Sore hari, 18 Februari 2022 selepas pelatihan di Grand Harvest Resort & Villa , Banyuwangi, ssaya keluar jalan-jalan. Saya menelusuri kawasan Desa Taman Sari. Desa ini adalah salah satu desa di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Hawa adem di desa ini seakan membawa ingatan pada kawasan Ubud di Bali. Hamparan sawah dan gemericik air menjadi gerbang penyambut di sepanjang jalan desa. Dari mata air Sendang Seruni sampai kawasan Gunung Ijen adalah keindahan, dan mungkin banyak pembaca tidak asing lagi. Blue fire yang hanya ada dua di dunia, salah satunya ada di kawasan desa ini.
Desa ini juga mengingatkan saya pada Kintamani di Bangli, Bali. Tentu karena mata disuguhi pemandangan beruapa hamparan pertanian kopi, jeruk, pohon sengon, dan tanaman hortikultura di sepanjang kawasan perkebunan. Perkebunan itu dikelola pemerintah setempat.
Bertemulah saya dengan Ahmad Jam’an Hadi. Ia seorang penjaga perkebunan di perbatasan hutan Hak Guna Usaha di area Gantasan (perbatasan hutan dengan tanah penduduk), sepuluh Kilometer sebelum daerah parkir pendakian ke Gunung ijen.
Sudah 22 tahun Ahmad Jam’an Hadi bekerja menjadi petugas keamanan kebun. Laki-laki berusia 48 tahun ini mengatakan, sejak 2014 Desa Taman Sari mulai ramai dikunjungi para pelancong dari luar daerah Banyuwangi. Tentu saja karena perkebunan itu juga digunakan untuk kawasan agrowisata,
Menariknya, Jam’an yang merupakan ayah dari dua anak ini juga adalah relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Banyuwangi sekaligus ketua linmas di Desa Taman Sari. “Pekerjaan sebagai relawan dari 8 tahun lalu merupakan panggilan hati,” katanya.
Berawal dari bencana angin puting beliung yang sempat melanda desanya, ia kemudian terpanggil untuk itu. Pun menjadi Ketua Linmas semenjak 9 tahun yang lalu diembannya.Jadilah ia penjaga keamanan kebun, relawan, sekaligus juga ketua linmas.
Di masa pandemi Jam’an ternyata juga aktif menjadi petugas SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) yang berkala memastikan kesterilan Desa Taman Sari agar jauh dari Covid 19. Dengan melakukan spraying disinfectan atau penyemprotan disinfektan dan sosialisasi prokes adalah tanggung jawab yang diembannya.
“Kita memang harus kembali ke desa,” katanya.
Ia memang pernah 14 tahun merantau di Surabaya. Jam’an terpanggil untuk kembali ke desa.
Bertemu Jam’an adalah berkat. Dari dia kita belajar bermartabat. “Asal punya martabat (panggilan hati) dan bertobat, semua orang pasti bisa menjadi hebat,” kata Jam’an. [T]