“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda,” kata Tan Malaka.
Spirit kata bijak tersebut sangat membakar semangat kaum pemuda dan masih relevan di saat ini. Ruang ekspresi yang meletup-letup wajib diberikan tempat sebagai penyaluran ekspresi bagi pemuda. Ruang seni adalah bagian dari ekspresi tersebut, di mana ide-ide yang mendobrak hegemoni mendapat sambutan yang hangat, dan saat itu situasional akan terjaga dengan apik dan baik.
Sika Gallery memetakan sekaligus memberi ruang bagi praktik artistik seniman-seniman muda yang berdomisili dan berkarya di Bali melalui pameran Bali Emerging Artist (BEA) 2021
Seniman-seniman muda itu menggelar pameran yang lahir dari kesadaran akan pentingnya melakukan pembacaan terhadap perkembangan seni rupa yang terjadi di Bali saat ini.
Dalam kurun satu dekade terakhir misalnya, skena seni rupa di Bali mengalami perubahan yang cukup signifikan. Tumbuhnya ruang-ruang seni alternatif, lahirnya pergerakan seniman secara perorangan maupun kolektif, serta eksplorasi artistik yang dilakukan oleh para seniman muda melalui penggalian teknik maupun tematik menjadi penanda penting yang selayaknya dapat dicatat hari ini.
Selain itu, dari aspek historis dinamika seni rupa di Bali terus mengalami perubahan, sebagai mana terbaca pada setiap periodisasi waktu, muncul kecenderungan-kecenderungan estetik baru yang menjadi tonggak dalam lini masa sejarah. Perkembangan tersebut tidak lepas dari situasi seni di Bali yang terbuka.
Bali, sejak masa pra-kolonial telah menjadi wilayah yang multikultur. Terjalinnya interaksi antara seniman lokal dengan pendatang, serta persinggungan dengan ritus hidup kebudayaan Bali di tengah masyarakat telah memantik lahirnya berbagai eksplorasi estetik baru.
Oleh karenanya, pameran seniman-seniman muda ini tidak hanya diperuntukkan hanya bagi seniman yang secara genetis berdarah Bali, tetapi juga para seniman pendatang yang telah menetap dan menjadikan Bali sebagai medan kreatifnya.
Melalui sistemopen call, BEA berhasil menyaring sebanyak 17 perupa muda Bali dari lebih 100 seniman yang mengirimkan aplikasi, untuk berpameran bersama sekaligus menunjukkan capaian terkini kekaryaan mereka ke hadapan publik. Pameran yang berlangsung sedari tanggal 20 Maret 2021 – 25 April 2021 menampilkan 25 karya terpilih, terdiri dari patung, instalasi, fotografi, keramik, gambar dan lukisan, dan cetak grafis.
Adapun para seniman muda terpilih tersebut antara lain: Anis Kurniasih, Andre Yoga, Deny Kurniawan, Dewa Made Johana, I Gusti Ngurah Dalem Diatmika, I Gede Sukarya, I Kadek Didin Djunaidi, I Made Surya Subrata, I Putu Sastra Wibawa, I Putu Yoga Satyadhi Mahardika, I Wayan Aris Sarmanta, I Wayan Piki Suyersa, I Wayan Sudarsana, Kuncir Sathya Viku, Lilu Herlambang, Rama Indirawan dan Vinent Chandra.
Pameran Bali Emerging Artist ingin menghadirkan capaian estetik para seniman muda yang masih berusia 30 tahun ke bawah. Tahun ini, BEA menerima lebih dari 100 aplikasi yang masuk melalui mekanisme ‘panggilan terbuka’. Hal ini menunjukkan begitu besarnya antusiasme dan semangat para seniman muda dalam menghasilkan karya, sekaligus menemukan ruang eksistensinya meski di tengah masa pandemi. Tanpa memberi batasan tema, teknis maupun medium jdi terbuka kesempatan seluas-luasnya bagi para seniman muda untuk menunjukkan berbagai pencapaian dari eksplorasi yang telah mereka kerjakan.
Karya-karya terpilih dipamerkan meliputi lukisan, gambar, cetakgrafis, instalasi, patung, keramik, fotografi dan prasi (senidaun lontar). Dimana pada karya-karya mereka, secara konsep maupun visual, memperlihatkan sejumlah kecenderungan yang menarik. Pertama, beberapa seniman menunjukkan korelasi yang kuat antara karyanya dengan konteks sosial yang terjadi saat ini, berkarya di tengah situasi ketidakpastian pandemi secara sadar justru memantik inspirasi bagi karya-karya terbaru mereka.
Kedua, beberapa seniman lainnya mencoba memperlihatkan eksplorasi artistik yang dikembangkan dari akar tradisi serta konteks kultural yang mereka miliki. Sebagian seniman menggunakan kesadaran untuk mengolah medium lokal serta menekuni teknis dengan sentuhan tradisi yang masih kuat, sementara sebagian lainnya justru menghadirkan kontras antara elemen kultural yang menjadi inspirasinya dengan teknik dan medium yang mereka pilih dalam pengerjaan karya.
Mereka yang terpilih dalam pameran ini dianggap telah mewakili generasinya dalam merepresentasikan situasi dan kondisi aktual dalam medan seni rupa di Bali.Pameran Bali Emerging Artist rencananya akan menjadi agenda tahunan, dengan harapan dapat menjadi sarana untuk mulai kembali melakukan pemetaan serta pembacaan terhadap beragam praktik artistik yang ada di Bali, terutama di kalangan seniman muda secara berkelanjutan. [T]