Panasnya matahari dan terik berada tepat di atas kepala membuat kulit seakan terbakar, dan akhirnya memilih untuk duduk manis di salah satu emperan toko sambil melihat kendaraan lalu lalang sembari menunggu ibu berbelanja. Menyebalkan. Membosankan. Ngantuk. Laper.
Menunggu adalah pekerjaan terberat dengan ketidak pastian didalamnya. Entah berapa jam yang akan dihabiskan oleh ibu yang sedang melangsungkan pemburuan sayur-sayuran dan kebutuhan pangan lainnya. Memilih menunggu ibu di emperan toko bukanlah tanpa alasan, melainkan ada banyak barang yang tak bisa kami bawa dan harus dititipkan dan saya diamandatkan untuk menjaga harta ini.
Saat sedang asyik menatap kendaraan yang sedang lalu-lalang di tengah ramainya arus kendaraan di seputaran pasar ini, mata saya tertuju dengan salah satu kendaraan jenis roda dua yang jarang saya temui. Klasik nan cantik. Itulah kesan pertama saya saat melihatnya. Kendaraan ini tergolong kendaraan langka. Mm.. iya jenisnya vespa scooter type PTS 100 smallframe.
Vespa merupakan salah satu kendaraan bermotor yang tergolong tua di kalangan masyarakat Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri bagi pecinta motor klasik. Peminat Vespa pada umumnya tidak hanya di sukai oleh masyarakat kaum tua ataupun lanjut usia, namun kaum muda juga tak kalah menyukai scooter klasik ini. Melihat umur dari pada sebuah Vespa klasik sudah berpuluh-puluh tahun lamanya tentu menambah daya tarik si Vespa itu sendiri. Saat ini Vespa lebih banyak diminati oleh kaum-kaum muda karena menggunakan Vespa sebagai kendaraan sehari-hari, sudah menjadi sebuah gaya hidup yang tergolong eksis hampir di kalangan kaum muda seperti sekarang ini.
Vespa tetap menjadi alat transportasi yang eksis hingga jaman revolusi 4.0 saat ini. Di jaman semuanya serba digital nan cepat ini vespa tetap menjadi hal favorit di hati penggemarnya. Gak bisa dipungkiri mengendarai skuter atau di Indonesia juga dikenal dengan istilah vespa (padahal julukan ini mengarah ke suatu merek skuter tertentu) itu menyenangkan dan masih menjadi pilihan.
Meski sudah banyak motor skuter berbasis mesin matic yang hadir di Indonesia, vespa masih jadi pilihan banyak orang ketika berkendara sehari-hari bahkan dalam jarak jauh sekalipun. Walaupun vespa hanyalah sebuah scooter yang sudah ada sejak setelah jaman perang dunia namun vespa tetap memiliki ciri khas unik dan tetap mempertahankan stylenya sehingga para penikmat dan pengguna vespa enggan untuk pindah ke lain hati. Sebagian besar pencinta alat transportasi tua ini membentuk sebuah komunitas yang didasari oleh prinsip, tujuan dan kegemaran yang sama. Komunitas vespa pun ada dibeberapa kota di Indonesia.
Sejarah Lahirnya Vespa sendiri bermula dari Piaggio didirikan di Genoa, Italia pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio. Pada Perang Dunia I, perusahaannya memproduksi Pesawat Terbang dan Kapal Laut. Pada akhir Perang Dunia II, pabrik Piaggio dibom oleh pesawat sekutu. Setelah perang usai, Enrico Piaggio mengambil alih Piaggio dari ayahnya (Rinaldo Piaggio) dan mulai memproduksi Vespa, kendaraan roda dua yang mirip dengan lebah.
Dan pada tahun 1949 Vespa diproduksi secara massal. Vespa juga termasuk alat transportasi yang ekonomis, karena harganya yang relatif murah tapi tetap berkualitas, akan tetapi semakin tua tahun pembuatan vespa tersebut, semakin mahal pula harga vespa tersebut. Kisaran harga vespa mencapai kurang lebih 4-5 jutaan itu belum termasuk jenis vespa yang antic atau vespa yang berumur lebih tua. Seperti salah satu jenis vespa tua yakni jenis vespa PTS 100 smalframe. Vespa PTS 100 pertama kali dibawa PT Dan Motors Indonesia.
Awalnya distributor Vespa itu meluncurkan Vespa PTS 90 pada tahun 1976 untuk menghadang merek-merek Jepang yang makin merajai khasanah motor nasional. Popularitas PTS 100 makin meroket beberapa tahun ke belakang didasari populasi model ini yang tak terlalu banyak. Berawal dari peluncurannya dulu kala yang memang lebih menyasar untuk perempuan. Namun sayangnya yang meminati vespa jenis ini lebih banyak kaum laki-laki.
Mungkin secara permesinan vespa saya tidak terlalu paham, namun pandangan saya mengenai keberadaan vespa saat ini dan muncul dan melejit kembali di kalangan muda hingga terciptanya komunitas — komunitas vespa lainnya. Tentu ini menandakan bahwa semakin klasik vespa semakin menarik untuk dimiliki apalagi dengan teman sehobi.
Untuk perempuan macam saya ini, saat melihat laki-laki mengendarai vespa pts 100, dengan pelan-pelan tapi pasti lalu diiringi dengan suara khas dari bunyi mesin vespa itu menimbulkan kesan tersendiri. Menyusuri kota, melihat aktivitas orang-orang yang sibuk, ditemani rimbunan pohon yang ada di pinggir jalan dan angin yang melambai-lambai, saat detik itu juga saya jatuh cinta. Jatuh cinta akan kesederhanaan sebuah vespa yang keberadaannya tak lekang oleh waktu. Masih eksis nan cantik walau banyak bertebaran kendaraan roda dua lainnya dengan mesin — mesin tercanggihnya.
Saat mengendarai Vespa, kita akan merasa berbeda dari yang lain. Itu karena Vespa punya desain vintage yang jadi ciri khasnya. Bentuk bodinya yang unik dan ukurannya yang lebar bisa di cat dengan warna-warni sesuai dengan kreasi dan keinginan si pemilik. Coba aja gebetanmu ajak jalan-jalan pakai Vespa, gebetanmu pasti langsung manggut-manggut. Seperti saya ini.
Vespa merupakan kendaraan “tua” walaupun sekarang sebagian perusahaan membuat produk baru seperti piagio yang membuat produk terbarunya, tetapi penggemar panati Vespa tua semakin hari semakin bertambah. Pecinta vespa juga terkenal dengan komunitasnya yang sangat solid.
Vespa membawa dampak yang baik di penggemarnya dengan tingginya rasa solidaritas antar sesama. Tak jarang kita melihat penghobi vespa melakukan tour bareng atau ride bareng menyusuri kota dengan teman sehobinya. O iya, dan katanya lagi cowok penghobi vespa itu romantis dan setia loh. Coba aja kalo ga percaya. Xixixixi. [T]
Ilustrasi: IG @punggor
https://instagram.com/punggor?igshid=2g1nl86nql6s