Dina Widiawan adalah salah satu peserta pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Yogyakarta di Singaraja, Buleleng, Bali Utara.
Pelatihan itu memang menarik minat banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Buleleng. Dan, Dina Widiawan adalah salah satu pelaku usaha di bidang fashion. Ia menghasilkan produk varian tas dan dompet seperti sling bag, clutch, totebag, dan ransel.
Brand usahnya bernama Dinz Handmade. Berlokasi di Jl. Srikandi No. 1 Singaraja. Jika menyebut nama Dinz Handmade di Bali Utara, pastilah banyak yang kenal. Dan, kini produk itu makin dikenal di Bali, hingga Indonesia, hingga dunia.
Produk fashion yang dibuatnya itu tentu saja berbeda dari produk sejenis. Karena itulah produk fashion Dinz Handmade secara perlahan namun pasti terus mengundang minat para penggemar produk-pduk fashion yang unik. Produk Dinz Handmade dibuat dari kain sisa, atau kain perca.
Dengan sentuhan tangan Dina, produk dari bahan perca itu menjelma jadi produk utuh, unik, dan memiliki corak tiada duanya. Karena perca membuat corak tersendiri dalam tas, dompet, atau produk fashion lainnya.
Dina Widiawan saat ditemui Sabtu, (27/3/2022), mengatakan ia memulai usahanya tersebut sejak tahun 2019 silam. Dina merintis usaha tersebut karena kecintaannya terhadap kain atau wastra lokal Buleleng.
Dina menemukan sebuah peluang dalam mengembangkan usahanya ketika ia menemukan banyak potongan kain sisa yang tidak digunakan. Ia memanfaatkan potongan sisa kain itu untuk disulap menjadi produk-prosuk fashion.
“Produk seperti itu (tas dan dompet) kan hanya perlu bahan kain endek yang sedikit jumlahnya, jadi di sana saya bisa memanfaatkan sisa-sisa kain tersebut,” katanya.
Produk yang dibuat ini sepenuhnya hand made atau buatan tangan. Pemasarannya meliputi marketplace seperti shopee, tokopedia, dan bhineka. Namun, pemesanan juga banyak didapatkan melalui Instagram dan Whatsapp.
Terkait omzet, Dina menyebutkan mencapai 35 juta rupiah. Pelanggannya selain dari perorangan, juga banyak dari komunitas seperti PKK. Namun, tidak hanya domestik, Dinz Handmade juga memasarkan ke pasar internasional.
“Tas saya beberapa dibeli oleh orang asing, pernah kirim ke Australia, Inggris, Belgia, dan Amerika Serikat,” ujarnya.[T][*/Ado]