22 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Mahbub Djunaidi dan Orang-Orang di Kampung Saya

Jaswanto by Jaswanto
September 6, 2019
in Esai
42
SHARES

Tidak berlebihan saya pikir, jika seorang Gunawan Mohamad mengatakan begini tentang sosok Mahbub Djunaidi: “Saya punya kecemburuan pada Mahbub. Bagaimana dia bisa menulis hingga orang tertawa, padahal isinya cukup serius?” Atau Mbah Sujiwo Tejo: “Dia adalah salah satu guruku menulis”. KH. Said Aqil malah sampai berharap: “Harapan saya, generasi muda masa kini bisa meneladani dan mengambil manfaat dari pemikiran Mahbub Djunaidi.”

Begitupun dengan saya. Setelah membaca buku ‘Kolom demi Kolom’ dan ‘Asal Usul’-nya, saya mempunyai cita-cita untuk bisa menulis seperti Mahbub Djunaidi. Tetapi itu tidak mungkin. Mana mungkin saya mampu membikin kata-kata, kalimat-kalimat, dalam pelbagai perumpamaan yang tidak pernah membosankan karena selalu tak terduga.  Dan bagaimana bisa, saya mampu mengubah tragedi menjadi komedi seperti Mahbub. Saya juga tidak sanggup menjadi sosok yang tak silau dengan kekuasaan dan kekayaan, ketika kesempatan itu terbuka luas. Hanya Mahbub Djunaidi dan Lafran Pane saja yang sanggup. Lainnya masih pikir-pikir.

Tetapi tunggu dulu! Tentang mengubah tragedi menjadi komedi seperti Mahbub, mudah saja bagi orang-orang di kampung saya. Walaupun orang-orang di kampung saya selalu dikatai terbelakang, urakan, nakal, dll, tapi dalam hal menikmati hidup, mereka juaranya. Mengubah tragedi menjadi komedi itu, gampang saja.

Jika orang lain jungkir balik membaca buku ‘Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya’ untuk menyadari keindahan kehidupan secara sederhana, orang-orang di kampung saya ‘cincai-cincai’ saja untuk itu. Mudah saja bagi mereka untuk menikmati hidup.

Ah, yang benar saja, mana mungkin orang yang tidak pernah makan—jangankan makan, lihat saja tidak pernah—bangku sekolah tetapi bisa mengubah tragedi menjadi komedi seperti Mahbub. Omong kosong dari mana itu?!

Mau bukti? Oke. Begini. Hampir semua orang di kampung saya itu berprofesi sebagai petani, beberapa saja yang buruh tani. Artinya, hampir setiap orang punya lahan pertanian masing-masing. Tetapi, sekitar tahun 2000-an, beberapa hektar lahan pertanian itu sudah berpindah tangan menjadi milik PT. Semen Indonesia. Dan orang-orang di kampung saya santai-santai saja.

Mereka tidak pernah berpikir apa yang bakal terjadi jika tanah-tanah itu sudah ditambang—dan betapa bising dan ramainya suara truk yang hilir mudik ke sana ke mari untuk mengangkut tanah liat. Mereka juga tidak pernah punya pikiran untuk menjaga ekosistem alam tetap seimbang. Mungkin, mereka juga tidak memikirkan anak keturunannya akan bernasib seperti apa. Ada, si, beberapa orang yang sadar dan melakukan perlawan serta mencoba untuk mempertahankan tanahnya, tapi hanya sedikit, bagi korporat, itu gampang saja diatasi.

Tidak hanya itu. Orang-orang di kampung saya juga ayem-ayem saja, walaupun dalam kepungan kapitalisme, monopoli ekonomi, dan feodalisme. Dan bahkan tenang-tenang saja, memiliki birokrasi yang bobrok.

Bukankah ini tragedi sebenarnya? Bisa jadi, bagi kalangan akademisi, aktifis, dan orang yang selalu berpikiran gawat-gawat itu. Tetapi nyatanya, orang-orang di kampung saya cuek-cuek saja. Masih tetap ‘nyangkruk’ di warung kopi sambil ‘kebal-kebul’. Menaikkan satu kaki ke kursi layaknya orang mapan yang punya segudang uang—padahal sebaliknya, punya segudang utang.

Mereka tetap saja main judi ‘kupyuk’ (dadu), minum tuak sambil siul-siul dan nyanyi-nyanyi. Tawa mereka juga keras, terbahak-bahak untuk humor-humor yang receh. Sebagai petani, mereka tetap menanam, tidak berpikir untung-rugi. Mereka juga jarang sekali berharap kepada pemerintah. Hidup mereka seperti ringan sekali. Tidak terbebani oleh tragedi-tragedi itu. Iyalah, mau bagaimana lagi, toh ‘urip mung mampir ngombe’, kok, katanya. Komedi sekali, bukan.

Orang-orang di kampung saya itu, tidak punya pikiran macam-macam. Mereka beranggapan: “Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apa pun yang akan terjadi, pasti terjadi”. Itu saja. Jadi, tidak hanya Mahbub Djunaidi saja yang bisa mengubah tragedi menjadi komedi, orang-orang kampung saya juga bisa. Bedanya, Mahbub bisa memerdeka kan dirinya, orang-orang di kampung saya, membiarkan dirinya terjajah oleh raja-raja kecil di sana. Itu saja bedanya.[T]

(2019)

Tags: Budayakampungkampung halamanPolitiksosial
Jaswanto

Jaswanto

Kader HMI Cabang Singaraja, penulis novel Munajat Hati.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Hasil kreativitas anak-anak saat workshop di Taman Budaya Denpasar
Kilas

Melinting Kertas Bekas jadi Cindera Mata

  SEKELOMPOK anak-anak SD duduk melingkar di kalangan Angsoka, Taman Budaya, Denpasar, Rabu (18/10/2017). Mereka asyik melipat kertas koran bekas. ...

February 2, 2018
Foto: Mursal Buyung
Opini

Siap, Graaak! Lakukan Perubahan – Mahasiswa & Pemuda Jangan Apatis

“Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, Berilah aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia” ...

February 2, 2018
Esai

Rasisme, Emon dan Tertawalah Sebelum Dilarang

Di Facebook saya melihat sebuah video menggelitik. Wawancara petinju Muhammad Ali yang membahas soal rasialisme. Ali mempertanyakan tampilan seorang Yesus. ...

June 20, 2020
Esai

Ini Itu-Itu Ini

Hati-hati dengan pujian, karena pujian adalah jurus ampuh untuk menaklukkan. Begitu dipuji, engkau akan langsung takluk. Bukan oleh dia yang ...

September 24, 2019
Esai

Refleksi Tahun Baru: Jangan Sampai Hilang Arah dan Buta Arah

Dalam dunia bahasa yang standar dan normal, arah didefinisikan dengan jelas. Utara, Selatan, Timur, Barat, Timur Laut, Barat Laut, dan ...

December 29, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Foto : Dok. Pasemetonan Jegeg Bagus Tabanan
Acara

Lomba Tari Bali dan Lomba Busana | Festival Budaya XI Pasemetonan Jegeg Bagus Tabanan

by tatkala
January 20, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

KEMUNCULAN SERIRIT DALAM PETA BALI UTARA | Kilas Balik Kemunculan Desa-Desa Buleleng Barat

by Sugi Lanus
January 22, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1354) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (309) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In