11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

PETALA

Oka RusminibyOka Rusmini
September 16, 2019
inEsai
RIPUH
26
SHARES

Edisi 16/9/19

KOPLAK meringis sambil menatap wajahnya yang terlihat aneh karena rambut hitam yang tumbuh di atas kepalanya membuat Koplak merasa sangat bersalah pada waktu. Koplak merasa dia sedang memanipulasi waktu untuk tampil lebih wah. Dan terlihat trendi, kata Kemitir kalau dipotret biar terlihat lebih gaya dan instagramable. Istilah apa pula itu? Terus kalau sudah terlihat instagramable apa Koplak akan berjasa dan minimal bisa membantu orang-orang yang melihatnya jadi instagramable?

Koplak mengernyitkan alisnya, dan mengkerutkan dahinya. Terlihat jelas ada satu-dua alisnya yang sudah memutih. Rasanya nikmat melihat warna melihat beberapa kerut juga menegaskan bahwa dia sudah tidak muda lagi. Bukan seorang lelaki muda yang tidak jelas perasaannya. Koplak menggelengkan kepalanya ke kiri sambil menyatukan kedua alisnya. Terasa wajahnya telah banyak berubah.

Apakah setiap lipatan kerut yang mengulas wajahnya bisa bercerita mengurai lapis demi lapis masa lalunya? Teringat Ni Luh Wayan Langir, perempuan satu-satunya yang memahami seluruh perasaannya. Perempuan satu-satunya yang telah menyerahkan tubuhnya dengan kepercayaan yang penuh untuk Koplak. Perempuan yang mengorbankan hidupnya untuk hidup yang lebih baik. Hidup Kemitir, perempuan keras kepala dengan aturan-aturan yang membuat kepala Koplak berdenyut. Perempuan paling nyinyir dan banyak sekali bicaranya pokoknya jika Kemitir datang Koplak merasa sangat terjajah.

Koplak merasa tidak lagi memiliki kenikmatan-kenikmatan di rumah sendiri. Apakah Koplak salah? Apakah bibitnya yang salah?

Koplak melayangkan matanya ke depan Jendela, terlihat bunga mataharinya berayun-ayun cantik. Bukankah kata orang bibit yang baik akan menghasilkan tumbuhan yang baik? Koplak kembali mengeryitkan alis, aneh sekali alisnya sudah berwarna agak kelabu, tetapi rambutnya hitam pekat. Hitam yang sangat terang. Koplak selalu sulit berkomunikasi dengan bibitnya, si Kemitir. Langir tidak pernah macam-macam, Langir perempuan yang lebih banyak diam dan menyimak. Pekerjaan mengurus suami dan rumah selalu beres, hasilnya sangat memuaskan, masakannya juga enak.

“Kau dan Langir kawin kan baru beberapa tahun, belum genap jumlah jari tanganmu. Belum ada gesekan, belum ada kepandiran-kepandiran yang tidak masuk akal. Jika kau menikah dengan mengabungkan seluruh jari tangan dan kakimu baru tahu rasa kau!” Kata teman Koplak ketika dia bercerita tentang sulitnya menjadi orangtua yang beradaptasi dengan anak-anak muda.

“Bape jangan norak?” suatu hari Kemitir memiliki kosa kata yang aneh lagi. Norak? Memangnya sebagai ayahnya selama ini Koplak berlaku aneh-aneh? Sebgai Kades juga Koplak merasa Kades yang baik.

“Ah, kamu belum jadi Kades yang baik.” Sahut suara teman yang lain. Koplak mengernyitkan alis. Belum jadi Kades yang baik? Perasaan Koplak jadi tidak enak, apakah perjuangan selama ini tidak ada artinya? Jauh sebelum ada aturan dari pak Wali Kota, Koplak sudah melarang warga desa membuang sampah sembarangan. Sebaiknya buatlah lubang untuk sampah kering dan sampah basah. Botol plastik bisa ditimbang. Sampah rumah tangga yang basah bisa ditimbun dibuatkan lubang, itu kan baik untuk kesuburan tanah. Jika tanah subur tentu mudah untuk menanam segala macam. Tidak perlu takut kehabisan bahan makanan yang akan dimasak. Pohon pisang juga gampang tumbuh, daunnya bisa untuk tekor, tempat makan. Bisa juga untuk membungkus ini-itu. Lebih fresh dan sehat tidak juga mencemari lingkungan. Sehingga tidak mungkin warga desanya mengalami kejadian seperti yang didengar Koplak di TV.

Setelah menjalani perawatan di Puskesmas Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, 14 santriwati Pondok Pesantren Nurul Hikmah, Desa Pangadegan, yang diduga keracunan limbah B3 sebanyak 14 orang santri Pondok Pesantren Nurul Hikmah itu sebelumnya menjalani perawatan di Puskesmas setempat karena diduga keracunan limbah B3 sejak Rabu malam, 28 Agustus hingga Kamis malam 29 Agustus lalu. Mereka dilarikan ke Puskesmas karena mengeluh mual dan pusing setelah menghirup udara di sekitar.

Dari hasil pemeriksaan sementara tim, kata Hendra, disimpulkan rata-rata para santri baru masuk pesantren itu dan kebanyakan ada riwayat alergi serta menderita asma. Tim juga mendapat keterangan dari warga bahwa sebelumnya ada bau yang sangat menyengat tertiup angin dan kemungkinan sumber bau dari limbah pabrik yang dialirkan ke sungai. Saat dicek, sungai itu airnya hitam pekat berminyak seperti oli dan berbau menyengat.

Sementara air sungai di kampung Koplak masih berbau harum, warnanya juga bening. Ikan-ikan juga bebas bercengkrama sambil bersenggama untuk menaburkan telur-telur di seluruh lapisan air sungai.

“Kau itu harus jadi pemimpin yang menyuarakan suara rakyat. Suara rakyat itu harus kamu dengar, Koplak. Tanpa suara kami, memangnya bisa kamu jadi Kades? Setelah kami mendududukkan kamu di kursi Kades harusnya kamu merasa malu, minimal suara kita di dengarlah. Pemimpin itu wakil rakyat. Bukan menjelma jadi bangsawan yang harus disembah. Kursi yang kau dapatkan itu berasal dari suara kita. Jangan seperti pemimpin-pemimpin yang lain yang hanya kenal dan sok akrab dengan kita hanya pada saat pemilihan.”

Suara temannya itu membuat Koplak terdiam. Masih di depan cermin, Koplak melihat bagaimana hiruk-pikuknya rakyat memberi masukan kepada sang Pemimpin agar memilih ketua KPK yang benar-benar bersih, anehnya setelah diobrak-abrik kiri-kanan. Justru pemenangnya yang penuh catatan.

Koplak terdiam ketika beragam rusuh mengurai pikirannya. Apakah aku sudah menjadi pemimpin yang diinginkan rakyat desaku? Apakah aku sudah memenuhi beragam janji yang kuurai waktu kampaye? Apakah aku siap melayani para pemilih dan yang tidak memilih aku dengan keseriusan yang sama? Apakah aku hanya mendengarkan suara pemilihku saja? Karena kalau mendengarkan suara bukan pemilihku aku bisa stres? Koplak terdiam sambil mengusap alisnya yang kelabu. Juga mengusap kerut dikeningnya. Kenapa manusia suka sekali korupsi, termasuk takut menjadi tua dengan memoles diri. Apakah mereka sadar korupsi itu harus dikikis dulu dalam diri sebelum mengurainya untuk orang lain.

Koplak terdiam. Kemitir pasti akan berkata, “ oh, berarti menyemir rambut dan merwat diri itu korupsi, Bape?” Koplak mendelik. Merasa tersengat. [T]

Tags: daur ulang sampah plastikdesafilsafatfilsafat baliSampahsampah plastik
Previous Post

Porprov Bali 2019 di Pantai Kelecung: Ini Satu-Satunya Pertandingan Berlatar Sunset

Next Post

Antimadat, Penyelamatan Holistik

Oka Rusmini

Oka Rusmini

Ibu dari seorang anak lelaki. Yang mencoba memotret beragam kondisi sosial, budaya, dan politik di Indonesia dengan cara karikatural. Ala orang "Bali".

Next Post
Antimadat, Penyelamatan Holistik

Antimadat, Penyelamatan Holistik

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co