Dalam tulisan sebelumnya, saya lebih banyak mengulas soal brand dan branding sebagai awalan sebelum lebih jauh melangkah ke persoalan destination branding.
Sebenarnya ada beragam benefit jika strategi ini diterapkan di tiap destinasi, diantaranya adalah awareness, reputasi, serta persepsi yang baik mengenai sebuah destinasi wisata. Dalam aplikasinya pula, ini dilakukan tidak hanya untuk peningkatan kunjungan wisatawan. Namun akan ikut berperan besar dalam mendorong iklim investasi.
Konsep branding dalam dunia bisnis, sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Oleh karena itu, banyak perusahaan mengalokasikan anggaran yang sangat besar dalam membangun brand-nya hingga bisa dikenal oleh masyarakat luas dan memiliki banyak penggemarnya.
Begitupun dengan konsep brand pariwisata, dengan potensi penerapan otonomi daerah serta meluasnya tren globalisasi saat ini, daerah pun harus saling berupaya untuk merebut pasar, khususnya para wisatawan dan investor ke daerah masing-masing.
Ketika bicara hal itu, Buleleng kurang lebih sudah memiliki semuanya. Sebagai daerah yang masih mengandalkan pariwisata untuk menggerakkan perekonomian di Buleleng, tentu butuh strategi spesifik dalam melakukan perubahan yang signifikan.
Tapi cukup sudah kita bicara Buleleng memiliki potensi luar biasa dan bla bla bla. Potensi itu sudah kita ketahui bersama. Namun tidak akan menjadi sebuah output yang keren jika kita sibuk melakukan retorika dan tidak mengeksekusinya bersama.
Harus segera terjalin kolaborasi pentahelix dalam pengembangan potensi pariwisata maupun ekonomi kreatifnya. Pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, komunitas dan media harus bersatu padu berkoordinasi untuk merumuskan program kerja yang holistik. Komitmen dan sinergi dari semua unsur ini yang akan menjadi kunci utama dalam kemajuan perekonomian ke depan di Buleleng.
Nah, sebelum lanjut bicara mengkhusus ke Destination Branding, maka kita tarik dulu ke atas, ke payungnya dulu, ke induknya, yaitu Nation Branding sebagai acuan kita sebelum bicara hal spesifik terkait destinasi atau obyek wisata.
Nation Branding : Wonderful Indonesia
Dulu dari 2008 hingga 2015, kita mendeklarasikan “Visit Indonesia” sebagai Nation Branding. Kemudian di era kepemimpinan Menteri Arief Yahya, tepatnya di tahun 2015-2016, Kemenpar bersama team agency Ogilvy mengkonsepkan secara detail akan branding ‘Wonderful Indonesia’. Ogilvy ini merupakan perusahaan multinasional yang berpusat di New York dan memiliki kantor cabang di lebih dari 60 kota di dunia, termasuk di Indonesia.
Jadilah wajah Wonderful Indonesiaatau Pesona Indonesia yang kita kenal sekarang. Ini adalah janji pariwisata Indonesia kepada dunia. KataWonderful atau pesona mengandung janji bahwa Indonesia kaya dengan ketakjuban dari segala aspek manusia, budaya maupun alamnya yang akan diberikannya untuk wisatawan di seluruh dunia.
Di dalam dokumen Brand Guideline – Wonderful Indonesia juga disebutkan bahwa kepribadian dari sebuah brand sangat penting untuk menjaga hubungan baik dengan audiensnya, diekspresikan melalui komponen visual, penulisan dan tone of voice brand tersebut. Saat brand menjadi relevan, kepribadiannya menjadi dikenal di alam bawah sadar para audiens.
Dikatakan pula bahwa Indonesia adalah negara dengan beragam pengalaman, dan demi mencapai pengertian sempurna kepada potensi dari Indonesia, semua kepribadian Indonesia harus dipecah secara lugas namun detil, diantaranya ;
- Enchanting Spirit ; Kita luar biasa mempesona, berkarisma, penuh kehidupan dan rendah hati. Setiap bagian dari kita membuat orang tersihir, dan sangat mudah bagi kita untuk berteman.
- Exciting ; Kita menyenangkan dengan sepenuh hati; kita menyentuh emosi orang-orang dan membangunkan rasa penasaran mereka. Tidak hanya itu, kita juga membakar semangat mereka untuk bersenang-senang dengan kita.
- Magnifcent ; Kita mempunyai keindahan yang sangat unik, agung dalam semua kategori. keunikan dan kekayaan gaya, tata krama dan sifat elegan kita diapresiasi dan dihormati.
- Expressive ; Kita adalah penyaji ekspresi, kita sangat jujur dan menunjukkan emosi kita secara spontan, kita sangat ahli dalam bersosial dan melakukannya dengan cara paling efektif dibanding yang lainnya.
Dalam membangun brand yang mempunyai banyak variasi produk, harus diberikan suatu konsep petunjuk yang dapat memisahkan produk-produk ini dan membuat wawasan yang berbeda-beda dari setiap wonders, sehingga orang-orang dapat merasakan cerita dibalik keberadaan mereka.
The Thematic Wonders Experience adalah 5 pilar komunikasi tematik yang dibuat sesuai destinasi dan/atau pengalaman di Indonesia, di mana masing-masing pilar akan mengangkat warna dari logo utama. Setiap pilar ini mempunyai elemen pengalaman yang berkesinambungan dengan tema pilar tersebut.
- Natural Wonders experience menggambarkan hal seperti bahari & kelautan, pegunungan dan daerah yang hijau. Ini hanya dapat digunakan saat mengkomunikasikan kehebatan alam Indonesia.
- Sensory Wonders experience menggambarkan hal seperti makanan & minuman, kesehatan, dan hiburan. Ini hanya dapat digunakan saat mengkomunikasikan kegiatan di Indonesia yang bisa dirasakan oleh 5 panca indera dari tubuh manusia.
- Cultural Wonders experience menggambarkan hal seperti kesenian, kebudayaan, dan warisan. Ini hanya dapat digunakan saat mengkomunikasikan kehebatan tradisi dan kegiatan budaya di indonesia.
- Modern Wonders experience menggambarkan hal seperti kehidupan perkotaan, teknologi, dan transportasi. Ini hanya dapat digunakan saat mengkomunikasikan kehebatan, kemodernan dan kemajuan peradaban Indonesia
- Adventurous Wonders experience menggambarkan hal seperti olahraga, petualangan, dan eksplorasi. Ini hanya dapat digunakan saat mengkomunikasikan kehebatan, jiwa bertualang, dan keunikan kegiatan olahraga di Indonesia
Destination Branding Support
Ketika Indonesia yang telah memiliki master brand Wonderful Indonesia, Kementerian Pariwisata kemudian meluncurkan sepuluh branding baru untuk menyelaraskan value dengan brand master tersebut. Ini dimaksudkan agar positioning masterbrand Wonderful Indonesia bisa semakin kuat dan menciptakan sinergi antara pusat dan daerah untuk mempromosikan destinasi wisata indonesia dengan kancah internasional.
Pada saat itu, Ida Pandita Mpu Jaya Brahmananda atau yang pada saat walaka, dikenal sebagai Prof I Gede Pitana, saat itu menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, mengatakan bahwa The 10 Destination Brandings ini diharapkan memperkuat positioning dari master-brand Wonderful Indonesia sekaligus tercipta sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di kancah internasional.
Sepuluh destinasi pariwisata dengan branding baru yang di-launching pada 14 juni 2017 oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia, antara lain adalah Bandung (Jawa Barat), Great Bali, Great Jakarta, Great Kepri, Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang), Coral Wonders (Wakatobi-Bunaken-Raja Ampat), Medan, Makassar, Lombok, dan Banyuwangi,
What’s Next?
Begitu solidnya alur proses branding pariwisata yang dilakukan selama ini, maka sudah seharusnya pula Buleleng mulai memikirkan konsepnya tersendiri, yang bisa menjadi pembeda dari daerah lainnya agar tidak ketinggalan dengan daerah lainnya.
Dalam tulisan selanjutnya sebagai artikel penutup, kita akan bicara lebih dalam lagi ke eksekusi destination branding itu sendiri. Semoga pikiran baik datang dari segala penjuru. [T]