6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan” – Dari Budaya Nusantara Hingga ke Budaya Luar

Gita Galih GumalangbyGita Galih Gumalang
November 2, 2019
inUlasan
“Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan” – Dari Budaya Nusantara Hingga ke Budaya Luar
34
SHARES

Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan adalah buku kumpulan cerpen karya I Putu Agus Phebi Rosadi. Buku ini diterbitkan oleh Mahima Institut Indonesia, Singaraja pada tahun 2019. Buku ini merupakan buku kumpulan cerpen pertama I Putu Agus Phebi Rosadi. Cerpen-cerpen dalam buku ini adalah cerpen yang sudah pernah dipublikasikan baik dalam koran-koran maupun antologi bersama sejak tahun 2014. Jadi, cerpen dalam buku ini merupakan jejak karya I Putu Agus Phebi Rosadi dari tahun 2014 hingga tahun 2019. Dalam buku ini berisi 10 (sepuluh) tajuk puisi yang memuat berbagai tema dan latar.

Bicara tentang pengarang, I Putu Agus Phebi Rosadi adalah pria kelahiran Jembrana pada 19 Mei 1990. Ia kerap aktif dalam berbagai kegiatan bersama Komunitas Mahima, kelompok kreatif yang berada di Singaraja, Bali. I Putu Agus Phebi adalah penulis muda dengan segudang karya dan prestasi. Mulai dari menulis cerpen, esai, dan puisi yang beberapa memenangi lomba penulisan lokal maupun nasional. Ia juga pernah diundang menjadi pembicara dalam Bali Emerging Writers Festival. Saat ini ia tinggal di Jembrana dan berprofesi sebagai guru Bahasa Indonesia.

Tempo hari saya berkesempatan membaca buku kumpulan cerpen Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan yang ditulis oleh I Putu Agus Phebi Rosadi ini. Awalnya, saya berekspetasi jika buku ini memuat tentang cerpen-cerpen yang bertema romantisme-klise. Tentu, dugaan ini muncul karena saya melihat judul buku ini yang memuat kata ‘Kisah Cinta’ dan ‘Dongeng’. Namun, vonis saya terhadap buku ini terpatahkan begitu saja dengan tajuk cerpen pertama dalam buku ini, “Bolup”.

Alasan cerpen “Bolup” berhasil mematahkan vonis saya terhadap buku ini karena cerpen “Bolup” memuat tentang kisah seorang kepala suku di sebuah desa adat di Korowai, Papua. Kisahnya tentang dilema kepala suku yang baru saja mendapat jabatannya, tetapi segala wewenang dan tanggung jawab sebagai seorang kepala suku ternyata di luar dugaannya. Selain menyajikan kisah yang di luar dugaan, cerpen “Bolup” memberikan saya sebuah wawasan baru. Cerpen ini memuat tentang bagaimana kehidupan adat masyarakat Korowai di Papua. Mereka masih sangat erat memeluk kebudayaan turun-temurun leluhur mereka dan masih menutup diri dari pengaruh-pengaruh luar. Dengan bahasa yang luwes dan puitis, cerpen ini berhasil menyajikan cerita yang apik, wawasan kebudayaan, dan sekaligus membuat saya memproklamirkan bahwa cerpen ini adalah judul favorit saya dalam buku ini.

Melihat cerpen dengan tema yang sama, mengangkat topik folklore dan kebudayaan suatu daerah tertentu, terdapat satu judul cerpen yang mengutip hal yang sama, yaitu “Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan”. Cerpen ini memuat cerita yang disadur dari sejarah Bali Kuno tentang mitos kembar buncing, Masula dan Masuli. Dalam cerita mitos Bali, konon mereka adalah bayi kembar buncing anak Raja Bali Kuno. Karena diyakini telah melakukan hubungan intim selama di dalam kandungan, mereka akhirnya dikawinkan dan menjadi raja-ratu yang membawa Bali ke arah kemakmuran. Namun, bayi kembar buncing yang lahir dari golongan biasa akan dikenakan sanksi adat karena dianggap membawa nasib buruk bagi desa. Sampai kini, beberapa desa di pedalaman Bali masih memberlakukan sanksi adat tersebut.

Topik tentang mitos sejarah Bali tersebut merupakan materi cerpen yang brilian menurut saya pribadi. I Putu Agus Phebi Rosadi sangat mahir dalam meramu sebuah fenomena masyarakat daerah tertentu menjadi sebuah cerita pendek yang rentetannya sangat rapih. Fakta itu jelas terlihat pada dua cerpennya yang berjudul “Bolup” dan “Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan”. Fenomena-fenomena kebudayaan ini tentu tidak didapatkan begitu saja. Untuk mendapatkannya, diperlukan dedikasi dan kecerdasan dalam meneliti sebuah budaya. Tentu materi tersebut akan hanya menjadi sebuah esai kebudayaan saja, bukan menjadi sebuah karya yang baik, jika tidak disentuh oleh seorang penulis berbakat.

Selain mengangkat tema kehidupan sosial dan budaya nusantara, I Putu Agus Phebi Rosadi dengan buku kumpulan cerpennya “Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan” juga memuat tema sosial dari luar nusantara. Latar luar nusantara terdapat pada cerpen-cerpennya yang berjudul “Perempuan di Distrik Reykjavik” dan “Pertemuan dan Senja Kematian”.

Dalam cerpennya yang berjudul “Perempuan di Distrik Reykjavik”, I Putu Agus Phebi Rosadi memuat kisah bertemakan ‘asmara lintas budaya’, jika boleh saya membuatkan istilah. Cerita itu mengisahkan seorang pria yang bertemu dengan wanita berkebangsaan Inggris di suatu daerah di Islandia. Cerpen ini banyak memuat tentang kehidupan sosial dan stereotip orang-orang Inggris-Islandia. Meskipun bertemakan asmara singkat, cerita yang disampaikan terkesan tidak cengeng dan menggunakan bahasa yang kompleks, tetapi tidak klise.

Sama dengan cerpen “Perempuan di Distrik Reykjavik”, cerpen yang berjudul “Pertemuan dan Senja Kematian” karya I Putu Agus Phebi Rosadi ini juga bertemakan kisah asmara di luar nusantara. Dalam cerpen kali ini berlatar Swiss dan Jerman. Ceritanya hampir mirip dengan cerpen “Perempuan di Distrik Reykjavik” yang mengisahkan sebuah jalinan asmara yang singkat. Namun, terdapat perbedaan dalam dua cerpen ini, yaitu cerpen “Pertemuan dan Senja Kematian” berisikan kisah tragis yang mampu membuat dada saya sesak saat membacanya.

Cerpen “Pertemuan dan Senja Kematian” juga salah satu alasan yang mematahkan vonis romantisme-klise saya terhadap buku kumpulan cerpen ini. I Putu Agus Phebi Rosadi berhasil membungkus tema kisah cinta ke dalam cerpen dan tidak membuat cerpen itu terlihat cengeng. Cerpen ini menggunakan bahasa yang sangat puitis dan banyak menyebutkan istilah-istilah akademis yang membuat saya harus searchingterlebih dahulu ketika membaca istilah yang tidak saya ketahui. Hal ini membuktikan bahwa sang penulis memiliki referensi dan bacaan luas dan mendalam.

Akhir kata dari saya, buku kumpulan cerpen Kisah Cinta dan Dongeng yang Dimakamkan karya I Putu Agus Phebi Rosadi mampu memberikan kesan tersendiri bagi saya setelah membacanya. Kesan itu hadir karena cerpen-cerpennya memuat tentang fenomena-fenomena unik dan terbungkus dalam kisah yang tidak kalah unik juga. Penyampaiannya sangat rapi dan tertata yang didukung oleh keahlian penulis dalam menggunakan bahasa. Akan tetapi, bagi saya, buku ini memiliki pasarnya tersendiri. Memang tiap produk atau karya pasti punya pasar tersendiri, tetapi yang saya maksud  di sini adalah pasar luas. Alasan saya mengatakan seperti itu karena buku ini memuat beberapa tema yang laku dipasaran, yaitu kisah asmara. Kendati demikian, buku ini tergolong ke dalam buku yang bukan easy reading karena menggunakan bahasa yang berat dan banyak istilah-istilah akademis yang jarang digunakan.

Terlepas dari semua itu, buku ini merupakan karya yang saya wajibkan untuk dibaca bagi kawan-kawan pegiat dan penikmat sastra. Buku ini memiliki ciri khas dan tentu jika melihat dari penulisnya, buku ini dilahirkan oleh penulis muda Bali yang punya potensi besar dan berbakat dalam menulis, I Putu Agus Phebi Rosadi. [T]

Tags: BukuCerpenkumpulan cerpenresensi buku
Previous Post

Tut… Tut… Tut… Tuhan

Next Post

Kebudayaan Keluarga Bali dalam “Antologi Cerpen Belog” Menurut Kacamata Pendatang

Gita Galih Gumalang

Gita Galih Gumalang

Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Udayana. Kerap aktif berproses sastra, musik, teater dengan berbagai kelompok pergaulan kreatif di Denpasar. Kini menjabat sebagai Ketua Teater Cakrawala, semacam kelompok sastra yang beranggotakan mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Unud.

Next Post
Kebudayaan Keluarga Bali dalam “Antologi Cerpen Belog” Menurut Kacamata Pendatang

Kebudayaan Keluarga Bali dalam "Antologi Cerpen Belog" Menurut Kacamata Pendatang

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co