Barangkali tak pernah terbayangkan di benak Johnny, Rocky dan Rambo, bahwa pada akhirnya mereka bisa berenang dan pulang ke laut lepas—rumah mereka yang sebenarnya.
Bertahun-tahun lalu, mereka bertualang dari kota ke kota, dari arena ke arena, dan berakhir di kolam sebuah hotel. Ketika berada di kolam, tentu kecil kemungkinan mereka bisa kembali pulang ke tengah laut. Barangkali hidupnya berakhir dalam kolam dengan kandungan klorin, zat pembersih dan pembasmi kuman, yang berdosis tinggi.
Johnny, Rocky dan Rambo, adalah lumba-lumba. Dulu, mereka pemain sirkus yang dipertunjukkan di kota ke kota, dari panggung sirkus ke panggung sirkus yang lain. Hidupnya dipenuhi riak tawa dan riuh tepuk tangan dari penonton. Tiga lumba-lumba itu memang mantan pemain sirkus sebelum dijual ke Hotel Melka di kawasan Lovina, Buleleng, Bali.
Sampai di hotel, ketiganya kembali melakukan atraksi untuk menghibur wisatawan yang datang tiada henti. Tiga lumba-lumba itu ditangkar di sebuah kolam. Sementara teman-teman satwa lainnya diletakkan di sebuah kandang di beberapa sudut. Ada buaya, beberapa jenis burung dan ada sebangsa lutung yang ditangkar dalam kandang besi cukup besar.
Selama 10 tahun hidup di dalam kolam, Johnny, Rocky dan Rambo seakan menghentikan sonar mereka. Tahun demi tahun gigi Johnny jadi ompong diduga akibat terpapar kandungan klorin dalam air kolam.
Johnny | Foto Dok:. Dolphinproject.com)
Matanya buta sebelah. Kemungkinan karena gesekan pada tandu yang mengangkutnya keliling Indonesia sebelumnya, saat aktif bermain sirkus. Apalagi ia ditempatkan dalam kolam berklorin, penglihatannya pun semakin memburuk. Belum lagi siripnya terluka karena bergesekan dengan serpihan keramik yang tajam dalam kolam.
Rocky dan Rambo juga tidak baik-baik saja. Kulit mereka berjamur karena paparan klorin. Terkadang mereka merasa tidak nyaman saat berada dalam kolam. Sering terlihat berenang mondar-mandir tanpa henti. Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Mereka bahkan tidak punya kaki untuk melarikan diri.
Begitulah mereka menjalani hidup. Tahun 2019, hotel tempat mereka mukim itu pailit. Semua satwa dievakuasi dan diserahkan ke BKSDA Bali.
Satwa terakhir yang dievakuasi adalah tiga sekawan lumba-lumba ini. selain membutuhkan teknik yang lebih detail, ternyata instrukturnya belum ikhlas untuk berpisah. Saat evakuasi terjadi, Wahyu salah satu instruktur Johnny, Rocky dan Rambo sangat terpukul. Dengan berurai air mata ia mencoba untuk tetap berada di samping anak-anak asuhnya itu.
BACA JUGA:
Beberapa lama kemudian akhirnya, tim dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) serta BKSDA Bali berhasil mengevakuasi tiga mamalia laut itu. Ketiganya diboyong menuju Denpasar sembari menunggu tempat rehabilitasi di Teluk Banyuwedang.
Tak sampai satu bulan, tempat rehabilitasi yang dinamakan Umah Lumba itu jadi. Tiga lumba-lumba yang sebelumnya dibawa ke Depasar kembali meluncur ke Bali Utara. Mereka langsung ditempatkan dalam seapen di Umah Lumba itu. Tentu saja mereka ditemani juga oleh ibu asuhnya, Wahyu.
Johnny, Rocky dan Rambo kembali diasuh oleh Wahyu di tempat yang berbeda dengan treatment yang berbeda pula. Ia tidak sendiri. Ia ditemani Femke Den Haas yang merupakan Founder dari Umah Lumba. Berhari-hari. Berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan mereka melakukan perawatan terhadap tiga lumba-lumba yang sakit itu.
Wahyu saat bersama lumba-lumba | Foto: Dok. Dolphinproject.com
Perlahan, Johnny, Rocky dan Rambo kondisinya membaik. Perubahan pesat dialami Johnny. Ia lumba-lumba paling tua di antara ketiganya. Usianya kini 30 tahun. Saat dibawa ke Umah Lumba, Johnny mengalami kondisi buruk. Gigi ompong, buta sebelah serta sirip yang tak sembuh-sembuh. Kadar garam pada kulitnya juga sangat rendah.
Ketika dirawat di Umah Lumba, Johnny perlahan mulai bisa melihat. Luka pada siripnya sembuh dan kadar garam pada tubuhnya meningkat bahkan normal. Perubahan juga terjadi pada Rocky dan Rambo. Insting liar dari hewan tersebut kembali muncul. Sonar yang sebelumnya lama vacum kembali berfungsi sebagai alat navigasi dan alat komunikasi mereka.
Tiga tahun berada di Umah Lumah dengan kondisi yang dapat diikatakan pulih, tiba saatnya mereka bertiga kembali pulang. Jaring pada seapen dilepaskan agar mereka bisa berenang bebas.
Dan pada Sabtu 4 September 2022, Johnny, Rocky dan Rambo perlahan melewati seapen 1 menuju seapen 2. Di seapen 2 mereka terlihat bermain-main. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama mereka tidak keluar dari seapen 2 itu.
Orang-orang di sekitar seapen bingung.
Ada apa Johnny? Ada apa Rocky? Ada apa Rambo? Kenapa kalian tidak mendekat ke pintu keluar? Keluar saja. Berenang saja. Tak apa, itu rumah kalian. Jangan ragu.
Rocky | Foto: Dok. Dolphinproject.com)
Tapi tiga lumba-lumba hidung botol ini tetap bergerak pelan-pelan. Mereka memilih lebih berhati-hati. Mereka rupanya masih beradaptasi dengan kehidupan tanpa tirai. Seolah-olah mengidentifikasi ada apa di luar sana.
Apakah jika melewati kolam ini hidupnya akan baik-baik saja? Secara berulang-berulang ketiganya jauh-mendekat ke pintu keluar. Sesekali mereka muncul ke permukaan seolah melirik Wahyu dan Femke. Mungkin mereka ingin mengetahui apa yang terjadi.
Setelah sekian lama tiga sekawan ini jauh-mendekat ke pintu keluar, akhirnya Femke memutuskan untuk turut berenang dalam seapen 2. Ia lantas melepaskan beberapa pelampung yang terpasang pada seapen.
Sesaat setelah dilepaskan, perlahan lumba-lumba mulai mendekat. Jonny memimpin jalan untuk Rocky dan Rambo. Sebagai kawan tertua a sakan meyakinkan kawan lainnya bahwa semua baik-baik saja. Johnny berenang memimpin keluar dari seapen diikuti Rocky dan Rambo.
Seluruh tim bersorak haru. Wahyu dan Femke terlihat menangis. Usaha mereka untuk memulihkan tiga lumba-lumba akhirnya terbayar. air mata kebahagiaan tak dapat dibendung.
Rambo | Foto: Dok. Dolphinproject.com
Di kejauhan, Johnny, Rocky dan Rambo masih tetap mengapung di permukaan tak jauh dari seapen. Beberapa menit mereka enggan berenang lebih jauh. Saya seperti merasakan hubungan emosional antara mamalia laut itu dengan beberapa tim JAAN.
Setelah menoleh ke arah seapen barang sesaat, ketiganya berenang. Lalu muncul kembali dan menoleh lagi. Saya rasa mereka mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa walau ada keraguan untuk berenang lebih dan lebih jauh lagi. Bertemu dengan koloni mereka.
Tidak apa-apa Johnny, Rocky, Rambo. Pulanglah. Kembalilah. Berenanglah. [T]