10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Upah “Negen Blesengan” Jadi Gamelan Gong Kebyar – [Nostalgia dari Serongga Tengah, Gianyar]

A.A. Ngurah A. WindarabyA.A. Ngurah A. Windara
April 11, 2020
inKhas
Upah “Negen Blesengan” Jadi Gamelan Gong Kebyar – [Nostalgia dari Serongga Tengah, Gianyar]

Sekaa Gong Br. Serongga Tengah Tempo Doeloe [Foto: Dok Penulis]

90
SHARES

Tibalah hari bersejarah itu, hari yang membahagiakan seluruh warga banjar, ketika satu set perangkat gambelan gong kebyar sudah ditata rapi di balai banjar. Hanya dari obrolan singkat antar warga secara getok tular, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, seluruh warga tanpa dikomando ramai-ramai hadir di balai banjar. Tanpa beralas kaki, saya pun ikut berlari dan segera menginjakkan kaki di balai banjar. Tentu saja balai banjar kami tidak semegah sekarang ini.

Orang-orang sudah pada berkerumun. Saya liat wajah-wajah sumringah warga melihat “jerih payah” mereka, kini sudah nyata di depan mata. Namun ada yang aneh,  saya lihat pada beberapa instrumen gambelan tersebut, ada yang sepertinya belum 100 persen selesai, terutama pada aksesorisnya. Setengah lebih ukiran pada bagian pelawah masih kosong, tidak ada ukirannya.

Kemana gerangan ukiran tersebut? Belakangan saya tahu, kalau hal tersebut adalah bagian dari kesepakatan banjar kami dengan pihak Pande Gableran, pihak yang memproduksi dan menyuplai perangkat gambelan tersebut. Pande Gableran secara bertahap melengkapi semua aksesoris ukiran tersebut, seiring dengan pelunasan cicilan warga.

Walapun kami punya seperangkat gambelan yang masih tonden pragat, toh setiap malam seka gong banjar sudah bisa berlatih, latihan megambeldengan bibir selalu mengembangsenyum. Kami bahagia.

Itu adalah kisah sekitar tahun 70-an, tepatnya sekitar tahun 1972, menurut ingatan saya, ketika itu saya baru kelas satu SD. Saat itulah, untuk pertama kalinya  warga banjar kami memiliki seperangkat gambelan gong atas nama organisasi banjar sendiri.

Sebelumnya, untuk keperluan di pura dan acara-acara lainnya, banjar kami menggunakan  ‘Gong Gumi’, sebutan untuk seperangkat instrumen gambelan yang dimiliki Desa Adat Serongga, yang dipakai secara bergilir oleh 4 banjar.

Saya yang kurang memiliki kepekaan terhadap seni karawitan, sama sekali tidak tertarik atas megahnya ukiran pada semua piranti gambelan, tidak pula tertarik atas merdunya suara gambelan baru itu, saya justru tertarik pada proses, bagaimana cara warga banjar mendapatkannya. Kas banjar jauh dari cukup, uniknya lagi  warga banjar tidak mengeluarkan serupiah pun untuk membayar cicilan.

Lalu, dari mana warga banjar mendapatkan uang cicilannya?  Masalahnya, zaman dulu belum dikenal malam amal  dengan menjual kupon bazar kepada teman, saudara atau pejabat yang bisa kita todong. Juga belum kenal cara instan mendapatkan uang dengan menjual kupon ayam goreng cepat saji.

Tidak pula mengenal tabuh rah bodong dengan alasan upacara di pura.  Masyarakat masih “bodoh”, tak bisa membuat proposal walau menyontek sekalipun untuk mendapatkan uang bansos yang ujung-ujungnya rela “dibarter dengan suara” bila musim pemilihan legislatif tiba.

Kembali kepada pertanyaan tadi, “Dari mana mendapatkan uang ?”

Jawabannya, “‘Dari jasa memanen dan mengantar blesengan !”

“Bagimana bisa ?”

“Ya bisalah!!!”

“Begini ceritanya!”

Kala itu, kehidupan masyarakat Serongga, khususnya warga di banjar saya, Banjar Serongga Tengah kebanyakan berprofesi sebagai petani dan buruh. Ada juga yang berprofesi sebagai PNS, tentara, guru, dan itu sangat sedikit.

Sebagai warga banjar, tanpa kecuali, semua warga wajib melaksanakan kerja ‘buruh tani’ ketika ada salah satu warga yang sawahnya panen. Semua warga turun ke sawah, menyabit padi yang telah menguning sampai mengangkut hasil panen ke rumah yang punya sawah. Sebagai jasa memanen dan mengangkut blesengan, yaitu hasil panen tadi, banjar mendapat piakan atau pembagian hasil panen. Oleh pengurus banjar, piakan tersebut dijual. Hasil penjualan inilah yang dipakai membayar cicilan gambelan tersebut.

Ini sesuatu bingitssss, istilah anak muda zaman milenial. Betapa kreatif dan mulianya pemikiran pengurus dan warga. Membangun relasi kehidupan sosial yang sangat bermartabat, jauh dari nilai-nilai ‘melacurkan’ diri’ (maaf) seperti pada masyarakat umumnya sekarang ini. [T]

Tags: Banjar Serongga Tengah GianyarGianyargong kebyarnostalgiapertanian
Previous Post

Saat Sang Murid Telah Siap, Sang Guru Akan Tiba – [Kebijaksanaan Zen]

Next Post

LPD untuk Berbuat Baik, Memenuhi Kebutuhan, Kaya, dan Moksa

A.A. Ngurah A. Windara

A.A. Ngurah A. Windara

Pernah menulis di Majalah KANAKA (FakSas UNUD) th. 1987-1990. Penulis Lepas di ‘SAHABAT PENA’ (terbitan POS & GIRO) Th. 1985. Menulis ‘apa saja’ pada blog pribadi ‘MATA ANGIN’ : gungwin.blogspot.com (sampai saat ini). Script Writer di ELKOGA Radio Bali untuk berbagai program & iklan (sampai saat ini)

Next Post
LPD untuk Berbuat Baik, Memenuhi Kebutuhan, Kaya, dan Moksa

LPD untuk Berbuat Baik, Memenuhi Kebutuhan, Kaya, dan Moksa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co