31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pandemi Corona atau Pandemi Kesenjangan Sosial? – [Catatan dari Ibukota]

Edo Hary PurnawanbyEdo Hary Purnawan
April 21, 2020
inEsai
Pandemi Corona atau Pandemi Kesenjangan Sosial? – [Catatan dari Ibukota]

Ilustrasi foto: penulis

16
SHARES

Hari-hari berlalu hidup ditengah wabah Corona yang kian berpandemi. Aku tak melihat ada kekhawatiran akut di lingkungan ku. Jika setiap pagi aku melihat ramai orang belanja sayur, dan membeli bubur ayam buat sarapan. Ya pagi ini juga tak ada beda. Sama seperti hari hari biasa.

Angka pasien yang terjangkit diberitakan selalu bertambah, angka kematian yang terus disiarkan, bahkan peta sebaran Covid-19 juga semakin jelas memerahkan Jakarta seperti hanya tulisan di poster, yang dibaca lalu diabaikan. Mereka di lingkunganku justru seperti tak pernah ambil pusing.

Mereka tetap hidup seperti biasa, beraktivitas di luar rumah seperti biasa, dan tak di rumah saja. Apa mereka tak tau atau tak mau tau dengan peraturan pemerintah? Mereka sepertinya tidak takut. Seharusnya mereka takut. Setakut istriku, yang takut aku membawa virus ke rumah dan menulari seisi rumah.

Kekhawatiran mereka justru menjelang bantuan yang mulai didengungkan dan disebar oleh pemerintah. Mereka khawatir tak mendapat jatah. Bahkan, belum dibagikan saja sudah banyak yang mengoreksi. Pesimis, dan merasa tak akan mencukupi. Omongan tak puas sering didengar istri, dari ibu-ibu sekitar saat berbelanja sayur di warung.

Ya di kalangan bapak-bapak juga sama, di grup whatsapp RT tiap hari mereka menertawakan isi dompet, dan terus memantau sejauh mana pendistribusian sembako oleh pemerintah.

Mereka justru marah jika mereka tak kebagian atau kemahalan untuk membeli kebutuhan pokok. Apalagi sampai tak kebagian bantuan sembako. Yang sudah dapat pun masih protes, karena tak ada uang tunai di paket yang sudah di dapat. Mereka merasa pemerintah sok tahu, dan menyamaratakan. Satu keluarga yang isinya 10 orang justru beda kebutuhan dengan yang isinya hanya 4 orang. Tak bisa sama-sama menerima sekantong beras. Mereka sangat takut kelaparan dari pada harus terpapar virus yang mematikan seperti Corona.

Tak bisa disalahkan memang, jika mereka tetap berada di luar. Mereka tak bisa berdiam diri di rumah tanpa penghasilan. Saat dirumahkan mereka bingung besok mau makan apa.

Bagiku, analisaku, mungkin analisa banyak orang. Ini sebagai wujud ketidaksiapan kita menghadapi Corona. Mulai dari Pemerintah dan rakyat semua tidak siap. Semua sama-sama menganggap enteng. Wajar kalau masyarakat tak mengindahkan, sama halnya waktu Negara kita di warning negara luar. Pemerintah juga tak mengindahkan, bahkan ada pejabat pemerintah yang menganggap sepele. Salah satunya yang melucu waktu itu positif Covid-19.

Pandemi Corona, membuka tabir Pandemi kesenjangan sosial. Kebijakan yang dibuat tak siap untuk melindungi mereka yang terhimpit kesulitan ekonomi. Aku tak terlalu ambil pusing ekonomi global merosot karena Corona, harga minyak mentah anjlok, atau banyak perusahaan yang akhirnya terpukul imbas Corona. Karena mereka tetap punya banker uang buat bertahan. Ribuan di PHK tak masalah. Ribuan mantan karyawannya kehilangan arah hidup karena tak bekerja tak dirisaukan.

Semua kebijakan dibuat agar mereka tetap bertahan. Mereka yang selalu di level terendah ya harus menerima. Toh urusan kesejahteraan masyarakat ada di tangan pemerintah. Sementara, pemerintah juga tak siap menghadapi gelombang pemerosotan ekonomi yang bertubi-tubi.

Jelas Corona membuka tabir, tabir dimana kesenjangan sosial terlalu curam. Ini harus segera disadari. Karena Corona, tak mengenal kaya dan miskin. Bedanya yang kaya sudah siap dengan tembok tebal finansial, sehingga mereka bisa hibernasi di rumah sambil menunggu musim semi berakhirnya Corona. Si miskin tetap harus berjalan walau tertatih dan sulit mengais rezeki, karena si kaya sudah tak lagi menyisihkan uangnya untuk membantu si miskin. Mereka takut kehabisan uang dan temboknya runtuh hingga terpapar Corona. Lucunya logika yang begitu sebenarnya kesalahan terbesar.

Mereka tak belajar dari film Residen Evil. Saat seisi kota menjadi zombie sudah tak bisa dibedakan mana yang kaya mana yang miskin. Isinya semua mahluk tak berjiwa, yang haus untuk memakan siapa saja yang sehat.

Pemerintah harus sadar. Jangan seperti si kaya yang membangun tembok dengan dalih menstabilkan ekonomi. Ekonomi tak akan stabil jika pandemi kesenjangan sosial ini belum dibenahi. Amankan hidup mereka, lakukan dengan total. Kuras pikiran tenaga untuk membuat mereka tak pusing jika dipaksakan untuk tetap di rumah. Jangan tunggu mereka berteriak-teriak kelaparan baru tergerak melihat stok beras dan keuangan negara.

Jangan anggap pembagian sembako satu-satunya cara yang paling benar. Amankan mereka dengan memagari pengeluaran mereka. Buat mereka tak pusing dengan tagihan, buat mereka bisa menyimpan uangnya untuk bertahan. Kompak untuk tak membangun tembok, tapi bangun pundi pundi pertolongan. Jangan tarik uang mereka, tapi berikan mereka waktu untuk bisa bertahan. Setelah itu jika ada yang ingin diberikan dalam bentuk sembako, itu baru bisa dilakukan.

Semuanya akan di rumah saja, jika beras cukup, susu anak cukup, dan ada lauk pauk yang segar dan meningkatkan imun tubuh. Semua akan bekerja dari rumah, jika memang bisa mendapatkan uang hanya dengan menggunakan jempol di handphone. Semua anak-anak akan belajar dan bermain di rumah saja, jika para orang tua memang sudah berada di rumah.

Jangan membangun tembok dan memaksa semua orang tinggal di rumah. Menegur mereka yang tak nurut, mengusir dan membubarkan mereka yang mengerumuni sumber rejeki. Karena itu sama saja abai dan membunuh diri sendiri.[T]

Tags: covid 19DKI Jakartakesenjangan sosialvirus corona
Previous Post

Kesetaraan Gender: Evolusi Sebuah Ideologi

Next Post

Kusamba dan Lain-lain

Edo Hary Purnawan

Edo Hary Purnawan

Lahir di Pontianak, sempat merantau ke Jakarta, Surabaya, Bali, dan kini terdampar kembali di Jakarta. Menjadi video jurnalis di sebuah stasiun TV nasional sembari giat belajar menulis

Next Post
Kekuasaan

Kusamba dan Lain-lain

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co