31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Karang Binangun dan Korona

JaswantobyJaswanto
April 17, 2020
inEsai
Priayi Kecil
7
SHARES

Di kampung saya masih banyak sekali orang berkumpul. Masih menjalankan shalat Jumat. Juga masih melaksanakan shalat berjamaah di mushola-mushola. Padahal, pemerintah sudah memberikan imbauan untuk melaksanakan ibadah di rumah saja.

Beberapa minggu yang lalu, salah seorang kerabat saya meninggal. Karena kampung saya mayoritas NU, jadi di rumah duka tetap dilaksanakan tahlilan sampai 7 hari. Ini sudah menjadi tradisi yang mendarah daging. Semua keluarga besar berkumpul. Tetangga dekat dan kolega merapat. Seperti tidak sedang terjadi apa-apa. Tapi mau bagaimana lagi, toh tidak akan ada yang terinfeksi virus, kata seorang suatu ketika.

Saya agak berdebar—untuk tidak mengatakan takut—dan khawatir sebenarnya. Apalagi posisi saya baru saja pulang dari kota zona merah. Walaupun saya yakin tidak terinfeksi, tapi saya—dan kita semua—tetap berpotensi menularkan virus. Saya belum melakukan tes. Kemarin, pihak Puskesmas hanya mendata diri saya saja. Maka wajar jika saya merasa khawatir.

Semalam saya ikut nongkrong di gardu ronda. Beberapa pemuda asyik berkumpul main ML. Juga merasa tidak sedang terjadi apa-apa. Malahan, ada yang bilang kalau wabah ini tidak akan sampai ke kampung. Dan beberapa orang bilang, “Kami tidak takut pada corona. Kami hanya takut pada Allah.” Ah, yang benar saja, saat ada ular besar masuk rumah, misalnya, banyak juga yang takut. Apakah mereka tidak punya Tuhan, sehingga takut pada ular? Wong kamu juga takut sama gebetanmu, kan? Selingkuh aja masih ngumpet-ngumpet.

Selain itu, ada juga yang lain: “Kampung ini kan belum ada yang terinfeksi, nggak ada yang kena corona, kenapa shalat Jumat harus ditiadakan?” Sebenarnya, saya ingin menjawab begini: “Selama belum ada tes massal yang hasilnya terbukti kampung kita aman, maka semua orang dianggap berpotensi membawa virus corona meski terlihat sehat”. Tapi saya urungkan, wong saya ini hanya pemuda kemarin sore, kok. Tidak baik yang muda memberi nasihat atau membantah orang yang umurnya lebih tua. Nggak sopan. Ntar saya kualat.

Ada lagi pertanyaan yang terkesan agak kritis, tapi nir logika. Begini: “Kenapa masjid ditutup, padahal pasar atau warung tetap buka?”

Sebenarnya saya juga ingin menjawab—meminjam postingan Gus Nadirsyah Hosen —: “Masjid ditutup, kita masih bisa ibadah di rumah. Jumatan diganti zuhur itu ada tuntunan syar’inya. Tapi kalau mall/warung ditutup, apa opsi lain untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari?” Tapi, lagi-lagi saya urungkan. Saya pendam saja dalam hati.

Dan terakhir, ini yang agak ngeri-ngeri sedap: “Lebih baik saya mati saat shalat di Masjid, daripada mati takut kena corona.”

Barangkali orang ini tidak tahu cara kerja virus ini, pikir saya dalam hati. Corona itu nggak bikin kamu mati seketika. Ada proses inkubasi 14 hari. Kamu terinfeksinya di masjid, terus dirawat di RS, dan matinya di kasur. Ini bukan jihad lho!, kata Gus Nadir.

Atau pertanyaan yang ini: “Bukannya mati itu sudah ketentuan Allah. Kita semua pasti mati. Kenapa takut corona?”

Mati memang sudah pasti, Kang. Tapi penyebab dan caranya kita nggak ada yang tahu. Kalau misal matinya kena corona, kamu malah berpotensi mati dan menulari keluarga, juga kawanmu untuk mati juga. Mau? Tapi lagi-lagi ini hanya saya ungkapkan dalam hati.

***

Meskipun begitu, saya percaya dengan apa yang dikatakan Paulo Coelho, setiap manusia diberi satu hak istimewa: kemampuan untuk memilih. Barang siapa tidak menggunakan hak istimewa ini, mengubahnya menjadi kutukan, dan orang-orang lainlah yang akan memilihkan bagi mereka.

Selain satu hak istimewa, barangkali setiap manusia juga memiliki legenda pribadi untuk diwujudkan, dan untuk itulah kita hidup di dunia. Legenda pribadi ini mengejawantah dalam antusiasme kita terhadap suatu tugas tertentu. Sedangkan tindakan adalah pikiran yang mengejawantah.

Harii-hari ini saya melihat “kemampuan untuk memilih” dan “antusiasme terhadap suatu tugas” itu ada dalam diri keluarga saya—dalam diri Emak, Bapak dan adik.

Di musim wabah yang tidak menentu seperti ini, mereka memilih untuk tetap antusias. Bapak menyiapkan lahan. Emak menebar benih. Ya, kami—saya, adik, Emak, dan Bapak—sedang antusias menanam benih kacang tanah di sela-sela jagung yang siap untuk dipanen sebentar lagi.

Saat hari menjelang siang, kami istirahat. Bapak mengumpulkan sayur-sayuran, kacang-kacangan, memetik cabai dan daun asam muda (sinom), mencabut singkong dan talas. Setelah terkumpul, Bapak membuat api, sedangkan Emak mencuci bahan-bahan, kemudian mengulek bumbu: cabai, sinom, dan garam secukupnya.

Api menyala. Air mendidih. Bahan-bahan dimasukkan. Bumbu dimasukkan. Sayur siap dihidangkan.

Melihat Emak dan Bapak saling bekerja sama; dan harmonis, dalam hati saya berdoa:

Tuhan, lindungilah kami, sebab Hidup ini adalah satu-satunya cara bagi kami untuk mengejawantahkan kuasa keajaiban-Mu. Kiranya bumi tetap mengolah benih menjadi jagung, kiranya kami bisa tetap mengubah jagung menjadi nasi. Dan semua ini hanya dimungkinkan apabila kami memiliki Kasih; karenanya, janganlah kami ditinggalkan seorang diri. Biarlah selalu ada Engkau di sisi kami, dan ada orang-orang lain—laki-laki dan perempuan-perempuan—yang menyimpan keraguan-keraguan, yang bertindak dan bermimpi dan merasakan antusiasme, yang menjalani setiap hari dengan sepenuhnya membaktikannya kepada kemuliaan-Mu. Amin.

Akhirnya, kami berempat makan dengan bahagia. Sambil mendengarkan lagu Michael Jackson yang berjudul ‘Heal the World’:

Heal the world. Make it a better place. For you and for me. And the entire human race. There are people dying. If you care enough for the living. Make it a better place. For you and for me.

Bahagia, kehidupan. [T]

Tags: covid 19kampungkampung halamanvirus corona
Previous Post

Menuntut Keadilan Sejarah Melalui “Menjerat Gus Dur” Virdika Rizky Utama

Next Post

Dialog Burung Pelatuk dan Si Tupai di Perkebunan Pak Tani

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Kisah Perjalanan Mangga dan Pisau Menuju Titik Nirwana

Dialog Burung Pelatuk dan Si Tupai di Perkebunan Pak Tani

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co