12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lelaki Tua Bersama Bunga-Bunga | Cerpen IBW Widiasa Keniten

IBW Widiasa KenitenbyIBW Widiasa Keniten
October 1, 2022
inCerpen
Lelaki Tua Bersama Bunga-Bunga | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Ilustrasi tatkala.co | Karya: Wiradinata

Lelaki tua itu menyisiri rambut istrinya. Uban yang tumbuh subur menjadi salah satu bukti ketuaan. “Sayang, cinta kita ternyata sampai juga setua ini,“ bisiknya. “Anak-anak kita sudah menikmati hidupnya bersama pilihan hatinya. Kita patutlah bersyukur di usia yang senja ini masih bisa bersama. Bersyukur masih di rumah kita. Entah kapan kita akan menikmati rumah baru lagi.”

Istrinya tersenyum sumringah. Pipinya yang cekung dengan sorot mata kesetiaan menatap suaminya dalam-dalam. “Dunia kita semakin mendekati titik akhir. Hanya menunggu waktu saja. Kapan kisah kita akan berakhir di dunia ini?” Raut kecantikan masih membekas walau semakin kusut. Tubuhnya semakin ringkih. Tangannya terkadang gemetaran. Ia ambilkan ubi rebus buat suaminya. “Ini buatmu.”

“Tidak. Untuk kita berdua.” Ia bagi ubi rebusnya. Giginya hampir tak ada. Deretan gigi yang memutih dulu hanya tersisa gusinya saja. Ia telan ubi itu pelan-pelan, takut kesedak.

Sepasang merpati cantik melintasi rumahnya. Keduanya tersenyum. “Dulu, kami juga secantik dan segagah sepertimu. Kulitku halus seperti bulu-bulumu. Burung itu menyindir kita. Kita pernah seperti merpati itu. Terbang menikmati indahnya angkasa. Masa-masa yang menggelikan buat kita. Ternyata tak ada yang kekal di dunia ini. Segalanya ada batas waktunya.”

“Sudahlah jangan membahas masa lalu. Masa lalu milik masa lalu. Masa kini milik hari ini.”

Keduanya berusaha menuju balai-balai rumahnya. Dipandanginya halaman rumahnya yang tidak seberapa luasnya. Istrinya mengambil janur muda. Ia torehkan pisaunya dengan cinta. Hatinya merasa tentram saat merangkainya. “Hyang Widhi, terima kasih. Masih diberikan kesempatan tangan ini untuk memuja-Mu. Berikanlah kesempatan dalam sisa hidup hamba memujaMu, walau tidak sesempurna yang kau harapkan.”

“Ini bunga jepunnya.” Suaminya menyodorkan bunga jepun yang dicarikannya tadi.

“Jangan memaksakan diri untuk mencari bunga. Jika terjadi sesuatu, yang repot itu siapa?”

“Ndak apa-apa. yang kucari tangkainya yang menjulur ke bawah.”

Istrinya menata canang sekar yang akan dipersembahkannya besok pagi. Kebiasaannya sedari dulu tak pernah pudar. Usia bukan halangan untuk memuja kebesaran-Nya. Kebiasaan bangun pagi bukan sesuau yang asing baginya lebih-lebih sekarang ini. Waktu tidurnya semakin berkurang. Tidurnya semakin susah. Lebih banyak terjaga dibandingkan dengan menikmati lelapnya kantuk.

Malam semakin larut. Kedunya ke tempat tidur. Matanya beradu. Keduanya tersenyum. Dipeluknya istrinya dengan cinta. “Anak-anak kita sedang ngapain jam segini?” Laki-laki tua itu terbangunkan ingatannya akan kedua anaknya. Keduanya telah sukses. Keduanya telah menikmati masa rumah tangganya. Apa ia tak ingat kita, ya?”

“Bukannya tak ingat kita. Kita yang sering melupakan anak kita.”

Keduanya tersenyum. “Hahahaha, kau ada-ada saja.”

“Anak kita, biarkan ia berbahagia. Kita juga berbahagia. Kita bahagia karena rambut kita sudah memutih. Kita bahagia karena tubuh kita semakin keriput. Kita bahagia karena mata kita semakin kurang awas. Kita bahagia karena pendengaran kita semakin berkurang. Coba kau bayangkan jika kita tak bahagia. Kita akan selalu merasa sakit. Padahal, semuanya ini harus kita liwati. Justru kalau kita tak liwati, akan menjadi kurang bahagia.”

“Ah, kau istri yang pintar mengada-ada saja.”

Keduanya terlarut dengan pikirannya masing-masing. Kantuk mulai menghampiri matanya. Napasnya terdengar bersuara. Mungkin ada sedikit gangguan di paru-parunya. Atau bisa karena usinya yang semakin senja. Kelelahan jiwanya terasa terobati. Malam itu terasa indah. Udara tak terlalu panas. Awal musim bunga, bunga-bunga menunjukkan keharumannya pada semesta. Keharuman sejati tanpa dibuat-buat. Semesta menghadirkan keharuman yang patut dirawat dengan kasih cinta.

Ruang sepinya ada mengisnya. Ia lihat dunia keindahan di dalam batinnya. Beberapa pohon bunga dengan keharuman yang beragam menusuk relung hatinya. Semilir angin membangunkan keharuman semesta menyusupi pori-pori kehidupan.

Laki-laki tua itu terlarut dalam bunga-bunga yang menebarkan wanginya. Ia berusaha mencari pemilik taman itu. Kepalanya dilongokkan. Ia mau berteriak, tapi tak enak hati. Orang setua dia teriak-teriak di tempat yang sepi. Satupun tak ada pemilik taman yang terlihat. Ia terkaget. Dilihatnya bayangan istrinya. “Kau ada di sini juga?”

“Memangnya disuruh di mana? Di manapun kita akan selalu bersama. Bunga-bunga itu jangan dipetik. Jangan biasakan memetik bunga yang tidak kita tanam. Itu mencuri namanya. Seharum apapun bunga itu kalau bukan tanaman kita tak boleh kita petik. Apa yang kita tanam itulah yang kita petik. Kita lihat saja keindahan taman bunga di sini.”

Keduanya mengelilingi taman bunga yang teramat luas. Setiap ada pohon bunga yang bercabang tua. Di sanalah ia duduk sambil menikmati keindahan bunga-bunga. “Pohon bunga di sini juga menua.”

“Setiap yang tumbuh akan menua juga sama seperti kita. Ayo kita lanjutkan ke timur sana. Laki-laki tua itu melihat bunga dengan warna putih kristal. Menyilaukan. “Ini taman apa?” tanyanya dalam hati. Ia ingat kata-kata istrinya tak boleh memetik bunga kalau bukan kita yang menanam.

Ia nikmati kerahuman bunga kristal itu. Ia rasakan alirannya ke seluruh darahnya. Terkadang terasa teramat dingin. Ia berusaha mencari selimut. Ia panggil-panggil istrinya beberapa kali. Tak ada balasan. Ia lihat matahari pagi membuka halaman barunya. Ia bersyukur karena tubuhnya akan kembali hangat.

“Apa kau sudah menghaturkan canang sekar?”

Istrinya kaget. Ia terbangun. Dirabanya denyut jantung suaminya yang tak berdetak lagi. [T]

_____

BACA cerpen-cerpen lain

Dua Wajah Asing | Cerpen Komang Adnyana
Keris | Cerpen Mas Ruscitadewi
Rahim yang Kelu | Cerpen Putu Arya Nugraha
Tags: Cerpen
Previous Post

Film “Petualangan Tara & Pramana”: Remaja dan Rempah-rempah

Next Post

Alasan Mengapa Sampai Detik Ini Indonesia Masih Begini-Begini Saja

IBW Widiasa Keniten

IBW Widiasa Keniten

Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten lahir di Geria Gelumpang, Karangasem. 20 Januari 1967. Buku-buku yang sudah ditulisnya berupa karya sastra maupun kajian sastra. Pemenang Pertama Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2013 dan Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan Tahun 2013 dari Presiden, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, 27 November 2013 di Istora Senayan Jakarta. Tahun 2014 ikut Program Kunjungan (Benchmarking) ke Jerman, selanjutnya ke Paris (Prancis), Belgia, dan Amsterdam (Belanda). 2014 menerima penghargaan Widya Kusuma dari Gubernur Bali. Tahun 2015 memeroleh Widya Pataka atas bukunya Jro Lalung Ngutah.

Next Post
Alasan Mengapa Sampai Detik Ini Indonesia Masih Begini-Begini Saja

Alasan Mengapa Sampai Detik Ini Indonesia Masih Begini-Begini Saja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co