Lubak atau Luwak yang satu ini memang beda, namanya “Hendry” konon nama keren tersebut diberikan oleh salah satu wisatawan asal Belanda.
Saat dijumpai di Warung Kopi Batukau Tanah Lot, Jumat,13 Maret 2020 sore, bertepatan dengan Pembukaan Tanah Lot Festival ke-3, Si Handry nampak santai sembari tidur-tiduran di atas motor antik milik pengasuhnya. Ia pun kerap menjadi perhatian wisatawan yang melintas sembari menyapa, mengelus dan tentunya rebutan bikin poto bareng bak artis terkenal.
Foto Handry pun sudah viral dan sudah layak berstatus “Istagramable” tanpa pengecualian.
Hendry kini usianya 4-5 tahunan, bulunya tebal hitam kecoklat-coklatan. Nampak paling gendut dari yang lain dengan bobot 21 Kg. Di Kawasan Tanah Lot Tabanan, Handry tidak sedirian ada lagi belasan temannya yang juga satu “soroh” dan “kawitan” dengan nama latin (Paradoxurus hermaphrodites).
Lubak/Luwak beberapa puluh tahun terakhir merupakan salah satu binatang lokal dengan nama meroket karena mampu menghasilkan biji kopi berkelas dengan harga mahal-Kopi Luwak. Binatang ini telah ikut membranding Bali. Pantas saja Ia mendapat perlakuan khusus dari si pemilik lengkap dengan menu alami dan juga minum susu sepantasnya.
___
Di kawasan DTW Tanah Lot Si Handry dan kawan-kawan sudah seperti sahabat dan sudah “nyineb wangsa” menjadi binatang piaraan yang jinak dan bersahabat. Sejauh ini Ia belum pernah geram dengan wisatawan yang mengelus atau mengendongnya.
Soal makanan Handry dan kawan-kawannya sudah tak lagi sibuk mencari buah kopi di hutan atau kebun-kebun penduduk, Ia sudah lama pensiun memproduksi biji kopi Luwak seperti yang dilakukan sesamanya di hutan-hutan alami. Kalau pun masih diberi sarapan buah kopi segar, itu hanya camilan saja. Handry pun tak pernah protes, profesinya kini sudah menjadi “aksesoris” merangkap “duta wisata” di warung Kopi Batukau Tanah Lot Tabanan Bali.
Menurut si pemiliki, Lubak/Luwak itu adalah hewan yang jujur. Hal itu bisa dipelajari dari cara Lubak memakan buah Kopi. Lubak biasanya hanya memakan buah kopi yang berkualitas bagus. Kopi yang dimakan lubak artinya kopi yang sudah matang dan layak konsumi sehingga biji kopi Luwak pun terpermentasi menjadi biji kopi yang berkualitas. Mata rantai ekosistem Lubak/Luwak yang seimbang bisa dijadikan salah satu “parameter” derajat keharmonisan alam termasuk hubungan manusia dengan manusia, lingkungan dan Sang Pencipta, terlebih Kawasan Tanah Lot merupakan kawasan suci jagat Bali dimana dua Pura besar Kayangan Jagat Pakendungan dan Pura Luhur Tanah Lot berada.
Menariknya lagi keberadaan Lubak/Luwak mokoh (gendut) di Kawasan Tanah Lot telah mendorong terbentuknya komunitas “Lubaker”. Sedangkan Lubak/Luwak jinak yang berbody Gendut juga akrab disebut “Jitot”, ahh. [T]