13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Budi Darma dalam Bayang-bayang Tokoh | Catatan Diskusi Semenjana #3

Lingkar Studi Sastra DenpasarbyLingkar Studi Sastra Denpasar
December 6, 2021
inEsai
Budi Darma dalam Bayang-bayang Tokoh | Catatan Diskusi Semenjana #3

Budi Darma

Berbicara mengenai Budi Darma, akan terasa kurang jika tidak membahas Orang-orang Bloomington yang diterbitkan perdana pada 1980—kumpulan cerpen yang beberapa waktu lalu diterjemahkan dan diterbitkan Penguin Books UK.

Setelah membaca karya itu, rasa-rasanya kita akan terbayang-bayangi oleh tokoh-tokoh di sana: Orez, Joshua Karabis, Lelaki Tua Tanpa Nama, dan sebagainya. Tokoh-tokoh itu begitu kuat untuk dikenang. Di sisi lain, keutuhan penampilan tokoh menciptakan kedekatan pembaca dengan tokoh-tokoh itu sendiri. Sedikit tidak, penyajian cerita dalam Buku itu mempengaruhi cara baca saya terhadap cerpen-cerpen yang dibahas pada Semenjana #3 ini.

Semenjana #3 digelar pada tanggal 29 November 2021, bertepatan dengan 100 hari kepergian Budi Darma. Sesi Semenjana #3 ini kemudian menjadi ruang untuk membicarakan pengalaman membaca atau mendengar dan hal-hal berkaitan dengan sosok Budi Darma dan karya-karyanya. Sementara itu, kegiatan ini berlangsung di kedai kopi Aboe Talib, Jalan Kecubung, Denpasar, dan beberapa peserta mengikuti diskusi secara daring.

Tiga cerpen yang dibahas dalam Semenjana #3 meliputi: pertama cerpen “Mata yang Indah” tersiar pada tahun 2000 dan menjadi cerpen terbaik pilihan Kompas di tahun itu; kedua, cerpen berjudul  “Tukang Cukur” tersiar pada 2016; dan cerpen ketiga adalah “Tarom” yang tersiar pada 2017.

Cerpen memiliki ruang yang sempit, terlebih cerita pendek untuk media masa cetak. Cerpen pada media masa (khususnya koran) umumnya berkisar 10.000 karakter. Pada ruang sempit itu, hal apa saja yang bisa dibicarakan?

Tampaknya Budi Darma justru memanfaatkan ruang sempit itu dalam bercerita. Ia lebih banyak mengeksplorasi kekuatan karakter. Hal inilah yang barangkali menjadi pembeda antara Orang-orang Bloomington dan cerpen-cerpen Budi Darma yang dimuat di media masa. Pada cerpen-cerpen di buku itu, tokoh dan alur cerita mendapat porsi yang cukup lengkap, solid, sehingga, bukan satu hal yang asing lagi ketika pembaca diajak keluar masuk kepala tokoh.

Tapi, hal yang berbeda terjadi pada cerpen “Mata yang Indah”. Pada cerpen itu, pembaca diajak menyaksikan imaji visual yang memikat dan alur dengan kesimpulan yang tegang. Kelihaian Budi Darma mengelola alur dan tokoh yang lugu tampak dalam cerita ini. Haruman—salah satu tokoh dalam cerita—disuruh merantau oleh ibunya. Kemudian, dia mengalami hal-hal mengejutkan dan hal itu seolah berulang lagi di akhir cerita. Tetapi, jika dihubungkan dengan pernyataan beberapa komentator, bahwa Budi Darma barangkali ingin membicarakan absurditas, maka hal itu benar-benar terasa dalam “Mata yang Indah”.

Jika kita bicara soal absurd, maka kita akan ingat dengan Sisifus yang mendorong batu ke puncak bukit lalu menggelinding lagi dan begitu seterusnya. Dan dalam kehidupan, siklus seperti itu juga berjalan demikian, sebagaimana perburuan makna yang dilakukan manusia, yang tak lain menyerupai Sisifus.

Pada sebuah diskusi yang tersiar secara daring, saya melihat Budi Darma yang begitu polos dan santun. Hal ini berbanding terbalik dengan tokoh-tokoh yang ia ciptakan, katakanlah si Tukang Cukur pada cerpen “Tukang Cukur” yang tersiar pada tahun 2016. Dalam cerpen itu, terlihat tokoh si Tukang Cukur sebagai karakter yang sibuk mencari satu titik nyaman.

Ia berpindah-pindah kelompok agar mendapat posisi aman. Ia menjadi simpatisan satu partai politik dan menandai para musuh-musuhnya dengan memberi tanda berupa luka pada kepala orang-orang yang ia cukur. Jika dikaitkan pada konteks keganjilan tokoh pada cerpen-cerpennya, seolah kita—sebagai pembaca—tidak melihat Budi Darma.

Barangkali, menghubung-hubungkan pengarang dan karyanya adalah tindakan yang agak berlebihan. Tetapi, rasa penasaran membuat kita terkadang mengingingkan jawaban. Saya mencoba mencari hal lugu dari tiga cerpen ini dan menemukan beberapa hal lugu itu. Pertama, momentum pada cerpen “Mata yang Indah”.

Keberangkatan Haruman dimulai dengan suruhan ibunya untuk merantau agar mendapat pengalaman. Sangat sederhana. Kemudian pada cerpen tukang cukur, narator menyampaikan kemiskinan dengan sederhana—polos dan hal ini terkesan membuat penggambaran situasi dengan datar, biasa-biasa saja, tidak berlebihan.

Hal ini membuat saya bertanya-tanya, apakah kepolosan Budi Darma sesungguhnya bisa dilihat dari caranya menarasikan satu peristiwa dan, sedikit banyak tokoh-tokoh itu memiliki kepolosan dalam kadar tertentu? Lebih-lebih bagi Budi Darma, menulis adalah upaya uji coba penulis terhadap kepribadiannya. Hal ini membuat saya semakin terdorong untuk menemukan jejak Budi Darma dalam karyanya. Tentu saja, spekulasi ini memerlukan penelitian lebih jauh.

Terakhir adalah cerpen “Tarom”. Cerpen ini membuat saya merasa melamun, padahal masih mengikuti cerita. Setelah membaca ulang, saya menemui lompatan cerita di tengah-tengah cerpen. Rupanya, Budi Darma sedang ngelantur; membicarakan hal-hal yang sesungguhnya tidak terlalu penting untuk menjalankan alur cerita. “Tetapi, hal apa yang ingin dicapai Budi Darma?” tanya saya dalam hati. “Aha…” saya mendapatkannya.

Dalam konteks ini, Budi Darma ingin mengajak pembaca lebih dekat dengan si tokoh. Cerita dalam cerpen ini disampaikan berdasar sudut pandang orang pertama, yaitu si Tarom. Dan, semua narasi dalam cerita berarti adalah kata-kata Tarom. Termasuk lanturan itu. Dan adalah sesuatu yang normal, ketika kita melamun, pikiran kita akan meloncat ke sesuatu yang lain, tetapi masih memiliki hubungan, dan kenyataan itulah yang dituliskan oleh Budi Darma.

Membicarakan Budi Darma dalam Semenjana #3 ini adalah ruang untuk mengenangnya, meskipun, dalam kepala saya, Budi Darma memiliki kualitas yang sama dengan tokoh-tokoh yang ia ciptakan: melekat sebagai seseorang dengan perwatakan yang khas. [T]

  • Penulis: Agus Wiratama

Sumber cerpen:

  • Cerpen “Mata yang Indah” diakses pada laman: goesprih.blogspot.com
  • Cerpen “Tarom” diakses pada laman: catatanpringadi.com
  • Cerpen “Tukang Cukur” diakses pada laman: id.klipingsastra.com

_____

KLIK dan BACA JUGA:

Meneropong Hamsad Rangkuti dari Pusaran Kota Denpasar | Catatan Diskusi Semenjana
Meneropong Hamsad Rangkuti dari Pusaran Kota Denpasar
Membaca Danarto dengan Segala Imajinasinya | Catatan Diskusi Semenjana
Membaca Danarto dengan Segala Imajinasinya
Tags: Budi DarmaCerpensastraSastra Indonesia
Previous Post

We All Connected | Pameran Lukisan Watercolor dan Kemungkinan Lain yang Tidak Hanya Ekstrakurikuler

Next Post

Manusia, Predator Puncak yang (Mencoba) Bertahan Hidup

Lingkar Studi Sastra Denpasar

Lingkar Studi Sastra Denpasar

Lingkar Studi Sastra Denpasar (LSD) adalah sebuah kelompok belajar yang meneropong sebagian kecil dari lanskap besar Sastra Indonesia. Temui mereka di Instagram: @lingkarstudisastra.dps

Next Post
Manusia, Predator Puncak yang (Mencoba) Bertahan Hidup

Manusia, Predator Puncak yang (Mencoba) Bertahan Hidup

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co