15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Mengenang Leo Kristi, Mencintai Indonesia

dr. Ketut Suantara by dr. Ketut Suantara
April 15, 2020
in Esai
52
SHARES

Pagi itu selepas main tenis saya terlibat percakapan “panas ” dengan seorang pensiunan polisi, lawan bermain hari itu. “Pak dokter, bagaimana itu teman-teman anda kok cengeng semua, minta macam-macam sama Pak Jokowi, tak mau merawat pasien Corona tanpa perlindungan lengkap katanya!”

Lalu dia melanjutkan, “Kami dulu menangkap maling juga dengan melalung, kalau nasib lagi apes bisa duluan kena tembak!”

Mungkin dia menyimak kegelisahan para sejawat saya di seluruh negeri yang menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah akan APD  (Alat Pelindung Diri ) yang memadai untuk rekan-rekan kami yang bertugas di garda depan penanganan Covid 19. Buktinya sampai hari ini kurang lebih 30 dokter yang sudah meninggal karena tertular virus itu. Terlepas dari apapun alasan kematiannya. Dari yang memang punya penyakit kronis, maupun yang melayani pasien tanpa melengkapi diri dengan perlindungan yang maksimal.

Polisi tewas ditembak perampok, dokter mati kena corona apalah bedanya? Itu kan resiko dari pilihan kita memilih profesi tersebut. Mungkin begitu pemikiran teman main tenis saya itu. Barangkali itu juga ada di benak sebagian masyarakat kita saat ini. Tapi kalau ini diperdebatkan, waktu sehari tak akan menemukan titik temu.

Saya ingin memandangnya dari sudut lain, kesetiaan pada panggilan tugas, mengikuti kata hati, perintah pimpinan atau apaupun itu. Yang paling abstrak mungkin adalah kecintaan kita pada negeri, pada Indonesia.

Saat media memberitakan kepulangan para perawat China dari luar negeri untuk membantu rakyatnya yang tertimpa wabah, kemudian diapresiasi oleh seluruh rakyat saat pandemi mereda di tempat asalnya kota Wuhan, di manakah posisi tenaga kesehatan kita, dalam hal ini dokter maupun perawat dalam menghadapi situasi yang sama di tanah air?

Saya ingin menjawabnya dengan sedikit kata saja, “Rasa cinta tanah air”. Mungkin itu saja yang membedakan. Saya tak ingin berpolemik, misalnya dengan menyebut pemerintah di sana lebih bagus, lebih menjamin tenaga kesehatannya, dan ujungnya bisa diterka-terka karena sistem pemerintahan sosialis di sana memungkinkan hal itu terjadi.

Saat menuliskan ini, entah kenapa saya teringat Leo kristi, penyanyi rakyat dari kota Surabaya. Mungkin kebetulan saja beberapa bulan ini saya sangat menggilai lagu-lagunya, dan saya lihat di status seorang sahabat juga menyebutkan namanya. Artinya saya tak sendiri menggemari sosok ini. Barangkali satu penyesalan terbesar saya adalah tak sempat menonton konser Leo kristi  yang katanya sangat merakyat itu sampai beliau meninggalkan kita.

Leo Kristi – sumber gambar Google

Mencintai Indonesia itu siapa? Indonesia yang mana?, mungkin itu pertanyaan tersulitnya. Tapi bagi Leo Kristi, Indonesia itu sudah pasti adalah rakyatnya, masyarakat pinggiran, petani dan nelayan yang sering dilukiskan dengan sedih di lagu lagunya. Pada merekalah dia berpihak. Konon saat konsernya yang selalu diistilahkan dengan konser rakyat dia tak pernah mematok harga yang standar untuk penyelenggaranya. Bahkan sampai meninggal pun dia tak punya satu album rekaman pun. Mungkin itu sebagai tanda perlawanannya kepada pihak pemodal yang dianggap tak banyak berpihak pada rakyat kecil.

Indonesia bagi Leo kristi hari ini (andai dia masih hidup) adalah para buruh kasar, petani dan nelayan yang harga buah dan ikannya menurun tajam,  karyawan rendah yang di PHK karena situasi pandemi yang melanda negeri. Dan bukan hanya Pengendara OJOL dan pelaku UMKM yang terlihat dapat perhatian lebih pemerintah. Begitu status seorang sahabat yang menyesalkan keberpihakan pemerintah yang dianggap tak cukup adil.

Memang benarlah adanya ungkapan bijak, bahwa situasi yang sulitlah yang akan menunjukkan kompetensi seorang pemimpin, dan integritas dari sosok individu. Apakah dia bisa menjadi seorang yang bisa menyeslesaikan sebuah persoalan atau tidak. Dan yang terburuk jangan jangan dia atau mereka itu justru bagian dari masalah yang sedang terjadi. Dan pada konteks tulisan ini, saat inilah kecintaan kita pada tanah air kita tunjukkan, Indonesia yang mungkin tak kita pilih, tapi justru memilih kita sebagai penghuninya.

Mari kita berperan secara proporsional dalam usaha mengentaskan pandemi ini. Jangan terlalu berlebihan dan jangan juga diam saja atau justru merecoki. Situasi ini mungkin akan kita lewati dalam waktu yang panjang, jadi diperlukan kebersamaan dan nafas yang panjang dari segenap anak negeri. Tenaga kesehatan pasti tak bisa menolak saat harus menerima atau merawat pasien terduga korona, jadi tolong pemerintah mengusahakan kelengkapan perlindungan dirinya. Kepolisian bisa berperan aktif menjaga agar masyarakat mematuhi anjuran dan larangan dari pemerintah. Dan kita masyarakat lainnya juga tinggal memilih peran kita masing masing.

Mari memikirkan ulang apa itu Indonesia, siapa dia? Agar kita bisa mencintainya dengan semangat yang sama. Kalau bisa saya lukiskan dalam sebait puisi:

                terasa sembap kelopak mata

                dan rasa penuh di dada

                oleh cinta tak terperi

                pada negeri

Tags: covid 19dokterIndonesiaLeo Kristi
dr. Ketut Suantara

dr. Ketut Suantara

Dokter. Lahir di Tista, Busungbiu, Buleleng. Kini bertugas di Puskesmas Busungbiu 2 dan buka praktek di Desa Dapdaputih, Busungbiu

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Foto: Surya Pratama (foto hanya sebagai ilustrasi)
Opini

KKN, Ajang Promosi Sekaligus Pembuktian Kaum Jomblo

KULIAH Kerja Nyata (KKN) seringkali menjadi senjata tajam yang dengan segala keunikannya dapat memisahkan pasangan yang bahkan telah menjalin hubungan ...

February 2, 2018
I Made Pasek dan buku Pamboekaning Toeas, Woordvorming en Balineesche-Taaloefeningen
Esai

“Pamboekaning Toeas”, Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertama dalam Pelajaran Bahasa Bali

Siapa yang tidak kenal Lembar Kerja Siswa atau jamak disingkat LKS? Rasanya setiap siswa  yang tengah menjalani pendidikan atau pernah ...

July 12, 2019
Urun Daya Menghadapi Corona -- Pengukuran Suhu Tubuh
Kilas

Anugerah Jurnalisme Warga 2020 Ajak Urun Daya Menghadapi Corona

Pandemi Covid-19 menyisakan satu pertanyaan, kapan berakhir? Melihat situasi karantina yang terus berkepanjangan mengikuti penambahan kasus ini, salah satu solusinya ...

May 11, 2020
Esai

Pemilu, Politik & Stres

Sangat mengejutkan, saat kita lihat salah seorang capres yang bertarung pada Pilpres 2019 kemarin, menyatakan dirinya sebagai pemenang menurut survey ...

April 18, 2019
Esai

Kita Ini Sekumpulan Sedih

Ngaku saja kalau ada perasaan yang selalu kita sembunyikan rapat-rapat. Kebanyakan dari kita sering tidak jujur. Bukan hanya kepada orang ...

July 17, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In