pengabdian, kegigihan dan keteguhan dr.Arya Warsaba Sthiraprana Duarsa dalam membina, melestarikan, dan mengembangkan seni sastra dan budaya Bali tanpa mengenal lelah dan putus asa , Pemerintah Provinsi Bali mengapresiasi dengan memberikan penghargaan Bali Jani Nugraha Tahun 2022. [T][Ole/*]

Bali Jani Nugraha 2022 | Putu Wijaya dan Spirit Tradisi Bali
Bali Jani Nugraha 2022 | Dhenok Kristianti dan Hembusan Napas Bali dalam Puisi-puisinya
Bali Jani Nugraha 2022 | Mas Ruscitadewi Dalam Dunia Cerita Anak-anak
Tags: Festival Seni Bali Jani 2022kesenian baliPuisisastra
Previous Post

Bali Jani Nugraha 2022 | Putu Wijaya dan Spirit Tradisi Bali

Next Post

Bali Jani Nugraha 2022 | I Wayan Dibia dan Tiga Hal Penting dalam Seni Kontemporer

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Bali Jani Nugraha 2022 | I Wayan Dibia dan Tiga Hal Penting dalam Seni Kontemporer

Bali Jani Nugraha 2022 | I Wayan Dibia dan Tiga Hal Penting dalam Seni Kontemporer

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co