11 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Bukan Tubuh Super, Namun Seimbang

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
July 17, 2019
in Esai
36
SHARES

“Di balik setiap kehormatan mengintip kebinasaan. Di balik hidup adalah maut. Di balik persatuan adalah perpecahan. Di balik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah. Jangan terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya.” –Pramoedya Ananta Toer

____

Sore itu seorang wanita muda diantar oleh kedua orang tuanya berobat ke praktek saya. Rambutnya rontok dan muncul bercak kemerahan di kedua pipinya. Ia pun merasakan gejala demam yang sudah lama disertai penurunan berat badan. Kalangan dokter sering kali kebingungan menemukan diagnosis penyakit dengan gejala sumir yang tak khas ini.

Seorang guru besar di bidang penyakit rematologi bahkan sering mengatakan, “Jika kita menghadapi gejala dan tanda yang membingungkan pada seorang pasien wanita muda, pikirkanlah kemungkinan suatu penyakit lupus”.

Penyakit inilah yang kemudian saya duga diderita oleh pasien wanita muda itu. Ada sejumlah pemeriksaan yang kemudian saya rencanakan untuk menunjang diagnosis yang saya sangkakan tersebut.

Selain gejala-gejalanya yang membingungkan, penyebab penyakit lupus itupun boleh dikatakan cukup aneh. Kenapa saya sebut aneh? Karena ia disebabkan justru akibat kekebalan tubuh (antibodi) pasien itu sendiri. Oleh karenanya disebut sebagai penyakit autoimun yang dapat diartikan secara lugas sebagai penyakit akibat kekebalan tubuh yang berlebih atau akibat antibodi yang tak semestinya.

Jadi, walau itu adalah sebuah kekebalan, namun bila berlebihan, ia dapat menjadi bumerang pembawa petaka. Maka kita sebetulnya tak butuh tubuh yang super untuk hidup sehat, namun tubuh yang seimbanglah niscaya dapat menjaga kelestariannya. Entah itu tubuh fisik, mental juga tubuh sosial kita.

Tubuh kita sebetulnya sebuah entitas fisiologis yang sedemikian cerdas. Akan fenomena ini saya sudah pernah membahasnya dalam tulisan berjudul Belajar Dari Tubuh.

Ada berbagai hal-hal sederhana yang dapat kita amati sebagai kecerdasan tubuh kita. Denyut jantung dan pernafasan yang meningkat frekuensinya saat beraktifitas fisik untuk mengimbangi kebutuhan oksigen jaringan tubuh. Atau respon muntah juga diare saat makanan yang kita konsumsi telah mengandung kontaminan mikroorganisme patogen atau produknya (toksin). Bahkan reaksi sederhana tubuh kita yang menggigil saat kedinginan untuk menghasilkan panas. Juga sensasi nyeri yang kita benci sekalipun, sesungguhnya adalah pelindung tubuh kita dari risiko cedera dan trauma fisik lebih berat.

Ingat, bukankah kita kaget dan sekonyong-konyong menarik kaki kita yang tak sengaja menginjak duri? Ya, tentu itu akibat rangsang nyeri yang kita rasakan telah menimbulkan refleks yang menjauhkan kaki kita dari sumber nyeri tersebut. Itu berguna untuk mencegah cedera yang lebih parah.

Maka rasa nyeri itu bagian penting dalam hidup kita, entah secara harfiah maupun filosofis. Akan makna filosofis gagasan ini pun secara khusus saya telah tulis dalam artikel berjudul Tubuh Kita Butuh Stres. Kehilangan sensasi nyeri akibat gangguan saraf tepi (neuropati perifer) yang umum terjadi pada penderita diabetes, menyebabkan kaki pasien diabetes tanpa disadari sering mengalami luka atau cedera.

Itulah kenapa salah satu saran untuk pasien diabetes adalah selalu melindungi kakinya dari luka (diabetic foot) dengan selalu memakai alas kaki baik di dalam maupun di luar rumah. Sebaliknya tubuh yang terlampau reaktif terhadap rangsang dari luar (hipersensitif) pun dapat menimbulkan keadaan yang mengganggu.

Betul misalnya saluran nafas kita mesti menolak debu yang berlebih untuk melindungi peparu dari peradangan. Namun jika sedikit saja debu membuat seseorang lalu bereaksi bersin-bersin berlebihan hingga saluran nafasnya mengkerut terlampau sempit, itu justru akan menciptakan satu penyakit yang disebut serangan asma. Jelas sudah keseimbangan itu harus eksis untuk manusia tetap sehat.

Kehidupan ini seimbang, Tuan.
Barangsiapa hanya memandang keceriaan saja,
dia orang gila.
Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja,
dia sakit.

Kehidupan lebih nyata
daripada pendapat siapa pun
tentang kenyataan.

Penulis besar Pramoedya Ananta Toer, dengan begitu gagahnya mengemukakan isi pikirannya tentang keseimbangan hidup dalam bukunya yang masyur, Anak Semua Bangsa. Ia menekankan pada kehidupan sosial tubuh kita, pikiran, sikap dan kerja tangan.

Pram, meski ia orang jenius dan sangat teliti yang punya data sedemikian kuat untuk tulisan-tulisannya namun mungkin tak begitu dalam di bidang medis. Yang ingin saya sampaikan adalah, ada nilai-nilai yang sedemikian konsisten dan esensial terkait gagasan tentang keseimbangan baik dari sudut pandang sastra maupun sains terutama fisiologi.

Kita pun berharap terbawa keseimbangan alami dalam tubuh kita, namun kalaupun itu tak cukup, kita pun masih diberikan kesempatan untuk menemukannya.   [T]

Tags: dokterkesehatanpenyakitPramudya Ananta ToerTubuh
Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Ilustrasi tatkala.co
Esai

Kesantunan Digital

Masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahtamahan penduduknya. Keramahtamahan tersebut tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan selalu ramah dengan pendatang. Itu menjadi ciri ...

March 16, 2021
Tini Wahyuni
Persona

Revolusi Seorang INTJ di Panggung Teater — Catatan Jelang Pentas Tini Wahyuni di 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah

SULIT menjelaskan seorang Ibu Tini Wahyuni dalam satu kata. Dia adalah seniman, dokter, pemikir dan penyendiri. Awalnya saya mengenal Ibu ...

November 17, 2018
Ilustrasi Juli Sastrawan
Esai

Buku Harian Fans Bali United dari Bali Utara

Dear Diary, Rasanya sudah lama aku nggak pernah cerita-cerita lagi soal sepakbola. Apalagi soal klub-klub sepakbola profesional. Aku ngerasa hal ...

March 1, 2018
Foto: Ray
Opini

Idealisme, Politik dan Lain-lain – Obrolan Mewah di Warung Desa

BERBICARA sebagai orang awam, sembari turut menilai fenomena dan paradigma tentang berbagai hal yang terjadi di masyarakat, tentu dengan guyonan ...

February 2, 2018
Ida Bagus Sena [lukisan by Vincent Chandra]
Esai

Gurat Memoar | “Aon” dan Kesemestaan Ida Ketut Bagus Sena

Salah satu di antara sedikitnya seniman muda Bali yang masih memegang erat pakem tradisi seni lukis itu adalah Ida Bagus ...

February 20, 2021

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In