Buleleng menjadi urutan ketiga penghasil sampah terbanyak di Bali setelah Denpasar dan Gianyar. Data dari Dinas Lingkugan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng menyebutkan, Buleleng menghasilkan sekitar 349.159.44 ton sampah per hari.
Menyeramkan bukan? Belum lagi data raalitas di lapangan terutama di desa-desa pinggiran, sampah mungkin akan lebih banyak lagi ditemukan..
Namun, masyarakat Buleleng, termasuk juga pemerintahnya, tentu saja tidak tinggal diam dalam menangani sampah. Salah penanganannya adalah dengan banyaknya berdiri bank sampah.
Di Buleleng terdapat 116 bank sampah unit yang masuk data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) namun sebagain belum bisa mengolah smpahnya sendiri. Ada juga beberapa bank sampah yang sudah bekerja sama dengan Non Governmental Organisation (NGO) dalam kegiatan pengolahan sampah.
Nah, terkait dengan hal itu, Selasa, 8 November 2022, Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia melalui Dirjen Pemgelolaan Ruang Laut menyerahkan bantuan kepada Bank Sampah Unit Kedas Mesari Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Pengurus Bank Sampah Kedas Mesari bersama tim KKP Dirjen Pengelolaan Ruang laut, dan pengawas serta pendamping di Desa Tembok, Tejakula, Buleleng, Bali
Bantuan itu berupa satu buah mesin pencacah plastik dengan kapasitas 50 kg per hari, mesin oven berbahan bakar gas, mesin cold press, dan satu buah unit kendaraan roda tiga.
Pada Selasa 8 November itu juga diadakan sosialisasi dan bimbingan teknis yang dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Camat Tejakula, Perbekel Desa Tembok, Wakil Ketua BPD Desa Tembok, LPM Desa Tembok, Ketua Bumdesa Desa Tembok, dan beberapa unsur masyarakat lainya.
Dalam kesempatan itu Perbekel Desa Tembok Dewa Komang Yudi Astara menyampaikan bahwa pada dasarnya kesadaran untuk memilah sampah itu harus ditumbuhkan sejak awal dan dimulai dari pemerintahan terkecil yang disebut keluarga.
Penyerahan bantuan dan bimingan teknis
Bank Sampah Kedas Mesari diketuai oleh Dewa Ketut Willy Asmawan. Bank sampah itu sudah berdiri sejak awal tahun 2020.
Sampai saat ini bank sampah itu sudah memiliki 1.114 nasabah dari enam Banjar Dinas di Desa Tembok. Ada 46 titik pengangkutan sampah yang tersebar dan dalam seminggu dilakukan dua kali pengangkutan.
Dalam sekali angkut bisa mencapai sekitar 400 kg sampah non organik dan 150 kg sampah residu. Berarti dalam satu minggu terkumpul 800 kg sampah organik dan 300 kg sampah residu.
Sampah non organik biasanya dijual kepihak ketiga dan sampah residu dibawa langsung ke TPA Bengkala.
“Harapan ke depan dengan adanya bantuan dari KKP ini Bank Sampah Kedas Mesari Desa Tembok dapat meningkatkan produksi dan pelayanan terhadap masyarakat dan lebih banyak pihak yang ikut serta dalam menjaga lingkungan dari sampah plastik,” kata Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi.
Meja pertama dari sampah plastik yang dibuat Bank Sampah Kedas Mesari
Bantuan dari kementerian itu secara langsung sudah diserahkan pada 22 Oktober 2022 dan sudah diuji coba oleh tim bank sampah Kedas Mesari untuk membuat papan plastik. Sebanyak dua lembar papan plastik berhasil dicetak dan sudah dibuat bentuk turunannya berupa meja persegi yang menggunakan frame dari bahan besi.
“Sebuah awal yang baik bagi masyarakat Desa Tembok untuk memulai hal baru, dan pastinya akan mencoba berinovasi kedepanya menciptakan turunan- turunan lain dari sampah plastik ini,” kata Dewa Willy Asmawan, Ketua Bank Sampah Kedas Mesari Desa Tembok.[T]