Sebuah perayaan tahunan yang “dikeramatkan” disebut dengan Dies Natalis XXVII oleh seluruh keluarga besar Universitas Pendidikan Ganesha tengah berlangsung pada rentang minggu ini dan tak kalah hebohnya dengan Dies Natalis sebelumnya. Tentu perlombaan antar fakultas menjadi momok yang didengung-degungkan setiap mahasiswa untuk menunjukan kebolehannya di cabang olahraga, seni, maupun ilmiah. Hal ini menjadi ajang dan peluang untuk mahasiswa menunjukan dan mengembangkan potensi, bakat yang dimiliki serta kreativitasnya yang kemungkinan sudah “meronta” dalam dirinya dan melatih sportifitas antar fakultas untuk “Satu Undiksha”.
Seperti tahun sebelumnya, UKM Teater Undiksha dipercayai memegang Lomba Musikalisasi Puisi rangkaian Dies Natalis tahun ini yang dikoordinir langsung oleh Bapak I Made Astika S.Pd., M.A. Otomatis saya yang sedang berproses di UKM Teater Undiksha pun turut menjadi panitia pelaksana lomba di dies natalis tahun ini. Tahun ini lomba musikalisasi puisi dies natalis untuk pertama kalinya berlangsung di Gedung Auditorium Undiksha setelah sekian kalinya berlangsung di Wantilan Kampus Bawah Undiksha.
Tahun ini, lomba musikalisasi puisi digelar 9 Januari 2019 diikuti oleh 8 Fakultas yakni Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial.
Menjadi bagian dari panitia pelaksana lomba ini memang saya akui cukup berat dan krodit. Segala persiappan dan cross checkkami lakukan sedemikian rupa untuk meminimalisir kesalahan teknis maupun miskomunikasi dengan masing masing peserta. Beberapa Sie pun dibentuk untuk melakukan job desk masing-masing. Namun, berkat kerjasama dengan teman-teman dan koordinator lomba yang pengertian dan saling bahu-membahu, kami semua dapat melakukan kegiatan tersebut dengan ringan hati sembari menikmati proses dan tekanannya.
Sebelum hari-H perlombaan, panitia sudah melaksanakan check sound yang juga bertempat di Auditorium Undiksha yang diikuti oleh seluruh peserta. Hal ini bertujuan memberikan kesempatan untuk mengenal panggung dan segala perlengkapannya yang akan digunakan pada saat lomba berlangsung keesokan harinya. Terlihat jelas peserta sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut walaupun terdapat kesalahan teknis sebelum kegiatan dimulai yang mengakibatkan molornya waktu dari yang sudah ditetapkan
Lomba musikalisasi puisi tepat berlangsung pada Kamis, 9 Januari 2020. Jujur saya selaku salah satu panitia pelaksana merasa sedikit nervous dan waswas. Lomba dimulai tepat pukul 09.00 Wita yang dibuka oleh UKM Teater Undiksha yang dipandu oleh sepasang MC. Yang menambah euforia di dalam gedung ini salah satunya adalah keberadaan supporter dan official yang mendukung jawara fakultasnya masing-masing.
Kalau diingat-ingat lagi saya pun masih bergidik merinding. Tak luput keberadaan dewan juri yang telah disepakati panitia adalah sastrawan dan seniman yang cukup menonjol di Bali, bahkan hingga luar Bali. Dewan juri tersebut diantaranya adalah I Wayan Sumahardika, Heri Windi Anggara, dan Made Adnyana Ole. Dalam lomba ini, telah disepakati masing-masing tim membawakan puisi wajib yang berjudul Lagu Orang Pesisir buah karya D. Zawawi Imron dan puisi bebas yang mereka pilih.
Setiap tim peserta membawa aura, karisma, konsep, dan pemahamannya terhadap musikalisasi puisi ke atas panggung sesuai dengan nomor undi yang mereka dapatkan. Saya pun ikut tahan napas ketika setiap peserta terdiam sesaat untuk memulai pertunjukannya. Beberapa panitia juga terlihat mondar-mandir auditorium untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik. Berbagai alat musik sederhana yang tidak saya duga bisa mengeluarkan suara seindah itu pun ikut berperan didalam pertunjukannya. Riuh tepuk tangan dan sorakan semangat supporter menggema di dalam Auditorium Undiksha.
Hal tersebut terus berlangsung hingga tiba saat juri mengakumulasi jumlah poin yang diperoleh peserta dengan berbagai sudut pertimbangan. Debat-debat kecil terdengar sayup-sayup di ruang tabulasi yang menandakan ketatnya persaingan dan perolehan poin antar tim. Untuk mengakali panggung kosong, panitia menyiasati dengan membuka sejenis pertunjukan music spontanitas dari panitia pelaksana dan hadirin yang ada di auditorium saat itu.
Di penghujung acara, MC mengumumkan keputusan mutlak dewan juri yang sudah tidak dapat di ganggu gugat. Saya turut mengamati ekspresi yang tergambar di raut wajah peserta, official fakultas, hingga supporter yang membuat saya senyum-senyum sendiri. Entah mengapa saya suka mengamati ekspresi orang disaat mendebarkan seperti ini. Ada yang terlihat harap-harap cemas dengan menekuk alis dan mencakupkan tangan sembari berdoa, ada yang berteriak mengelu-elukan nama fakultasnya, ada yang pasrah dan saling menguatkan, ada pula yang terdiam saja.
Berdasarkan keputusan dewan juri, Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial menduduki posisi ketiga terbaik, Fakultas Ekonomi menduduki posisi kedua terbaik, dan Fakultas Bahasa dan Seni menduduki posisi pertama terbaik. Saya terharu mendengar sorak sorai hingga air mata yang pecah diantara para peserta yang berhasil menyabet juara di Lomba Musikalisasi Puisi rangkaian Dies Natalis XXVII Undiksha.
Dewan juri pun memberikan evaluasi termasuk kesan dan pesan terkait lomba dan penampilan yang telah berlangsung di hadapan hadirin saat itu. Mereka menyampaikan pertimbangan-pertimbangann yang digunakan sebagai acuan dalam penilaian dan menjelaskan sedikit tentang standar musikalisasi puisi baik pemaknaan maupun dalam iringan instrumen. Dewan juri mengatakan FBS memang layak menjadi terbaik.
Sementara yang cukup mengejutkan adalah Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial (FHIS) yang penampilannya dianggap istimewa. Kelompok ini sungguh berani menggunakan satu vokalis, dengan alat musik yang tak berlebihan, namun kesan puisi bisa disampaikan dengan amat kuat. Jika saja kelompok dari FHIS itu lebih giat lagi berlatih, terutama mencari referensi yang lebih banyak sosl musikalisasi puisi, mungkin kelompok itu menjadi yang terbaik pada lomba-lomba berikutnya.
Secara tidak langsung, saya sendiri mendapat sedikit pengetahuan dari evaluasi tersebut. Penyerahan plakat dan piagam turut berlangsung dengan dramatis karena sekali lagi supporter mengelu-elukan nama fakultas dan Universitas Pendidikan Ganesha. Acara diakhiri oleh MC dan foto bersama.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut serta dalam kegiatan ini. Sejujurnya saya merasa tidak menyangka acara ini dapat dikatakan berlangsung dengan sukses. Kami bekerja dalam keadaan serius walaupun biasanya kami di UKM bekerja dengan sangat sangat santai.
Saya merasa sangat beruntung diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman sebagai panitia pelaksana bersama teman-teman yang saling mendukung, saling percaya, dan mau bahu-membahu. Banyak pelajaran dan pengetahuan yang saya dapatkan. Bagi saya, ajang lomba ini sangat mempererat hubungan antar ormawa, mahasiswa, maupun setiap bagian dari Undiksha. Semoga lomba-lomba di Dies Natalis selanjutnya berlangsung lebih baik dari sebelumnya. [T]