Patut berbangga kita. Dua perupa Indonesia masuk dalam pameran di Beijing, Tiongkok. Pande Nyoman Alit Wijaya Suta dan Antonius Kho adalah dua perupa asal Bali lolos kurasi untuk mengikuti Beijing International Art Biennale 2019.
Dua perupa tersebut, masing-masing menampilkan satu karya dalam pameran yang berlangsung dari tanggal 30 Agustus hingga 23 September. Dari enam ratus perupa dari belahan dunia digelar di Museum Seni Nasional Cina, Beijing, mengusung tema “Dunia yang Penuh Warna dan Masa Depan Bersama”.
Dalam perhelatan seni internasional, Binale Beijing mempromosikan keharmonisan global dan menghormati keragaman budaya internasional melalui dialektika yang setara antara budaya timur dan barat. Binale ini telah dirintis sejak tahun 2003, dan tahun ini adalah binale yang kedelapan.
Tidak hanya sekali ini karya kedua pelukis itu lolos kurasi Binale Beijing. Karya Wijaya Suta pernah lolos kurasi pada tahun 2015 dan karya Antonius Kho pada tahun 2010.
Wijaya Suta adalah perupa kelahiran Denpasar, 29 Agustus 1984. Dia menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Yogyakarta. Sejak 2008 aktif dalam banyak pameran bersama, antara lain “Merdeka dalam Ekspresi” di Taman Budaya Bali (2019), “Nitibumi” di Bentara Budaya Bali (2016), Beijing International Art Biennale, China (2015), “Colek Pamor” di Museum Arma, Ubud (2014). Dia (Wijaya Suta, Red) tergabung dalam Komunitas Militant Arts.
Karya-karya Wijaya Suta cenderung mengeksplorasi seni figurati dan dekoratif tribalisme menjadi suguhan visual yang unik. Setiap detail karyanya dibangun dari simbol-simbol arkaik yang ditata sedemikian rupa menjadi satu kesatuan yang utuh.
Pada Binale Beijing kali ini, Wijaya Suta menampilkan karya berjudul “Sweet Dream” (150 x 180 cm, akrilik di kanvas, 2019). Karya itu mengungkapkan renungan tentang makna kebahagiaan. Dia menjelaskan kebahagiaan tidak bisa diukur dengan kekayaan. Kebahagian sangatlah sederhana ketika manusia mampu tersenyum dalam menghadapi berbagai masalah. Dan, bermimpi yang indah akan membuat dunia ini penuh warna. Bermimpi dalam hal ini adalah bermimpi saat terjaga ketika menjalani kehidupan ini.
Sementara Antonius Kho adalah perupa kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 1958. Ia menempuh pendidikan seni di Academy of Fine Art, Cologne, Jerman dan memilih Bali sebagai tempat tinggal. Antonius banyak terlibat berbagai pameran baik secara bersama maupun tunggal dan luar negeri. Pameran tunggalnya, antara lain “Faces in Memory” di Jerman (2019), “Sweet Memories” di Shanghai, Cina (2018), “Remembering 1” di Koi Gallery, Jakarta (2017), “The Face – Small but Solid” di Ho Chi Minh, Vietnam.
Karya-karya Antonius Kho cenderung memadukan corak figuratif dengan seni ornamen dan menggunakan media campuran. Dalam ajang binale ini, Antonius Kho menampilkan karya berjudul “Jari Menari” (104 x 94 cm, mixed media on canvas, 2019). Karya itu mengisahkan figur-figur yang bergerak lincah dalam sebuah tarian mengikuti irama musik yang dinamis. Figur-figur yang menari itu sesungguhnya menebarkan pesan-pesan perdamaian dalam rangkuman keindahan seni. [T] [*]