BULELENG | TATKALA.CO – Setelah pandemi, kegairahan menggelar festival seni muncul secara perlahan-lahan di Singaraja, Buleleng, Bali. Sebagaimana dilakukan Sanggar Seni Suara Mustika yang menggelar Awata Festival, 29 Oktober sampai dengan 31 Oktober 2022 di Wantilan Sasana Budaya Singaraja.
Festival ini melibatkan sebanyak 450 seniman baik yang berasal dari dalam Kabupaten Buleleng maupun dari kabupaten dan kota lain di Bali. Dalam festival terdapat banyak lomba seni, antara lain Lomba Tari se-Bali dan Lomba Gender se-Buleleng.
Yang menarik, terdapat juga pergelaran gong kebyar mebarung atau berhadap-hadapan antara Sanggar Seni Suara Mustika dan Manik Hasta Gina. Gong kebyar mebarung memang merupakan ciri khas pergelaran seni di Buleleng sejak zaman kolonial.
“Peserta berasal dari sanggar-sanggar seni, komunitas-komunitas seni, dan juga siswa-siswi Sanggar Seni Suara Mustika,” .kata Ketua Sanggar Seni Suara Mustika Made Wira Okta Atmadi.
Festival dengan tajuk Ekspresikan Seni, Lestarikan Tradisi itu adalah sebagai wadah atau ruang mengekspresikan bagi seniman muda; mengasah kemampuan dan pengalaman; dan memberikan rangsangan positif untuk generasi muda.
“Berharap melalui kegiatan Awata Festival ini, dapat memberikan vibrasi yang positif, baik kepada seniman yang tampil, maupun genereasi muda di zaman sekarang ini kita ketahui selama pandemi, kurangnya akan hiburan berupa kesenian,” kata Made wira.
Juri-juri yang dilibatkan dalam lomba-lomba itu berasal dari kalangan akademisi dan seniman-seniman profesional yang tidak perlu diragukan lagi kemampuannya dalam hal menilai karya seni. Antara lain juri itu berasal dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Juri lain ada yang berasal dari sanggar-sanggar seni yang sudah terkenal di Bali.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng I Nyoman Wisandika selaku fasilitator Awata Festival menyampaikan apresiasinya kepada Sanggar Seni Suara Mustika. Menurutnya pagelaran ini akan memberikan dampak baik terhadap seni dan budaya di Kabupaten Buleleng.
“Tentu ini akan menjadi efek domino yang positif, dengan adanya pagelaran ini tentu juga teman-teman di sanggar, komunitas, pelaku seni, dapat mengekspresikan garapannya, karya seninya, di arena terbuka seperti Wantilan Sasana Budaya Singaraja ini,” kata Wisandika. [T][Ado/*]