9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menerawang Literasi Mengambang di Pohon Jamblang

Wayan PaingbyWayan Paing
November 24, 2019
inKhas
Menerawang Literasi Mengambang di Pohon Jamblang

Literasi di atas dan di bawah pohon jamblang di Bukit Gulinten, Karangasem, Bali

75
SHARES

Di Banjar Gulinten, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, terdapat gerakan literasi sederhana untuk anak-anak, yakni menulis dan membaca buku sembari memanjat pohon jamblang. Ini kegiatan sederhana, di sebuah lokasi perbukitan yang indah, dengan pemandangan yang menarik. Bagaimana kegiatan itu terjadi?


Membaca buku di perbukitan di bawah pohon-pohon, di Gulinten, Bunutan, Abang, Karangasem, Bali

Pohon Jamblang

Pohon  jamblang. Pohon yang  mempunyai buah dengan rasa  asam sepat ini, di Bali dikenal dengan nama juwet. Tumbuhan yang bisa berkembang biak dengan biji atau pun cangkok ini, semakin lama semakin langka.

Setidaknya ada dua penyebabnya menjadi langka. Pertama, terkenal sebagai tanaman liar dan kurang produktif, menjadikannya kurang mendapat perhatian dan kurang populer untuk dikembangbiakkan. Kedua, kayunya lebih banyak digunakan sebagai kayu bakar karena kurang baik dijadikan bahan bangunan.

Pada saat kekurangan kayu bakar, jamblang dijadikan sasaran pertama. Kalau tidak ditebang, dahan dan rantingnya dipangkas dan menunggu tumbuh di tahun berikutnya. Tujuannya sama: dipangkas lagi dan dijadikan kayu bakar. Begitu seterusnya, sehingga pertumbuhannya kurang baik untuk menghasilkan buah yang bagus.

Padahal di Filipina, pohon yang buahnya kaya vitamin A dan C ini dijadikan anggur dan dibudidayakan untuk tujuan komersial. Sedangkan bagian-bagian dari pohonnya, dari kulit, daun, dan buah, banyak digunakan sebagai bahan obat. Baik secara tradisional maupun ekstaksi.

Buah jamblang biasa dimakan segar, kadang ditambahkan garam dan gula, lalu dikocok dalam wadah tertutup agar menjadi lunak dan sepatnya berkurang.

Buah yang diistilahkan dengan tahi ayam yang tergantung itu, tidak pernah kehilangan masa untuk tetap digemari. Bukan hanya anak-anak, tapi juga semua lapisan umur. Tentu saja takarannya adalah tempat-tempat di pedesaan maupun di pegunungan atau lebih rendah, di perbukitan.

Buahnya yang mulai lebat di ujung kemarau membuat jamblang menjadi penawar dahaga bagi masyarakat yang sedang mencari runmput atau kayu bakar di lereng-lereng perbukitan yang jarang terdapat sumber mata air. Rasanya yang beragam, manis dan sedikit asem, bahkan ada beberapa yang sangat asem, dan selalu meninggalkan warna ungu di lidah sehabis menyantapnya, menjadi penawar haus dan lapar di tengah aktivitas yang jauh meningggalkan rumah tanpa membawa perbekalan.

Memanjat pohon dan memilih buah yang benar-benar matang, menjadi sensasi tersendiri. Terutama bagi anak-anak dan remaja. Semilir angin yang membuai, seakan menyuruh kita untuk berlama-lama berada di tempat itu. Tapi, bagi masyarakat yang sudah terbiasa menjalani aktivitas itu di sela pekerjaan pokok mencari rumput atau kayu bakar, sudah paham betul. Mencari jamblang dengan rayuan angin semilir, jangan sampai mengeringkan keringat. Keringat yang mengucur saat bekerja, lalu istirahat sampai keringat itu kering, akan menyisakan satu hal yang seakan sudah pasti:mengantuk.


Membaca di lapak pohon, asyiknya….

Literasi

Untuk mengingat kembali masa-masa “kejayaan” jamblang yang mulai pudar, tidak ada salahnya mengajak anak-anak untuk berteduh di bawah pohonnya sambil membawa beberapa koleksi buku yang ada atau dimiliki oleh anak-anak yang kita ajak.

Kegiatan yang kemudian dipadukan dengan kegiatan lain, seperti: bercerita, melukis, atau menulis dan membaca puisi boleh jadi menjadi kegiatan yang akan “memanggil” mereka untuk melakukannya di musim-musim mendatang. Menggali cerita-cerita yang menghiasi jamblang seperti kejadian orang terjatuh dari pohonnya atau kisah penjual jamblang di sekolah, tentu akan membangkitkan memori untuk mengungkapkan kisah-kisah masa kecil lainnya. Masa kecil yang seakan tidak akan bisa terulang pada generasi selanjutnya akibat tergerus jaman saat ini.

Tugas kita yang sebenarnya adalah mengarahkan mereka dan diri kita sendiri untuk mau menuliskan itu semua sebagai suatu kegiatan literasi untuk “menyelamatkan” masa-masa yang tidak akan terulang tersebut. Disinilah peran sebagai pegiat literasi akan terlihat, apakah mampu dan mau mengambil bagian pada kegiatan-kegiatan “yang tidak keren” tersebut.

Jika dikreasikan dengan baik, musim jamblang tentu dapat dijadikan ajang kegiatan literasi agar lebih membumi. Begitu juga halnya, temapt-tempat lain yang jauh lebih keren dengan buah lokal yang lebih keren, tentu menyediakan wadah untuk kegiatan yang lebih keren pula.

Literasi di kebun durian, di kebun rambutan, atau mangga, tentu akan menumbuhkan kreasi yang semakin beragam. Begitu pula, kegiatan literasi sambil berburu kopi luwak, bisa jadi dapat dipadukan dengan berbagai materi pelajaran yang relevan, sehingga tidak mengurangi waktu efektif anak belajar di rumah.


Awas jatuh

Demikian halnya berbagai kegiatan seni dan olahraga yang rutin dilaksanakan, kegiatan literasi akan tampak elegan untuk disisipkan. Pengurus sanggar-sanggar tari, perkumpulan olahraga beladiri, dan sebagainya dapat menyediakan berbagai bahan literasi untuk disajikan pada saat-saat istirahat.

Kalaupun selama ini belum banyak yang mampu dan mau melakukannya pada kedua aktivitas di atas, setidaknya, kita, yang bersepakat untuk mengabdikan diri sebagai pegiat literasi, mulai mengarahkan pandangan mata dan sasaran kegiatan ke tempat-tempat tersebut.

Tergantung kesiapan insan penggerak untuk memulai dan melaksanakannya sekaligus menjaga keajegan pelaksanaannya. Sehingga literasi yang sudah digalakkan tidak menjadi gerakan hangat-hangat tahi ayam. Apalagi tahi ayam yang tergantung seperti istilah bagi buah jamblang. Dalam posisi tergantung, tahi ayam yang hangat pasti lebih cepat dingin dan tentu saja menjadi terkatung-katung. [T]

Tags: alamkarangasemLiterasi
Previous Post

Pendidikan Indonesia Naik Gojek, Ke Mana Arahnya?

Next Post

W.Adu.An – Konflik dan Beban Sejarah di Tubuh Perempuan

Wayan Paing

Wayan Paing

Lahir di Gulinten, 6 April 1983. Menjadi guru di Ababi, Abang, Karangasem. Saat mahasiswa suka sastra dan teater yang kini ingin ditekuninya kembali

Next Post
W.Adu.An – Konflik dan Beban Sejarah di Tubuh Perempuan

W.Adu.An - Konflik dan Beban Sejarah di Tubuh Perempuan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co