“Masa muda hanyalah untuk sesaat saja, namun sesaat sepercik masa yang akan menyertaimu sepanjang masa” -Raisa M. Gorbachev-
____
Begitulah sesungguhnya masa muda, kehidupan kita di masa muda akan membentuk diri kita siapa dimasa tua. Pemuda sangat diperbolehkan sekali mengambil tongkat estafet, bersemangat tinggi untuk bisa ambil bagian dalam perjalan bangsa ini ke depan. Dalam proses pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, pemuda merupakan kekuatan dan agen perubahan sebagai perwujudan dari peran yang strategis dalam pembangunan nasional. Pemuda adalah aset bangsa yang tak ternilai harganya, ditangan pemudalah bangsa ini dipertaruhkan.
Seperti yang telah dikatakan oleh para pemikir dan orang bijaksana, bila kita ingin melihat kemajuan suatu bangsa maka lihatlah pemudanya. Di sinilah tidak jarang juga para tokoh nasional sering menggaungkan hebatnya peranan pemuda dalam membangun masyarakat dan bangsa. Ir. Soekarno sebagai founding father dan bapak proklamator sering kali mengobarkan semangatnya dengan berucap “Berikan aku 10 pemuda, maka akan ku guncangkan dunia ini”. Begitu hebatnya pandangan beliau tentang peranan pemuda dalam menggerakan dan mengawal berdirinya suatu kedaulatan bangsa. Kita perlu kembali lagi ke masa muda. Ketika itu kita hidup dengan penuh perasaan yang semangat dan menggebu-gebu oleh jiwa yang bersih tanpa intervensi apapun.
Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa. Lantas sekarang apa yang kita bisa lakukan dalam memenuhi peran tersebut? Jawabannya tak lain adalah dengan memperkaya diri kita dengan berbagai pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan, dan tak lupa untuk mempelajari berbagai kesalahan yang pernah terjadi di generasi-generasi sebelumnya.
Pemuda apalagi yang menjadi seorang mahasiswa adalah sosok agen perubahan yang benar-benar diharapkan. Tentunya perubahan yang sesuai dengan ideologi yang kita anut dan kita anggap benar. Perubahan merupakan sebuah perintah yang diberikan oleh Tuhan. Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan. Mahasiswa-mahasiswa yang telah sadar tersebut sudah seharusnya tidak lepas tangan begitu saja. Mereka tidak boleh membiarkan bangsa ini melakukan perubahan ke arah yang keliru. Merekalah yang seharusnya melakukan perubahan-perubahan tersebut.
Dalam melakukan perubahan haruslah dibuat metode yang tidak tergesa-gesa, dimulai dari ruang lingkup terkecil yaitu diri sendiri, lalu menyebar terus hingga akhirnya sampai ke ruang lingkup yang kita harapkan, yaitu bangsa ini. Jauhi diri Anda dari kebiasaan kelompok mahasiswa-mahasiswi kupu-kupu yang gemar kuliah pulang-kuliah pulang.Cobalah untuk tidak melewati hari-hari di kampus yang hanya full dengan tugas belajar secara teks books semata. Sebab suatu saat Anda akan tahu jawabannya bahwa di kehidupan nyata Anda tidak akan bisa membawa hapalan dari teks book itu saja.
Saya menyadari Anda sangat serius kuliah, mengerjakan semua yang diperintahkan setiap dosen, dengan harapan kuliah dapat selesai tepat waktu dan meraih prestasi akademik yang memuaskan. Anda tentu berharap nilai ini akan dapat digunakan menjadi pendongkrak untuk peningkatan karier Anda nantinya. Namun apakah Anda sadar sesungguhnya ada bagian yang hilang dari proses pencapaian harapan-harapan itu? Bahkan tempo hari sampai-sampai ada seorang mahasiswa yang gantung diri karena tertekan memikirkan kuliah. Bagaimana ini bisa terjadi? Betapa hebatnya luka batin dan pengaruh tekanan mental dapat mengakhiri nyawa seseorang.
Mari berpikir lagi, saat ini mahasiswa benar-benar diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia. Mahasiswa yang tangguh nantinya diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan.
Mahasiswa diharapkan untuk berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat. Mahasiswa adalah insan akademis yang harus selalu berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran. Mahasiswa harus memulainya dari hal tersebut, karena bila direnungkan kembali sifat nilai yang harus dijaga tersebut haruslah mutlak kebenarannya sehingga wajib untuk dijaga. Nilai yang harus dijaga adalah sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Nilai itu jelaslah bukan hasil dari gagasan yang pragmatis, namun nilai itu haruslah bersumber dari suatu yang benar.
Namun seiring berjalannya waktu, proses kehidupan telah mematahkan jiwa-jiwa itu. Berbagai permasalahan generasi muda kerap muncul pada saat ini. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya, tingginya angka putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai faktor yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa. Kurangnya lapangan kerja atau kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran, masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat pedesaan, meningkatnya kenakalan remaja dan termasuk penyalahgunaan narkotika kian marak menggerogoti masa depan pemuda kita.
Kebutuhan akan figur teladan bagi remaja sudah jauh dari nilai-nilai luhur yang seharusnya mereka contoh. Mereka hanya mendengar sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah. Sikap apatis merupakan kecenderungan yang sering dilakukan untuk menolak dan merespon sesuatu, serta pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam tindakan acuhnya akan apa yang terjadi di masyarakat.
Kecemasan dan kurangnya harga diri. Kata stress atau frustrasi semakin umum dipakai kalangan remaja masa kini. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk pelarian (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, dan lainnya). Ketidakmampuan untuk terlibat, kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola pikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari jalan pintas dengan menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik dalam ijazah. Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba dan akhirnya terus menerus terjadi tanpa ada akhir, dapatkah kita bayangkan apa yang akan terjadi pada kehidupan Anda? Kehidupan bangsa Anda? Kehidupan tanah air Anda bila ini terus terjadi?
Untuk meminimalisir masalah tersebut sesungguhnya Anda harus mampu mengubah paradigma Berpikir. Selain Anda harus belajar dengan tekun. Mahasiswa juga sebaiknya aktif dalam kegiatan organisasi. Organisasi merupakan sebuah sarana yang efektif dalam mengkader generasi penerus bangsa untuk ke depan. Mahasiswa harus meyakini bahwa kampus bukan saja tempat menimba ilmu yang tidak terbatas hanya kepada pelajaran semata. Beranilah tinggalkan zona nyaman. Hal ini memang sangat berlaku dalam seluruh aspek kehidupan dalam meraih sukses. Belajarlah untuk keluar dari zona nyaman Anda mulai saat ini, berusahalah untuk melakukan hal-hal hebat yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya.
Keputusan Anda dengan bergabung aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang bersifat intra ataupun ektsra akan memberikan dampak positif pada perubahan yang wawasan, cara berpikir, pengetahuan, kepemimpinan serta menajemen kepemimpinan yang notabene tidak diajarkan dalam kurikulum normatif Universitas. Namun dengan aktif dalam kegiatan organisasi lah ilmu-ilmu kehidupan yang lain dapat diperoleh.
Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktivitas organisasi mahasiswa adalah salah satu persoalan yang pertama-tama harus diluruskan. Adanya anggapan bahwa ber-organisasi berarti berdemonstrasi, atau berorganisasi khusunya di kampus tidak lebih dari sekadar membuang sebagian waktu, energi, ajang mencari kawan atau mencari jodoh merupakan bukti adanya kesalapahaman tentang presepsi sebagian mahasiswa tentang organisasi.
Sebenarnya organsiasi mahasiswa adalah wadah untuk terus meningkatan kualitas diri Anda. satu media yang dapat membentuk kematangan mahasiswa dalam hidup bermasyarakat. Melalui kegiatan organisasi mahasiswa akan senantiasa terus berinteraksi dan beraktualisasi, sehingga menjadi pribadi yang kreatif serta dinamis, dan lebih bijaksana dalam persoalan hidup yang mereka hadapi. Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan Negara.
Berkotor-kotorlah! “Kampus, Sekolah, Kantor Sektor Publik, Perusahaan besar, dan Perusahaan kecil merupakan organisasi. Jadi jika Anda sebagai mahasiswa sudah bisa mempersiapkan diri sejak awal, dan terbiasa dibanting sana-sini, terbiasa belajar dimana-mana, berkeringat-keringat pada kegiatan BEM, OSIS, UKM, PRAMUKA, PMR, dan lain-lain. Maka, Anda akan lebih mudah beradaptasi dalam institusi itu di kemudian hari. Tindakan Anda hampir sama dengan akumulasi SKS selama 5 semester. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar saja, mahasiswa itu bukan lagi seperti burung beo, mahasiswa itu perlu kembali lagi memahami peran mendasarnya sebagai mahasiswa. Mahasiswa harus memiliki karakter dan mental yang kuat. [T]