Berita kisah, bukan hanya sekadar berita biasa, atau dalam bahasa kerennya disebut straight news. Berita kisah adalah karangan khas yang diolah dari berita atau berbagai aspek kehidupan masyarakat. Berita kisah ditulis berdasarkan fakta dengan akurat. Data yang dikemukakan bukan fiktif, tapi nyata. Hanya cara menulisnya menggunakan seni. Emosi dan pikiran penulis boleh dimasukkan sehingga tulisan bisa menghibur atau menggugah rasa.
Dalam kesempatan kali ini, Tatkala May May May, menghadirkan dua pembicara top, pilih tanding, untuk menyampaikan materi⸺atau berbagi pengalaman⸺tentang berita kisah. Pembicara pertama, Made Sujaya, seorang jurnalis sekaligus pengamat sastra; dan yang kedua, Made Adnyana Ole, tuan rumah Tatkala.co sendiri⸺yang juga seorang wartawan, sastrawan, dan penyair (atau mungkin ia lebih senang dikenal sebagai “tukan cerita, tukang berita”). Diskusi kali ini dipandu oleh seorang wartawan (wayah) senior, Yahya Umar.
Diskusi diawali statement Made Sujaya yang menjelaskan perbedaan antara berita kisah dengan straight news.
“Straight news itu formatnya terlalu kaku dan terbatas. Berbeda dengan berita kisah yang agak berbau sastra,” katanya.
Ya, berita kisah adalah artikel yang kreatif, walaupun kadang-kadang subjektif, dengan maksud membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan. Berita kisah memang orisinal dan bersifat deskriptif. Bisa saja dalam sebuah berita kisah dipenuhi dengan orisinalitas dan deskripsi penulis yang menghibur, dan sedikit informasi. Atau, penulisnya lebih banyak menginformasikan amatannya dengan sedikit menghibur. Tulisan berita kisah yang bagus tentu saja yang mampu mengkombinasikan segala aspeknya dengan baik dan proporsional.
Foto: Para peserta acara Belajar Bersama Menulis Berita Kisah
Seperti apa yang dikatakan Made Sujaya, bahwa berita kisah, dalam teknik menulisnya, mengadopsi teknik menulis sastra.
“Yang diadopsi berita kisah dari fiksi itu ada tiga komponen,” jelasnya. “Pertama, konfilk. Kisah itu menjadi menarik kalau di dalamnya terdapat konflik. Selain konflik ada karakter. Karakter itu memuat figur-figurnya, tokoh-tokohnya⸺dan seorang penulis berita kisah harus mampu menuliskan sisi-sisi humanis dari setiap tokoh yang terlibat. Kemudian yang ketiga, kronologi. Hal ini menjelaskan urut-urutan suatu kejadian,” lanjutnya.
Menurut Sujaya, menulis berita kisah itu adalah jalan pembebasan dari seorang jurnalis. “Karena jurnalis bisa keluar dari pakem berita yang kaku dan baku⸺dan boleh memasukkan subjektivitas.”
Benar. Beberapa berita kisah ditulis dalam bentuk “aku”, sehingga memungkinkan reporter, jurnalis, memasukkan emosi dan pikirannya sendiri. Meskipun banyak jurnalis, yang dididik dalam reporting objektif, hanya memakai teknik ini bila tidak ada pilihan lain, hasilnya bisa enak dibaca. Tetapi, tulisan berita kisah tetap memberikan penekanan besar pada fakta-fakta yang penting⸺fakta-fakta yang mungkin merangsang emosi (menghibur, memunculkan empati, di samping tetap tidak meninggalkan unsur informatifnya). Karena penakanan itu, tulisan berita kisah sering disebut kisah human interest atau kisah yang berwarna.
Selain berpendapat mengenai subjektivitas dalam berita kisah, Sujaya juga mengatakan bahwa berita kisah itu “awet”. Berita kisah tidak terikat waktu. Ia bisa bertahan. Tekanan deadline jarang, sehingga jurnalis bisa punya waktu cukup untuk mengadakan riset secara cermat dan menulisnya kembali sampai mempunyai mutu yang tertinggi.
Sedangkan menurut Made Adnyana Ole, ada dua jenis dalam penulisan jurnalistik, yaitu menulis berita dan menulis cerita. Menulis berita kisah menggunakan rumus-rumus menulis cerita. Seperti cerpen yang menggunakan diksi-diksi, dalam berita kisah pun demikian. “Idiom-idiom atau metafora itu diperbolehkan dalam berita kisah,” kata penulis kumpulan cerpen Gadis Suci Melukis Tanda Suci di Tempat Suci ini.
Meski bercerita, sekali lagi, penulisan berita kisah bukanlah fiksi, ia tetap berpijak pada fakta meski mungkin saja ceritanya seperti sebuah “cerita pendek”. Nah, sebab itu pulalah, penulis berita kisah dalam bentuk narasi harus memiliki kemampuan yang tak jauh beda dengan penulisan fiksi.
Dengan begitu, berita kisah memberikan variasi terhadap berita-berita rutin seperti pembunuhan, skandal, bencana dan pertentangan yang selalu menghiasi kolom-kolom berita. Seorang wartawan bisa menulis “cerita berwarna-warni” untuk menangkap perasaan dan suasana dari sebuah peristiwa. Dalam setiap kasus, sasaran utamanya adalah bagaimana menghibur pembaca dan memberikan kepadanya hal-hal baru dan segar.
Struktur penulisan berita kisah sangat berbeda dengan stright news (berita lugas) yang menggunakan struktur piramida terbalik. Semua bagian tulisan terjalin erat dari awal tulisan hingga ending. Paragraf pertama sebuah berita kisah adalah sebuah pertaruhan; pada lead (pembuka) berita kisah sangat menentukan minat membaca untuk melanjutkan membacanya hingga selesai. Pembaca juga tetap harus mampu dipikat dengan bahan yang dijadikan tulisan, dan judul.
“Stright news itu memiliki nilai berita. Misalnya, berita tentang kecelakaan. Kalau hanya keserempet, tidak ada yang meninggal, berarti tidak masuk dalam berita. Itu bedanya dengan berita kisah. Berita kisah itu terkadang membahas soal-soal yang ‘kecil’,” jelas pendiri Tatkala.co ini.
Berita kisah biasanya memang seringkali berbicara hal-hal “biasa” yang terkadang luput dari perhatian kita. Made Adnyana Ole mecontohnya misalnya kegiatan penanaman pohon. “Dalam berita kisah kegiatan penanaman pohon, yang menarik untuk ditulis bukan bupati, atau kepala dinas yang dijadikan narasumber, tapi misalnya ada anak kecil yang ikut serta di dalam kegiatan itu,” katanya.
Di dalam berita kisah memerlukan keterampilan menulis dan penggunaan bahasa, sebab itulah sajian berita kisah terkadang mampu memberikan pencerahan, meski yang ditulis hanyalah berupa hal-hal yang remeh atau keseharian yang terasing dari benak kita, meski pada mata sekali waktu kita pernah menyaksikannya. Banyak ragam kalimat pembuka yang bisa digunakan pada berita kisah ini demi mengail perhatian pembaca; bisa menggunakan anekdot, penggalan dialog, paragraf deskripsi, sebuah narasi, kutipan langsung, atau malah pantun.
Foto: Para peserta acara Belajar Bersama Menulis Berita Kisah
Penulis berita kisah harus mampu menjaga kontinuitas yang tinggi dalam alur ceritanya dari awal hingga akhir. Bagian-bagian dalam berita kisah harus tetap koheren dalam jalinan tema utama cerita yang hendak disampaikan, meski memang peralihan atau lanturan-lanturan cerita seringkali tak bisa dihindari. Namun, bila peralihan atau lanturan itu tetap merupakan bagian dari keseluruhan tema utama cerita, justru akan bisa lebih memperkaya tulisan itu sendiri.
Sebelum diskusi diakhiri, salah seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Genesha, Kumala Sari, bertanya tentang apa tantangan dalam menulis berita kisah.
“Semua pekerjaan itu sebenarnya ada tantangannya,” jawab Made Adnyana Ole. “Tantangan dalam berita kisah itu ada di gagasan, ide, kepekaan. Artinya, untuk menjawab soal itu, kita harus memperluas itu⸺memperluas pengetahuan kita pada suatu hal.”
Pada akhirnya, seperti yang sudah dituliskan di awal, bahwa berita kisah bukan hanya sekadar berita biasa. Tetapi, meski bercerita, sekali lagi, penulisan berita kisah bukanlah fiksi, ia tetap berpijak pada fakta. Untuk dapat menulis berita kisah dengan baik dan benar, seorang wartawan, selain banyak tanya, ia juga harus memperbanyak membaca, bukan hanya membaca buku, tetapi juga membaca situasi, fenomena, kondisi, dsb. Sulit membayangkan seorang wartawan dapat menulis berita kisah jika tak banyak membaca. [T]
Simak video selengkapnya: