Dies Natalis Undiksha adalah perayaan hari ulang tahun Universitas Pendidikan Ganesha yang diisi dengan berbagai kegiatan. Tentu saja kegiatan itu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembakangkan kreativitas, potensi, bakat dan minat mereka.
Kegiatan-kegiatan yang diadakan setiap tahun selalu ditunggu-tunggu mahasiswa Undiksha. Setiap fakultas akan memperebutkan emas di setiap lomba yang diadakan untuk mengharumkan nama fakultasnya masing-masing, bukan dengan sifat anarkis namun tetap menjunjung satu, “Kami Undiksha”. Itu harapan dan tujuan kami.
Kami, sekelompok mahasiswa dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha, Singaraja, adalah kumpulan orang-orang awam yang hanya sekadar suka dan senang sebagai penikmat seni yang ingin mencoba sesnsasi terjun langsung sebagai pelaku seni. Ajang kegiatan inilah awal cerita kami. Berbagai lomba telah diadakan diadakan.
Lomba musikalisasi puisi menjadi salah satu lomba yang kami minati. Bertemu dengan orang-orang baru yang sepemikiran maupun tidak menjadi sebuah tantangan tersendiri. Suka maupun tidak, proses latihan harus dilewati.
Selama latihan, benar-benar memberikan nuansa baru dan banyak pemahaman yang belum kami ketahui. Dilatih oleh Anggara Surya menjadi suatu kesempatan yang dapat dimanfaatkan, hehe…Bukannya gimana, pasalnya, pemahaman Kak Anggara mengenai puisi terutama musikalisasi puisi itu mampu mengarahkan pembenaran terhadap pemahaman kami mengenai puisi maupun musikalisasi puisi.
“Mendalami maksud dan arti puisi itu penting, Broo…! Maka itu, sebelum mengubah puisi menjadikan musikalisasi, kita perlu mengupas dalam puisi tersebut, kata demi kata, kaitan antar kalimatnya juga, dari situ nada-nada yang tercipta pun nggak sembarangan!”
Begitu kata yang saya ingat dari Kak Anggara. Dari situ, mulailah terbuka pandangan kami mengenai musikalisasi puisi dan ingin mengetahui lebih dalam lagi.
Proses latihan inilah yang menjadi jembatan untuk mendalami yang disebut musikalisasi puisi itu. Otak kami terlalu sederhana, begitu pula pemahaman kami. Musikalisasi puisi menyampaikan makna puisi itu melalui lantunan nada-nada yang enak didengar penonton sehingga memahami dan mengajak penonton merasakkan apa yang dirasakan si penulis puisi.
Puisi hanyalah sebuah kata-kata yang sulit ditunjukkan secara verbal sehingga hanya dalam bentuk tulisan perasaan yang kami ketahui. Mengenai musikalisasi puisi, bagi kami hanyalah permainan nada-nada yang enak didengar sesuai dengan genre musik yang kita sukai. Namun, ketika bertemu dengan Kak Anggara, hal tersebut tidak lagi menjadi sesederhana itu.
Mendekati hari perlombaan, latihan menjadi lebih intensif. Proses yang kita lalui sangatlah rumit. Keinginan, semangat, yang sama selalu saja terhalang oleh tuntutan kesibukan masing-masing personil. Menyatukan persepsi dan membangun solidaritas ternyata membutuhkan waktu. Hampir dari kami, baru mengenal satu sama lain. Mengajak untuk kumpul dengan tepat waktu itu sulit, sehngga proses latihan pun menjadi diundur-undur. Latihan sampai larut malam itu sungguh melelahkan, stamina dan pikiran telah terkuras pada kegiatan kami di siang hari. Mulai dari adanya perayaan Hut Fakultas, Ujian Akhir Semester dan tanggung jawab mempersiapkan dies, memang tuntutan sekaligus tanggung jawab yang rumit.
Tiba saatnya cek sound sehari sebelum penampilan. Disitulah kami melihat lawan lomba. semua keren-keren dengan pembawaannya masing-masing, tentuya semangat kami semakin membara. Walaupun sedikit pesimis dan keraguan pada diri sendiri pun muncul, namun kami tetap saling memberikan semangat. Hari inilah yang kurasa menjadi awal dari solidaritas kami. Kami saling memberi semangat, merangkul satu sama lain. Ketika diadakan diskusi bersama kak Anggara, kami mempelajari untuk percaya pada teman dan jangan terlalu percaya diri, maka perlu untuk meumbuhkan solidaritas itu. Pesan penutup dari kak Anggara, “Ini bukan latihan terakhir kita, besok juga latihan kita di atas panggung”.
9 Januari 2020 merupakan hari tampilnya kelompok musikalisasi puisi masing-masing fakultas serangkaian lomba Dies Natalis Undiksha. Segala persiapan telah kami pikirkan matang-matang, tak mau satupun yang tertinggal.
Dibuka oleh UKM Teater Undiksha, lomba Musikalisasi ini dimulai oleh penampilan Kelompok Fakultas Ilmu Pendidikan, kemudian dilanjutkan oleh Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan terakhir Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial.
Semua penampilan Musikalisasi Puisi tahun ini lebih seru dan menantang, karena pembawaan khas setiap fakultas membuat persaingan menjadi semakin ketat. Para peserta membawakan dua buah judul musikalisasi puisi, puisi wajib dan bebas. Musikalisasi wajib dengan puisi Lagu Orang Pesisir karya D. Zawawi Imron yang menceritakan seseorang yang menikmati suasana berada di pesisir. Mengenai musikalisasi puisi yang kedua, kelompok bebas menentukan judul puisi yang akan dijadikan sebuah musikalisasi puisi. Sehingga kemasan pembawaan dan kreativitas penampilan yang ditampilkan di panggung akan berbeda-beda.
Semua penampilan terlampaui, kini tiba saatnya mendengarkan hasil pengumumannya. Siapapun yang menjadi pemenang, kalah maupun menangnya kami nanti, kami tetap bangga bersaing bersama orang-orang hebat yang mampu menjadikan kami orang yang mau belajar, belajar, dan belajar lagi.
Tak kalah menarik ialah evaluasi dewan juri yang sangat menambah pemahaman dan cukup menyadarkan kami akan letak kesalahan kami. “Kalian bebas membawakan musikalisasi puisi itu dengan genre musik apapun yang penting tidak lepas dari maksud dari puisi yang dibawakan.” Itulah evaluasi salah satu dewan juri.
“Mengenai instrumen juga harus dipikirkan, menggabungkan alat musik tradisional dengan eropa boleh saja. permasalahann boleh saja. Nah, permasalahannya sekarang apakah mau padu dan jangan sampai keluar dari alur puisi yang dibawakan!” Itu kata dewan juri lainnya.
Dari situ, kami sadar betul akan kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. Kekalahan tentu saja membuat kecewa, namun tidak akan memadamkan semangat kami untuk belajar dan menambah pengalaman lagi, karena ini salah satu bagian dari proses. Kalau dipikir-pikir, memang mantap perjalanan kami sejauh ini.
Terima kasih pengalaman berharga ini Tuhan. Terima kasih pula pada Kak Anggara sudah mau berbagi Bersama kami mengenai puisi dan musikalisasi puisi. Maaf kalau kami kebanyakan bercandanya ya, hehehe… [T]