Di setiap acara kita pasti akan disibukkan dengan berbagai kegiatan di dalam acara tersebut. Tak terkecuali acara kecil maupun besar. Orang-orang di depan layar ataupun di belakang layar. Mereka sibuk di bagiannya masing-masing. Begitu juga di Mahima March March March. Acara Mahima paling sibuk di bulan Maret.
Semua orang sangat sibuk. Mulai dari kawan-kawan yang berada di panggung atau di depan layar laptop mereka, Ibu Sonia (Kadek Sonia Piscayanti) yang sangat sibuk mondar-mandir, kawan-kawan yang di belakang layar yang sibuk menyiapkan agar acara lancar dan tentu saja Pak Ole (Made Adnyana Ole) yang selalu sibuk memberikan wejangan kepada moderator yang kadang kebingungan mencari topik yang akan dibahas. Semuanya sibuk dan aku yang selalu berpura-pura sibuk. Selain sibuk dengan pacar tentunya.
Peranku di Mahima March March March tentu biasa saja. Kadang berada di belakang layar, menyiapkan sesuatu yang kurang dan tentunya selalu membuat kopi agar ndak ngantuk. Kadang juga datang terlambat karena sering kelupaan.
Peran di belakang layar bisa sangat sibuk, bisa juga sangat santai. Ternyata menyiapkan acara itu juga sangat sulit. Begitu juga kawan-kawan yang kebingungan menjadi moderator di acara ini. apalagi ketika ada narasumber yang berada di dalam jaringan. Kendala jaringan dan kadang dalam suara yang bergema sangat menyulitkan aku dan Bli Cotek (Kardian Narayana) yang ada di belakang layar.
Ini bisa dikatakan pertama kalinya aku sibuk di belakang layar. Ya meskipun aku kadang-kadang ada di depan layar sih. Pertama kalinya menyiapkan acara setengah online dan offline. Narasumber-narasumber yang datang ke Mahima terkadang seperti menyelamatkan kita dari kroditnya mengatur sound. Tetapi, narasumber yang ada di dalam jaringan juga tak ada masalah.
Masalahnya hanya di kita yang masih menerka solusi agar acara berjalan lancar dan narasumber juga sangat nyaman ngobrol meskipun ada di dalam jaringan.
Belakang yang Menentukan
Saya bayangkan sebuah pementasan di atas panggu. Mata dan hati penonton sebagian besar, atau mungkin seluruhnya, terpaku ke atas panggung. Mereka tak memikirkan, apalagi menonton, bagaimana aksi orang-orang di belakang panggung – orang-orang yang menyiapkan panggung. Yang jadi fokus adalah panggung.
Mungkin karena itu, dalam pementasan-pementasan teater, kadang penata artistic tak begitu dikenal. Orang jarang mau tahu, siapa penata cahaya, siapa penata artistk, apalagi siapa yang mengatur tata suara. Yang menjadi tontonan adalah panggung.
Di era sekarang, ketika pengertian panggung amat begitu luas, misalnya kanal youtube adalah panggung, zoom adalah panggung, facebook adalah panggung, IG adalah panggung, maka aktivitas di belakang panggung bukan lagi sekadar penata artistik, penata cahaya atau penata suara. Belakang panggung adalah ruang yang kompleks dengan persoalan yang juga kompleks. Misalnya, aktivitas belakang panggung bisa berantakan ketika, misalnya, tiba-tiba sinyal intrnet menghilang. Kabel bukan lagi sekadar penghubung antara mike dan speaker, atau penghubung antara listrik dan lampu, melainkan kabel hanrus juga diperhitungkan bagaimana agar menjangkau dunia maya. Aplikasi-aplikasi digital harus dikuasai dengan benar-benar.
Faktor layar belakang dalam acara yang digelar secara hybrid (online-offline) sangat-sangat menentukan agar panggung (yang tak tampak itu) bisa menyala dan menampilkan tontonan dengan sempurna. Jika tak ada belakang, ya, tentu saja tak akan ada layar depan.
Nah, dalam acara Mahima March March March ini, aku dan Bli Cotek kadang selalu menerka dan mencari solusi dari setiap masalah yang selalau terasa luar biasa. Rumusan masalah selalu disusun sedemikian rupa, mencari solusinya dan kadang solusi tidak ditemukan. Kita pasrah? Ya tentu saja. Hahaha.
Tetapi setiap hari kita selalu mencari solusi. Solusi didapatkan, kita senang. Solusi tak didapatkan, kita pusing. Itu adalah moto kita di belakang layar.
Ada di belakang layar seperti menyiapkan pementasan teater. Artistik juga sangat penting untuk konsep pemanggungan. Lampu yang disiapkan agar aktor tak silau dan bisa menerangi wajah dengan pas, tata panggung yang pas untuk akor agar bergerak bebas dan tentu saja di zaman ini kamera sangat penting.
Ya, mungkin sementara ini segitu saja keluh-kesah menjadi orang di belakang layar. Ingat selalu membuat kopi dan rokok yang selalu memberikan solusi. Mahima March March March masih berlangsung hingga akhir Maret. [T]