Sebuah petikan gitar mengawali alunan kalimat “can u see how’s beautiful u are, ….” dengan suara berat milik sosok bertopi yang duduk dengan sebuah gitar akustik di depan panel surya yang terpasang rapi di hadapan baliho yang berjejer. Sebuah ingatan akan perjumpaan pertama dengan lagu ini menyusup ke dalam telinga. Perpaduan suara berat dan petikan akustik membuat kata-kata yang diucapkan oleh Yogi seolah tidak ditujukan oleh mereka yang sedang duduk di hadapannya, melainkan untuk dirinya sendiri.
Pukulan Ajik pada kajonnya hadir setelah kalimat “… couse that’s how you look like”, disusul melodi Indra yang menyayat, Yogi melanjutkan alunan “For me more then you not heaving u in my live, I do my best to make u happy”.
Lantunan lirik sederhana tanpa kata-kata yang memungkinkan berbagai penafsiran, para pendengar tentu bisa dengan mudah menerima dan menterjemahkan lirik yang sedang didendangkan formasi yang menyebut diri mereka Istirahat Sejenak.
Suara berat Yogi membawa masuk lebih jauh, tempo yang pelan dan tentu saja melodi yang menggiring, menghanyutkan pada apa yang coba Yogi ungkapkan melalui rangkaian reff “I want to be with you when the sun rise up/ I want tobe with you when the sun goes down/ And I want to be with u all night long/Couse I want u to know I need u in my live”.
Ingatan menyaksikan penampilan mereka secara langsung di Pra Bali yang Binal 8 yang berlangsung di Taman Baca Kesiman hadir kembali melalui rekaman dokumentasi ala kadarnya yang diputar di PC, ingatan yang membawa getaran yang sama seperti hadir dan melihat mereka bermain secara langsung. Ingatan yang membawa sensasi kerinduan yang mendalam hadir dengan intensitas yang sama.
Kerinduan yang hadir akibat waktu dan ruang yang tak berpihak. Kerinduan yang terpendam dan tak mampu diobati dengan layanan telekomunikasi 4.0 yang katanya telah melampaui jarak dan waktu. Kerinduan yang kemudian semakin terekspresikan lewat permainan rima rap Ayi “Lady… Now I Should tell you that I was fallin at the first time, I rest my eyes on you…”. Ini menjelaskan bagaimana perasaaan sesuangguhnya yang bahkan tak sanggup diucapkan ketika kemudian pertemuan hadir untuk mejadi oase kerianduan yang harus dialami.
Istirahat Sejenakmerupaka band Lapas Narkotik Klas IIA Bangli. Para peronelnya merupakan warga binaan dari lapas yang berlokasi di Br. Buungan, Jl. Purasti, Tiga, Susut, Kabupaten Bangli.
Istirahat Sejenak digawangi oleh; Yogi pada Guitar Akustik dan vocal; Ayi sebagai rapper; Mahesa pada bass; Indra dengan melody Guitar; Adut pada perkusi dan Ajik pada kajon. Status yang disandang sebagai warga lapas tentu semakin menguatkan karakter lagu yang diberi judul Is Real.
Itu sebuah lagu yang mengungkapkan bagaimana perasaan mereka terhadap orang-orang yang mereka cintai dan mereka rindukan, sebuah ungkapan perasaan sederhana yang mereka utarakan lewat lagu yang baru bisa didengar ketika melihat penampilan panggung mereka secara langsung. Lagu yang membawa saya secara personal masuk kedalam kenyataan bahwasanya selalu ada saja perasaan yang tak bisa terucap, diasumsikan telah diwakilkan lewat tatapan mata yang beradu namun pada kenyataannya itu tak cukup, perasaan tersebut tetap saja mengganjal, bertemu dengan dominasi gengsi sifat maskulin dengan segala citra kuat dan perkasa yang sebenarnya menjadi boomerang basi sosok laki-laki itu sendiri.
Is Real tidak menghadirkan perasaan rindu tersebut dengan sajian cengeng, mereka menghadirkannya dengan tetap menjadi lelaki dan segala citra yang menempel pada lebel laki-laki tersebut, mengakuai bahwasannya lelaki tetap saja seperti halnya semua manusia, memiliki perasaan yang rapuh dan rentan. Sebuah peristiwa pada akhirnya akan hadir untuk membawa si lelaki dengan kelelakiannya terjerembab pada satu titik dimana dia akhirnya mengakuai bahwasannya sosok yang ada disebelahnya begitu berarti dan tak ada satu pun yang berhasil dilakukan selama ini bisa mewakili perasaan tersebut.
Menjadi warga binaan tentu bukan sebuah peristiwa yang diinginkan,direncanakan atau bahkan diimpikan, ada jalinan sebab akibat yang membuat para personel tersebut kemudia berada di titik sebagai warga binaan yang membuat mereka tidak lagi bisa bebas mengakses ruang, jarak dan waktu seleluasa kita. Titik yang membawa mereka pada kesadaran memaknai kerinduan lebih dari sekedar I mis U yang dikirimkan lewat pesan whatsap dengan emoticon kecupan dengan logo jantung yang memerah.
Mereka harus memendam kerinduan mereka, menyimpannya di balik ruang-ruang dingin kesendirian, kesunyian dan kemudian mereka tumpahkan dalam dalam lagu Is Real. Mendengarkan lagu ini mengantarkan ingatan pada sebuah quote lama “Engkau akan mengerti arti memiliki ketika Kehilangan” sebuah kutipan yang selama ini timbul tenggelam akibat serangkian persinggungan yang terjadi karena pertemuan-pertemuan baru.
Kutipan yang kemudian bisa diperdebatkan ketika tahu bahwasannya untuk memaknai kata memiliki tidak perlu sampai pada titik kehilangan, bahkan ketika seseorang terlempar pada titik paling nadir bisa memicu kesadaran sederhana untuk memaknai keberadaan seseorang, yang tertaut dengan kata memiliki. Keberadaan yang menjadi begitu berarti ketika tak bisa disentuh tetapi terasa begitu kuat kehadirannya.
“For me more then enough to having u in my life” apa yang lebih menguatkan selain perasaaan akan kehadiran seseorang disaat berada dititik paling rendah. Walau hanya berasal dari video penampilan yang diputar ulang, apa yang ingin disampaikan band Istirahat Sejenak melalui “Is Real” tetap bisa sampai, mengungkapkan bagaimana kerinduan akan seseorang yang selama ini telah hadir dan pemaknaan akan kehadiran yang hadir setelah kehadiran fisik tak lagi hadi seperti biasanya.
Is Realmemang belum beredar di pasaran, “tunggu saja, kawan-kawan sedang proses rekaman album di Rockness” bocoran dari Krisna, sosok yang menghadirkan Istirahat Sejenakmalam itu dan membuat Is Real melekat di kepala dengan mudah.
“Is Real” hanya sebuah lagu sederhana, dibawakan secara sederhana, untuk menyampaikan sebuah perasan yang tidak kalah sederhana namun sering kali menjadi begitu sulit diuangkapkan karena kesederhanaan tersebut. Kesederhanaan rasa yang sering kali luput dan takut untuk disampaikan dan sering kali kalah bersaing oleh gemerlap kerumitan yang lebih mundah dilontarkan. [T]