7 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Sasmitha Ayu

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
June 24, 2020
in Esai
95
SHARES

Meskipun judulnya Sasmitha Ayu, nama putri saya, tulisan ini tak sepenuhnya tentang dia, namun ini cerita tentang anak-anak kita semua. Tentang mereka yang menurut pujangga terbesar dunia, Kahlil Gibran, adalah titipan Tuhan semata. Titipan Tuhan yang tentu saja membuat kita menjadi begitu istimewa karena telah mendapatkan kepercayaan dari yang tertinggi di atas jagat raya ini. Yang tertinggi untuk semua mahluk, agama, ras dan peradaban. Melampaui kepercayaan yang telah diberikan oleh satu negara dan seluruh bangsanya kepada seorang duta besar.

Meski Ia masih sering disangsikan, terutama oleh mereka yang sedemikian merindukanNya, namun tak kunjung menjumpainya. Tentu saja bukan karena tak percaya, namun karena mereka tak mencapai sasmitanya. Sasmita, pertanda yang ditangkap oleh kepekaan jiwa. Ini tidakklah semudah panca indera saat menyadari sesuatu, kita takkan pernah melihatNya, mendengarNya, mengecapNya, mencium aromaNya atau merabaNya. Namun nyatanya kita telah meyakiniNya.

Kita pun sangat risau, saat anak-anak kita yang mungkin saja wajahnya menyerupai wajah kita, alisanya tebal seperti alis kita atau hidungnya pesek seperti hidung kita, bahkan sikap tubuh dan gaya jalannya seperti sikap tubuh dan gaya jalan kita juga, mereka, dikatakan cuma titipan semata. Tidakkah mereka adalah sepenuhnya milik kita? Hingga kita tak sadar telah meneteskan air mata saat mereka terbaring lemah tak berdaya saat sakit?

Pun dengan tetesan air mata yang sama, namun kali ini bahagia, saat mereka cemerlang berprestasi membawa harum wangi bunga dalam kehidupan kita? Rasa memiliki kita yang lekat erat mendekap, sukma dan raga mereka telah membuat jiwa kita terlampau lemah dan melupakan, sungguhlah mereka betul-betul hanya titipan saja. Maka saat tiba-tiba, Ia meminta kembali titipanNya, kita selalu takkan pernah ikhlas mengembalikannya. Ia yang tak pernah terasa dengan panca indera kita, Ia hakiki ada di mana-mana dalam ribuan sasmita yang tak terhitung.

Sejujurnya, saya baru mencari makna kata sasmitha/sasmita saat ingin membuat tulisan ini. Pasti cukup mengherankan, sebab putri saya yang saya kasi nama Sasmitha Ayu ini telah berusia 13 tahun, mau kelas 1 SMP saat ini. Tanpa mengetahui dengan cukup terang makna yang dimilikinya, saya mendapatkan kata sasmita dalam novel karya YB Mangun Wijaya, Burung-burung Manyar. Sebuah novel yang bagi saya memiliki kekuatan yang multi dimensional, sesuai dengan kepribadian penulisnya yang kaya jiwanya dan getol menyambungkan segala elemen dalam alam semesta, mengandalkan kepekaannya.

Patutlah Romo Mangun didaulat sebagai salah seorang penulis terhebat negeri, karena tulisan-tulisannya yang sangat berkarakter. Sasmita, konon aslinya adalah bahasa Sanskerta yang menurut KKBI kemudian adalah merupakan satu kata benda yang bermakna gerakan bagian tubuh, seperti tangan, lengan, bahu, kepala, mata dan sebagainya yang mempunyai isyarat tertentu, isyarat tubuh. Dalam istilah sastra sasmita adalah gerakan bagian tubuh serupa di atas dalam pergelaran drama. Dalam bahasa Jawa, sasmita dapat diartikan pertanda yang ditangkap oleh kepekaan indera jiwa. Saya tak begitu berminat dengan berbagi uraian makna dari kata sasmita itu, saya memilihnya untuk menamai putri saya sungguh-sungguh karena memang suka dengan kata itu. Apalah arti sebuah nama?

Meski nama untuk anak-anak kita dapat saja adalah sebuah doa, namun anak-anak kita, dari sasmitanya yang tak kita sadari, sesungguhnya telah membawa takdirnya sendiri. Tepat seperti kata-kata indah sang nabi, Gibran, mereka laksana anak panah yang telah melesat lepas dari busurnya, kita, yang terkesima tak berdaya, menyaksikan pasrah entah ke mana kemudian ia akan sampai. Saya pun akan mengalaminya. Saat putri saya Sasmitha Ayu, sejak sekarang sudah selalu mengatakan kelak takkan mengikuti jejak saya untuk sekolah dokter karena ia tak suka melihat darah, namun sangat berminat dengan matematika. Bahkan ia sangat ingin menjadi seorang matematikawan atau seorang profesor matematika. Saya pun belum tahu persis beda keduanya Sungguhlan anak-anak kita cuma titipan Tuhan jika demikian.

Namun bagaiman ia bisa mewarisi sifat-sifat, bahkan penyakit bawaan dari orang tuanya? Lagi-lagikah sains dan sastra berseberangan di sini? Jika mereka, anak-anak kita, tak berkaitan sama sekali dengan kita, nyatanya mereka lahir dari rahim istri yang kita hamili. Sepertinya telah terjadi fusi energi kolektif yang telah mendekatkan kita dengan siapa saja yang memiliki profil komposisi energi yang sama. Ini mirip dengan ungkapan, orang-orang baik umunya akan bertemu dengan orang-orang baik pula atau seseorang yang gemar memancing tentulah lebih berpeluang berkumpul dengan sesama pemancing ketimbang dengan penggemar bonsai misalnya.

Tentu saja sains tak pernah mengurusi fenomena ini. Ia selamanya berjalan di atas relnya yang terkunci dalam kaidah-kaidah rasional, logis dan dapat dibuktikan. Sastra dan seni, dalam hal ini bukanlah mengambil posisi konfrontasi, ia selalu menyimpan misteri untuk sebuah keagungan dari nilai-nilai pembebasan. Menyayangi anak-anak yang bukan lahir dari rahim istri kita, jelas sebuah pembebasan, sebab kita telah mengambil kesempatan emas menjadi rumah bagi semua titipanNya.

Begitulah, sebagai titipan Tuhan, yang terbaik bagi kita hanyalah menyiapkan rumah-rumah paling nyaman untuk mereka. Dulu, Sasmitha kulitnya putih bersih layaknya nyuh gading, kini sadah tiada lagi, kini habis terbakar sinar mentari karena hobinya bermain tenis lapangan. Seminggu ia bisa berlatih sampai enam kali. Saya berharap, sebagai seorang anak perempuan ia lebih bagus jika memilih bernyanyi atau menari.

Saat dibujuk untuk keduanya, ia selalu kesal dan menolak. Ketika merebak wabah virus corona yang telah membuatnya lebih sering di rumah, saya dan mamanya nyaris tak percaya, telah mendapatinya sering belajar membuat kue yang ditirunya dari tutorial di chanel youtube, pilihan hobi yang feminim sekali. Bukan itu saja, kami betul-betul surprise, karena hampir tiga bulan ini ia telah berlatih menari private. Cocoklah kalau begitu ia dipanggil Sasmitha Ayu.[T]

Tags: anak-anakcovid 19New Normalvirus corona
Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi: salah satu karya dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, 7 Mei 2018
Puisi

Puisi-puisi Eny Sukreni | Lima Macam Kecemasan

by Eny Sukreni
March 6, 2021
Rumah Tak Hanya Berfungsi Sosial / Oleh: I Wayan Artika – Batungsel, Pupuan, Tabanan
Esai

Rumah Tak Hanya Berfungsi Sosial

Oleh: I Wayan Artika – Batungsel, Pupuan, Tabanan Jadi, kalau demikian adanya, apa makna rumah selama ini? Mengapa berdiam di ...

April 1, 2020
Esai

Rita dan Minikino

PERKENALAN saya dengan dunia film pendek sebenarnya dimulai pada 2016 lalu. Sebelumnya saya hanya sebatas menjadi penikmat film bioskop. Sangat ...

June 3, 2019
Peluncuran buku puisi Catatan Pulang karya Angga Wijaya (baju hitam kiri)
Ulasan

Seni dan Kesehatan Jiwa – Dari Puisi Angga Wijaya hingga Karya Rupa di Rumah Berdaya

  PENYAIR Angga Wijaya meluncurkan buku kumpulan puisi pertamanya yang berjudul Catatan Pulang di Rumah Berdaya, Denpasar, Sabtu, 19 Januari ...

February 2, 2018
Acara

Mau Tahu Seberapa Serius & Asyik Pemuda Bali Jadi Petani? -Tengok Farmer Camp di Pancasari

Tengoklah Kemah Petani atau Farmer Camp di Soewan Garden, Desa Pancasari, Sukasada, Buleleng, Bali, 31 Mei hingga 2 Juni 2019. ...

May 29, 2019
Nata Kusuma
Esai

Hapuskan Stereotype “Rajin” Pada Orang yang Gemar Membaca

Kita mungkin sering mendengar seseorang/diri sendiri mengatakan kepada seseorang, “Duh, rajin banget baca buku ya”. Benar, kalimat tersebut kerap terucap ...

December 15, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Ketua Tim Literasi SMAK Harapan, Ni Putu Nuratni, M.Pd. dan Kepala Sekolah SMAK Harapan, Drs. I Gusti Putu Karibawa, M.Pd.
Kilas

Kupetik Puisi di Langit | Buku Puisi dari SMAK Harapan

by tatkala
March 5, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Saṃpradāya Kuno Sampaikah ke Nusantara?*

by Sugi Lanus
March 4, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (158) Dongeng (11) Esai (1422) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (198) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (104) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In