27 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Ilustrasi

Ilustrasi

Apakah Masih Mungkin Mengalahkan PDI Perjuangan di Tabanan?

I Made Argawa by I Made Argawa
December 16, 2020
in Opini

Pertanyaan pada judul tulisan ini agaknya sudah basi ketika saya kemukakan hari ini. Pilkada Tabanan sudah selesai, pemenangnya sudah diketahui, kembali PDI Perjuangan menguasai gelanggang.

Tapi, ada yang menarik pada gelaran Pilkada serentak 2020 di Bali. Pertama, kalahnya calon petahana di Karangasem oleh PDI Perjuangan. Kedua, calon petahana PDI Perjuangan di Jembrana dikalahkan. Ketiga, PDI Perjuangan tidak terkalahkan di Tabanan.

Jika kita lihat dari pasca reformasi PDI Perjuangan di Tabanan itu sangat luar biasa. Mulai dari seorang Nyoman Adi Wiryatama menjadi bupati dua periode.

Dilanjutkan oleh anaknya, Ni Putu Eka Wiryastuti juga selama dua periode. Saat Pemilu untuk periode keduanya, saya mulai sudah bertugas di Tabanan sebagai wartawan.

Bagi saya apa yang dilakukan oleh bapak dan anak ini adalah hal luar biasa. Dinasti politik.

Lantas apakah dinasti politik itu salah. Menurut saya tidak. Kenapa? Saya menilai itu adalah semacam sistem berpikir. Secara manusiawi, manusia selalu ingin dihargai dan dijunjung. Sehingga itu mungkin menjadi salah satu faktor lahirnya dinasti politik.

Saat pencalonan kedua Eka Wiryastuti ini, wacana anti dinasti politik sangat keras. Saya ingat betul hal itu. Cuman, saya berpikir kenapa itu dinilai salah?

Dalam sebuah diskusi yang saya buat, dinasti politik itu hal wajah. Mungkin netizen yang terhormat bisa melihat keluarga Clinton, keluarga Bush, hingga keluarga Kennedy di Amerika. Mereka semua melakukan atau membentuk dinasti politik.

Ditambah lagi Korea Utara. Keluarga Gandhi atau Nehru di India. Ketika ada serah-terima jabatan bupati dari bapak ke anaknya langsung, ini mungkin sangat sedikit terjadi. Yakin lah, itu keren.

Nah, perkara bagaimana kinerja bapak dan anak (Adi Wiryatama dan Eka Wiryastuti) saya belum ingin membahasnya dalam tulisan ini, Maaf ya netizen, hahaha.

Apalagi sekarang kejayaan PDI Perjuangan dilanjutkan oleh I Komang Gede Sanjaya (sebelumnya merupakan wakil dari Ni Putu Eka Wiryastuti) bersama I Made Edi Wirawan.  

Catatan sejarah Pilkada di Bali, PDI Perjuangan beberapa kali pernah keok lho. Mungkin masih segar dalam ingatan kita bagaimana Mangku Pastika berhasil menjadi gubernur Bali untuk periode kedua dan mengalahkan jago PDI Perjuangan.

Badung juga baru kembali ke pangkuan PDI Perjuangan setelah sebelumnya dipegang Anak Agung Gede Agung dari Puri Mengwi. Setahu saya beliau tokoh no-partai. Paling anyar tentu saja di Jembrana.

Kenapa di Tabanan PDI Perjuangan tetap ajeg? Ini yang menarik untuk saya kemukakan wahai kawan-kawan netizen.

Dalam sebuah wawancara dengan pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Nyoman Subanda yang laporannya sudah diturunkan di Koran Tempo, mengalahkan PDI Perjuangan di Tabanan bisa dilakukan kok.

Kuncinya, kata Subanda, penantang PDI Perjuangan adalah figur yang mengakar. Memiliki citra yang bagus di masyarakat serta memiliki visi mewujudkan Tabanan menjadi daerah yang maju.

Apakah calon yang menantang PDI Perjuangan di Pilkada 2020 tidak memiliki kriteria yang disampaikan Subanda, sehingga kalah? Saya tidak memiliki kewenangan untuk menjawab pertanyaan itu. Silahkan masyarakat yang menilai.

BACA JUGA:

  • Perlu “Orang Gila” di Pilkada Tabanan
  • Revolusi, Politik dan Dinasti di Tabanan


Pilkada serentak sudah berakhir. Ketegangan di media sosial sudah terlihat mereda. Selain soal fenomena PDI Perjuangan, gejolak media sosial di Tabanan selama Pilkada juga menarik sich.

Adanya pembatasan interaksi karena Covid-19, sepertinya membawa energi para pendukung pasangan calon juga berpindah ke media sosial.

Menurut saya postingan para pendukung hingga partisan ini “kejam”. Sedikit sekali yang membahas soal visi dan misi. Ya, begitulah media sosial ruang dan waktunya tidak terbatas.

Saya melihat dampak dari media sosial ini nyata di Tabanan. Entah di tempat lain seperti itu, saya tidak tahu.

Misalkan soal pemetaan suara, saya kaget ketika tegur-sapa dengan seorang kader PDI Perjuangan. Saya sempat bertanya berapa persen kemenangan mereka kali ini.

Ia menduga angkanya sekitar 65 persen bahkan ada yang memperkirakan akan kalah. Saya tidak sepakat dengan hal itu. Karena PDI Perjuangan sudah sangat mengakar di Tabanan.

Para politisi PDI Perjuangan sangat piawai “memanfaatkan” kelompok masyarakat seperti banjar, kelompok subak hingga kelompok adat lainnya. Para politisi banteng ini tahu betul bagaimana harusnya mereka merawat suara di tingkat bawah ini.

Maka dari itu, saya memperkirakan kemenangan PDI Perjuangan berada di angka 70 persen lebih. Tidak bermaksud mengecilkan usaha penantangnya, tapi ini hanya analisis sederhana dari seorang wartawan biasa yang kebetulan bertugas di Tabanan.

Jika akhirnya benar, mungkin hanya kebetulan saja.

Tulisan ini saya akhiri dengan ucapan selamat bagi yang menang dalam kontestasi politik Desember 2020. Bagi yang kalah, jangan berkecil hati, masih ada lima tahun lagi dan semoga beruntung. [T]

BACA JUGA:

  • Mengapa Tamba-Ipat (Bisa) Menang Pada Pilkada Jembrana? || Winasa Effect? Ah…
I Made Argawa

I Made Argawa

Selalu berusaha santai di tengah dunia yang makin cepat

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Ilustrasi foto: Mursal Buyung
Cerpen

Ketemu Puisi di Jalan #catatanfiksidirumahsaja

Di masa pandemi ini, aku bertemu puisi yang paling muram ia tersungkur di trotoar Jalan Sudirman, Denpasar. Jalan besar yang ...

May 23, 2020
diskusi online peluncuran Sedarah dan diskusi TPK
Kilas

Sedarah, Jembatan Pencari dan Pendonor Plasma Pasien Covid-19

Terapi Plasma Konvalesen (TPK) dinilai salah satu alternatif pengobatan pasien Covid-19 yang terus berkembang. Pasien yang sudah sembuh berpotensi membantu ...

October 13, 2020
Foto ilustrasi: FB/Sang Tu yangd iunggah 9 Februari 2018
Opini

Kampus Merdeka Untuk Desa

Pidato Pak Jokowi seusai pelantikan tanggal 20 Oktober 2019 menyebutkan tentang kondisi, mimpi besar, cita-cita dan action plan yang akan ...

February 11, 2020
Hyang Ibu ilustrasi Adytria Negara (diambil dari Kompas)
Cerpen

Hyang Ibu

Di sisi jenazah ibu, satu anak, di antara sepuluh anak yang menangis, bercerita tentang pisang: Ibu selalu menjinjing sesisir pisang ...

March 13, 2019
foto tatkala
Ulasan

Menulis Kadang Hanya Perlu Satu Ilmu: Pengalaman #Pengantar Buku “Bertemu Masa Depan”

Judul Buku: Bertemu Masa Depan – Cerita-cerita Kecil Mahasiswa LPDP Bali di Penjuru DuniaPenerbit: Mahima Institute Indonesia + Mata Garuda ...

February 25, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Bermain sky di Jepang {foto Riris Sanjaya]
Khas

Bermain Ski ala Pandemi di Awal 2021 | Kabar dari Jepang

by Riris Sanjaya
January 26, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
dr. Putu Arya Nugraha, penulis, yang juga Direktur RSUD Buleleng, divaksin, Rabu 27 Januari 2021
Esai

Berbagai Kekeliruan Tentang Vaksin

by Putu Arya Nugraha
January 27, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1363) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (312) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (330)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In